Notification

×

Iklan

Iklan

Si Roco , Jejak Peninggalan Buddha Di Dharmasraya

18 September 2018 | 08.49 WIB Last Updated 2018-09-18T01:49:18Z
Si Roco , Arca Bhirawa yang ditemukan di Dharmasraya ( foto : BPCB)

Pasbana.com --  Si Roco adalah sebutan untuk sebuah Arca Bhairawa yang  ditemukan di Dharmasraya. Arca Bhairawa adalah patung batu raksasa dan kini menjadi salah satu koleksi pameran utama di Museum Nasional Indonesia. Arca ini menggambarkan " Bhairawa", suatu dewa-raksasa dalam aliran sinkretisme Tantrayana,  yaitu pengejawantahan Siwa  sekaligus Buddha sebagai raksasa yang menakutkan.

Arca ini dikaitkan sebagai perwujudan Raja Adityawarman karena ia adalah penganut Buddha aliran Tantrayana Kalachakra.

Patung batu raksasa ini berukuran tinggi 4,41 meter dan berat 4 ton dan terbuat dari batu andesit. Arca Bhairawa ini memiliki dua tangan, tangan kiri memegang mangkuk dari tengkorak manusia berisi darah manusia dan tangan kanan membawa pisau belati. 

Penggambaran Bhairawa membawa pisau konon untuk menunjukkan upacara ritual Matsya atau Mamsa. Membawa mangkuk itu untuk menampung darah dalam upacara meminum darah.

Bhairawa merupakan dewa Siwa dalam salah satu aspek perwujudannya. Bhairawa berkategori ugra (ganas) dan digambarkan bersifat kejam, berwujud mengerikan, memiliki taring, dan bertubuh sangat besar seperti raksasa. 

Rambutnya disanggul besar ke atas menyerupai bola, tetapi ditengahnya terdapat arca Buddha Amitabha, laksana atau atribut seperti ini merupakan atribut bodhisattwa Awalokiteswara , hal ini menggambarkan aspek sinkretisme Tantrayana yang memadukan unsur Hindu dan Buddha. 

Bhairawa mengenakan perhiasan yang raya berupa mahkota dan kalung, sementara kelat bahu, gelang tangan dan gelang kakinya berupa belitan ular, sedangkan ikat pinggangnya berukir kepala kala.

Bhairawa ini digambarkan tengah menginjak orang cebol yang tengah terlentang dan berdiri di atas lapik delapan tengkorak berjajar yang menggambarkan lapangan mayat.

Arca raksasa ini aslinya terletak di bukit di tengah persawahan di kompleks percandian Padang Roco, Dharmasraya- Sumatera Barat menghadap ke arah timur dan dibawahnya mengalir sungai Batanghari.  

Dululu, di tempat strategis itu Bhairawa dengan gagah berdiri memandang ke arah Sungai Batanghari, sehingga siapa pun yang melewati sungai tersebut akan mudah melihatnya. 


Dikatakan strategis karena Padang Roco merupakan gerbang masuk melalui Batanghari menuju pusat pemerintahan Kerajaan Malayu di Sumatera Barat, dan arca raksasa ini berfungsi sebagai markah tanah.

Arca raksasa ini sempat roboh dan terkubur tanah, hanya satu sisi bagian lapik (alas) yang menyembul ke permukaan tanah. Penduduk setempat yang tidak menyadari keberadaan arca itu menjadikan batu itu sebagai batu pengasah parang dan membuat lubang lumpang batu sebagai lesung untuk menumbuk padi. 

Hingga kini pun bekas lubang itu dapat ditemukan pada sisi landasan arca ini. Patung yang dikaitkan dengan perwujudan Raja Adityawarman .


Adityawarman dinggambarkan sebagai Buddha Bhairawa, salah satu bentuk emanasi demonis dari Mañjushrī dalam tradisi Vajrayana.

Arca setinggi 4,41 meter dengan berat kurang lebih 4 ton ini ditemukan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1935 di tepian Sungai Batanghari. Penempatannya di tepian sungai dan dengan wujudnya yang demonis, mungkin sekali dimaksudkan sebagai peringatan bagi musuh untuk tidak mendekati Kerajaan Sriwijaya. Dan akhirnya arca tersebut diangkut oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1935 ke Kebun Margasatwa Bukittinggi. Lalu pada tahun 1937 arca ini diboyong ke Museum Nasional di Batavia dan menghuni Museum Nasional hingga kini.

Banyak dari kita pernah berkunjung ke Museum Nasional bukan ? Nah, salah satu masterpiece yang dipajang di Gedung Arca adalah arca Bhairawa yang ditemukan di Padangroco, Sumatera Barat ini.

Seperti warga di sekitar penemuannya, kamu bisa memanggil arca ini dengan nama Si Roco.

Yuk kunjungi dan lestarikan Si Roco!

Sumber : Wikipedia
×
Kaba Nan Baru Update