Notification

×

Iklan

Iklan

NURHAYATI SUBAKAT, SAUDAGAR SUKSES [ASLI] PADANG PANJANG

13 April 2017 | 15.17 WIB Last Updated 2017-04-13T08:20:24Z

Pasbana.com --  Nurhayati Subakat lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat, 27 Juli 1950 , 66 tahun yang lalu di Kelurahan Balai-balai. Beliau adalah seorang pengusaha kosmetik asal Padang Panjang asli . Dia merupakan pendiri PT Pusaka Tradisi Ibu yang kini telah berubah menjadi PT Paragon Technology and Innovation, yang mengelola merek kosmetik Wardah, Make Over, dan perawatan rambut Putri dan IX.

Nurhayati merupakan putri kedua dari delapan bersaudara yang berasal dari Minangkabau. Ia menghabiskan masa kecilnya di kota kelahiran, Padang Panjang. Seusai menamatkan sekolah Diniyyah Puteri, ia kemudian pindah ke Padang. Disini, sambil bersekolah ia juga membantu usaha orang tuanya.Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya di Jurusan Farmasi, Institut Teknologi Bandung.

Nurhayati memulai kariernya sebagai apoteker di Rumah Sakit Umum Padang. Kemudian ia pindah ke Jakarta dan bekerja di perusahaan kosmetik Wella, sebagai staf quality control.Dari sinilah ia mencoba berinsiatif untuk berbisnis sendiri. Pada tahun 1985, ia memulai usahanya dari industri rumahan dengan memproduksi sampo bermerek Putri. Sukses membesut produk pertama, ia mendirikan pabrik di Cibodas dan Tangerang. Selain sampo, kini produk-produknya juga mencakup perawatan kulit, dan perlengkapan make-up.

Pebisnis Yang Bekerja Dengan Filosofi 

Nurhayati Subakat , Direktur Utama PT Paragon Technology & Innovation, sebuah perusahaan kosmetik dengan produk andalannya Wardah, mengungkapkan kesuksesan yang dicapainya selama ini diperoleh dengan cara yang sangat sederhana. Dalam menjalani bisnis di bidang kosmetik dan produk kecantikan lainnya, Nurhayati mengaku hanya bermodalkan duit. 

Jangan salah sangka dahulu, duit yang dimaksud disini adalah singkatan daria Doa, Usaha Ikhtiar, dan Tawakal. 

"Cuma empat kata itu aja," ungkap Nurhayati saat ditanya tentang makna DUIT.

Tak hanya DUIT, Wanita pengusaha berusia 63 tahun ini mengaku memiliki pegangan lain dalam menjalankan bisnisnya. Sudah malang melintang hampir 29 tahun di dunia bisnis kecantikan ini, Nurhayati mengaku menjalankan bisnisnya lewat pedoman usaha 5P.

"Kalau untuk bisnis ya pegangan saya cuma 5P. Kalau orang lain kan biasanya cuma 4P. Nah 5P itu,  Price, Product, Promotion, Place dan Pertolongan dari Allah," ujar Nurhayati yang memulai bisnisnya dengan menjual sampo hasil racikannya ke warung dekat rumah.

Bagi Nurhayati, seorang pebisnis tidak bisa hanya memikirkan dirinya sendiri. Kelancaran dalam berbisnis justru bisa diperoleh saat si pemilik usaha memikirkan orang lain di sekitarnya. Wanita yang juga mengawali usahanya dengan berjualan dari pintu ke pintu ini mengaku sempat muncul keinginan menghentikan bisnisnya saat musibah kebakaran menimpa tempat usahanya. 

Niat itupun akhirnya diurungkan karena Nurhayati masih memikirkan nasib 20 karyawan yang menggantungkan hidup padanya.

"Kalau kita berbisnis sambil memikirkan orang lain, seperti nasib karyawan misalnya, itu selalu saja ada pertolongan. Saya juga dulu pikir bagaimana membuat anak-anak saya bisa memiliki lebih dari apa yang saya capai dari sekarang. Jadi ya kita harus memikirkan orang lain jugalah," paparnya.

Dengan modal DUIT dan 5P yang dijalankannya secara konsisten, bisnis produk kecantikan Nurhayati kini telah dilimpahknya seluruhnya kepada anak-anaknya. 

Meski telah menggapai sukses di dalam negeri, Nurhayati masih memendam tekad untuk memboyong produknya ke pasar internasional dan bersaing dengan produk komestik dari luar.

Pebisnis Yang  Bermental Tangguh

Awalnya, sebut Nurhayati, bisnis tersebut hanya bisnis rumahan biasa. Dengan target konsumen muslimah, Wardah membawa label halal pada brand-nya. Ketika itu produknya hanya ditawarkan dari pintu ke pintu (door to door) dan dari salon ke salon. 

Kesulitan terbesar menurutnya adalah mendapatkan kepercayaan terhadap produk kosmetik rumahan baru dengan label halal tersebut yang dia bawa. Namun perlahan, dengan kerja kerasnya, bisnis tersebut mampu mendapatkan kepercayaan dari konsumennya. 

Nurhayati terus mengembangkan sayap usahanya ke berbagai tempat yang memiliki potensi usaha. Namun, saat usahanya berkembang, Nurhayati mendapatkan cobaan yang tidak ringan, tempat usahanya mengalami musibah kebakaran. Musibah tersebut sempat membuat wanita berdarah minang tersebut ingin berhenti menjadi pengusaha. 

Tetapi mental seorang pengusaha bermain disini. Dia menyadari jika dia berhenti, maka karyawannya akan kehilangan mata pencaharian untuk keluarganya. Atas dasar tanggung jawab terhadap karyawannya, dia putuskan untuk kembali memulai dari awal bisnisnya yang sempat bangkrut tersebut. 

Kebangkitan bisnis Nurhayati, dimulai melalui relasi-relasinya. Bisnis wanita berhijab tersebut merangkak naik dan makin besar. Produk-produknya semakin dipercayai konsumen dan jangkauan wilayah produknya pun semakin luas. 

Saat ini, PTI memiliki dua pabrik yang berlokasi di Cibodas dan Tangerang dengan daerah operasional mencapai 30 daerah dengan 4.500 karyawan diseluruh Indonesia. Bahkan saat ini produk-produk PTI sudah masuk ke berbagai negara Asia Tenggara seperti Malaysia. 

Keberhasilan Nurhayati, mengembangkan bisnis kosmetik halalnya, ternyata membuat para CEO kosmetik dunia penasaran dengan strategi bisnis produk Wardah. Nurhayati bercerita, ketertarikan CEO kosmetik dunia tersebut nampak saat dia menghadiri sebuah acara di Eropa. 

Saat itu menurutnya, dia sampai dikejar-kejar oleh orang yang ingin menanyakan strategi bisnis Wardah. Dia baru menyadari setelah itu, ternyata yang bertanya tersebut adalah CEO kosmetik dunia. 

"Kami dikejar-kejar CEO perusahan kosmetik dunia. Mereka tanya apa yang membuat Wardah bisa seperti ini, lalu saya jawab ini karena pertolongan Allah," ucapnya yang kemudian disambut tepuk tangan para peserta seminar. ( IYG)


Diolah dari Sumber :
- Wikipedia 
- Liputan 6
- kompas


×
Kaba Nan Baru Update