Notification

×

Iklan

Iklan

MASYARAKAT PADATI LUBUAK MATO KUCIANG JALANI TRADISI BALIMAU

26 Mei 2017 | 16.20 WIB Last Updated 2017-05-26T11:15:10Z

Padangpanjang – Balimau, tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang berkembang dikalangan masyarakat Minangkabau, yang biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian.

Balimau diartikan membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan Ramadhan, sesuai dengan ajaran agama Islam, yaitu menyucikan diri sebelum menjalankan ibadah puasa. Secara lahir, mensucikan diri adalah mandi yang bersih.

Zaman dahulu tidak setiap orang bisa mandi dengan bersih, baik karena tidak ada sabun, wilayah yang kekurangan air, atau bahkan sibuk bekerja maupun sebab yang lain. Saat itu pengganti sabun dibeberapa wilayah di Minangkabau adalah limau (jeruk nipis), karena sifatnya yang melarutkan minyak atau keringat di badan.


Hingga saat ini, tradisi balimau menjadi agenda rutin saat memasuki bulan ramadhan, seperti halnya di Padangpanjang, satu hari menjelang puasa tempat Pemandian Lubuak Mato Kuciang dipadati ratusan masyarakat yang datang dari berbagai wilayah, yang akan menjalankan tradisi balimau.

Salah satu pengunjung dari Kayu Tanam, Nova dengan 2 orang anaknya, saat diwawancara kru Pasbana.com, Jumat (26/5), mengatakan telah datang sejak pukul 14.00 wib untuk membawa anak-anaknya pergi balimau.

“Kalau belum pergi balimau, saat hendak melakukan ibadah puasa, seperti ada yang kurang, dan balimau menurut saya untuk membersihkan diri, dan menyucikan jiwa raga agar siap menjalankan ibadah dibulan Ramadhan,” terang Nova.

Ia juga mengatakan, sangat menikmati balimau di lokasi tersebut, karena udara yang sejuk dan airnya yang jernih, membuat diri seakan memang benar-benar bersih menyambut bulan Ramadhan. 

Namun, untuk saat ini tidak banyak didapatkan orang yang balimau menggunakan jeruk nipis untuk membersihkan diri, kini masyarakat mengganti dengan menggunakan sabun mandi.
(Ade)


×
Kaba Nan Baru Update