By Satria Asmal
(Trainer SPECTA dan Guru)
PASBANA.com -- Proses pembelajaran di kelas dikendalikan oleh guru. Maka seorang guru memiliki tanggung jawab dalam menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas. Hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah mengenali dan memahami gaya belajar seluruh siswa yang diampunya.
Maka jurus berikutnya mengajar ala trainer adalah;
D. Kenali model VAK ( Visual,Audio,Kinestetik)
Model pembelajaran VAK ditetapkan berdasarkan gaya belajar siswa yang berbeda-beda . Maka diperlukan model pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar masing masing.
Model VAK merupakan metode dengan menggunakan tiga macam sensori dalam menerima informasi yaitu Visual (apa yang dapat dilihat atau diamati), Auditori (apa yang dapat didengar), dan kinestetik (apa yang dapat digerakkan atau dilakukan).
1). Gaya Visual (29%)
Metode belajar dengan gaya visual ini murid mengandalkan indra penglihatan. Mereka cendrung memahami materi pelajaran dengan mengambar,mencatat, tabel, diagram, grafik dan lain-lain.
Gaya belajar seperti berperan 29% dalam proses keberhasilan belajar.
Mengenali siswa dengan gaya visual ini adalah:
a. mereka bicara dengan cepat dan lirikan mata keatas.
b. cenderung duduk di depan untuk melihat dengan jelas bahasa tubuh dan ekspresi gurunya.
c. Rapi dan teratur.
d. Lebih mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar.
e. Teliti dan detail.
f. Biasanya tidak terganggu dengan keributan.
Bagi mereka yang memiliki gaya visual ini, guru bisa membantu mereka dengan intonasi suara, catatan dan bahasa tubuh yang jelas. Karena mereka fokus pada apa yang dilihat. Siapkan makalahnya atau suruh mereka mencatat apa yang kita jelaskan. Lalu latihlah mereka belajar dengan menggunakan mind maping.
2). Gaya Auditori (34%)
Tipe pelajar dengan gaya auditori ini belajar dengan mendengar, menyimak, bicara, presentasi dan lain-lain. Gaya belajar seperti ini memiliki pengaruh 34% dalam proses keberhasilan belajar.
Siswa dengan gaya belajar auditori memiliki ciri ciri sebagai berikut:
a. Berbicara pada diri sendiri ketika belajar.
b. Mudah terganggu oleh keributan
c. Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan ketika membaca
d. Senang membaca keras dan mendengarkan
e. Dapat mengulangi kembali nada, irama, dan warna suara.
f. Merasa kesulitan dalam menulis tapi hebat dalam bercerita
g. Lebih suka gurauan lisan dari pada membaca buku cerita.
Dalam menghadapi anak dengan tipe belajar seperti ini, ulang-ulang pelajaran dengan suara keras. Banyak lakukan interaksi dengan mengajukan pertanyaan dan menyuruh presentasi. Maka murid dengan tipe auditori akan mudah memahami.
3). Gaya Kinestetik (37%)
Gaya kinestetik belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Bagi siswa kinestetik belajar itu harus banyak bergerak, menyentuh, melakukan, dan mengalami langsung. Gaya belajar ini berperan 37% dalam proses keberhsilan pembelajaranya.
Jika kita ingin mengenali tipe murid kinestetik ini adalah :
1. Berbicara dengan perlahan
2. Menanggapi perhatian fisik
3. Menyentuh orang lain untuk dapat perhatian mereka
4. Berdiri dekat ketika bicara dengan orang lain.
5. Selalu berorientasi pada fisik
6. Belajar melalui manipulasi dan praktek
7. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
8. Menggunakan jari ketika membaca sebagai penunjuk
9. BAnyak menggunakan isyarat tubuh
10. Tidak dapat duduk diam dalam waktu lama.
Diskusi kelompok, simulasi, presentasi sangatlah efektif untuk tipe belajar seperti ini.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka disini lah guru dituntut untuk kreatif dan inovatif memadukan semua tipe belajar tersebut. Dan penerapannya tentu dengan proposional.
Selain itu seorang guru mesti memahami prinsip model pembelajaran VAK yaitu ;
I. Pembelajaran VAK itu melibatkan seluruh fikiran dan tubuh
II. Belajar itu berkreasi tidak mengkonsumsi
III. Sinergikan gaya belajar
IV. Lakukan simultan
V. Lakukan umpan balik
VI. Maksimalkan bahasa tubuh
VII. Ice breaking dan anchouring.
Ketika kita mampu memahami prinsip VAK tersebut maka akan terasa proses belajar itu menyenangkan.
Metode VAK ini jika dilakukan dengan tepat membuat pembelajaran jadi efektif, melejitkan seluruh potensi siswa, merasakan pengalaman langsung, dan merangsang proses accelerated learning atau percepatan pembelajaran pada siswa.
Berikutnya "Mengajar Ala Trainer" (Bagian VI). Tunggu kelanjutannya!