Padang -- Masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan dan Agam merupakan pasien terbanyak mengidap penyakit jantung koroner (PJK) di Sumatera Barat . Demikian informasi yang disampaikan Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia wilayah Sumbar, dr. Muhammad Fadil.
“Dari 19 kabupaten/ kota di Sumbar, prevalansi pasien dengan penyakit jantung koroner di Pesisir Selatan sebanyak 32,2 persen dan di Agam terdapat sekitar 32,6 persen pasien,” ujar Fadil saat launching Indonesian ST-Elavation Myocardial Infaction (iSTEMI) Cabang Sumbar di Hotel Mercure, Padang, seperti dilansir covesia.com , Minggu (6/5/2018).
Kata Fadil, dari data RSUP M. Djamil Padang selama tahun 2017 tercatat sebanyak 881 kasus pengurangan aliran darah ke jantung secara mendadak yang disebut dengan Sindrom Koroner Akut (SKA).
“Sebanyak 440 kasus Sindrom Koroner Akut merupakan gejala ST Elevasi Miokard Infark (STEMI), selanjutnya 170 kasus merupakan gejala Nstemi dan yang terakhir adalah gejala Unstable Angina Pectoris (UAP) sebanyak 271 kasus, oleh sebab itu masyarakat harus mengetahui gejala-gejala awal dari penyakit jantung tersebut, selain itu dari data tahun 2013 jumlah prevelansi penyakit jantung koroner (PJK) di Sumatera Barat lebih tinggi dibandingkan dengan angka prevelansi PJK secara Nasional,” ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Provinsi Sumatera Barat, Irwan Prayitno menyebutkan dengan adanya iSTEMI yang merupakan sistem jaringan terintegrasi yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien dengan STEMI di Indonesia bisa menambah wawasan masyarakat terhadap gejala dan cara dini mengatasi penyakit jantung koroner di Sumbar.
“Jika ada bagian dada tiba-tiba terasa sakit atau nyeri, segera periksa ke Rumah Sakit, sebab mencegah penyakit jantung lebih baik dari pada mengobati dikemudian hari" ujarnya. ( ril / sumber: covesia)