Padangpanjang – Kota Padangpanjang Dicanangkan Perpustakaan Nasional sebagai Kota Literasi, dihadapan ratusan panyair se - Asia Tenggara yang tengah berkumpul di Kota Padangpanjang dalam kegiatan Temu Penyair, Sabtu (5/5) di lapangan Khatib Sulaiman, Bancah Laweh.
Selain Pencanangan sebagai Kota Literasi, Kota Padangpanjang juga meraih penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan penulisan puisi serentak yang diikuti sebanyak 18.330 pelajar se – Kota Padangpanjang, dari jenjang SD hingga SLTA yang bertemakan bahaya narkoba.
Pencanangan Kota Padangpanjang sebagai Kota Literasi ditandai dengan pemukulan gong dan penandatanganan prasasti oleh Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando, didampingi Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno diwakili Kepala Dinas Kebudayaan Taufiq Effendi, Pjs Walikota Padangpanjang Irwan S.Sos MM, Sekretaris Daerah Indra Gusnady, dan unsur Forkopimda lainnya.
Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando menyampaikan apresiasinya atas dicanangkannya Kota Padangpanjang sebagai Kota Literasi, sehingga Kota Padangpanjang tetap melahirkan sastrawan dan budayawan.
“Menurut saya Kota Padangpanjang dahulunya sangat banyak melahirkan sastrawan dan budayawan, dan apabila tidak dipupuk terus, pasti Kota Padangpanjang akan ketinggalan, dan dengan adanya ini, berarti Kota Padangpanjang terus memupuk sehingga tetap menjadi kota yang melahirkan sastrawan dan budayawan baru,” papar Muhammad Syarif.
Muhammad Syarif mengatakan, dengan dicanangkannya Kota Padangpanjang sebagai Kota literasi, dapat memotivasi Kabupaten / Kota lainnya, untuk berbuat yang sama. Dan Kota Padangpanjang juga menjadi Pilot Project bagi Kabupaten / Kota lainnya.
“Kami akan mendukung penuh kegiatan ini, sehingga Kabupaten / Kota lainnya dapat juga melaksanakan ini, dan Padangpanjang akan menjadi pilot project bagi daerah lainnya, tidak hanya di Sumbar, namun se – Indonesia,” lanjut Muhammad Syarif.
Sementara itu, Pjs Walikota Padangpanjang, Irwan S.Sos MM menyampaikan, bahwa Kota literasi bukan hanya sekedar slogan, tetapi juga gerakan konkrit untuk menumbuhkan semangat dan minat membaca buku dan menulis.
“Seperti kata Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando, dengan dicanangkannya Kota Padangpanjang sebagai Kota Literasi, Kota Padangpanjang bisa menjadi pilot project dari Kabupaten / Kota lainnya di Indonesia, dan mudah-mudahan Kota kita dapat memotivasi daerah lainnya,” papar Irwan.
Dan untuk kegiatan Temu Penyair se – Asia Tenggara, Irwan berharap dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, dan tidak hanya se – Asia Tenggara saja, namum bisa mengundang seluruh penyair se Dunia.
Lebih lanjut, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padangpanjang Alvi Sena ST, MT mengatakan, kegiatan literasi yang digerakkan di Kota Padangpanjang selama ini telah membumi melalui wakaf buku, lapak baca, penyaluran buku-buku bacaan di pojok-pojok baca serta taman-taman keluarga, juga edukasi melalui berbagai kegiatan literasi di masyarakat dan lembaga pendidikan.
“Kegiatan literasi itu harus memberikan dampak luas, bukan saja bagi Kota Padangpanjang, Sumbar, tetapi juga di Indonesia dan Mancanegara. Literasi menjadi pintu masuk suksesnya pembangunan sebuah kota yang tidak semata berorientasi pada pembangunan fisik, tetapi juga mental dan spiritual,” jelas Alvi Sena.
Diakhir kegiatan, juga dilaksanakan peluncuran Buku Antalogi Puisi Epitaf Kota Hujan karya penyair se – Asia Tenggara. Dan juga dibagikan kepada seluruh penyair se – Asia Tenggara sebagai Kenang-kenangan dari Kota Padangpanjang. (Put)