Notification

×

Iklan

Iklan

BERIKUT SEKILAS SEJARAH PENGAMBILAN API PORPROV

17 November 2018 | 23.51 WIB Last Updated 2023-03-15T03:38:29Z



Tanah Datar -- Dalam menyambut setiap pesta pelaksanaan olah raga diberbagai belahan dunia, seperti Asean Games, Sea Games sampai Olimpiade dan tak terkecuali bagi Pekan Olah Raga Provinsi (Porprov) Sumatera Barat selalu diawali dengan prosesi pengambilan api. Hal ini karena api diyakini sebagai lambang energi, semangat dan kebersamaan. Sehingga kobaran api yang terus menyala selama event berlangsung diharapkan mampu membakar semangat para atlet untuk berjuang semaksimal mungkin dalam mengukir prestasi tertinggi.

Pengambilan api tersebut juga dilakukan ditempat-tempat yang dinilai mempunyai sejarah panjang dalam kehidupan manusia, seperti halnya Yunani yang digunakan sebagai tempat untuk pengambilan api olimpiade dan masih banyak lagi tempat lainnya.

Khusus di provinsi Sumatera Barat, pengambilan api untuk setiap even olahraga dilakukan di nagari Pariangan kabupaten Tanah Datar. Keputusan ini telah ditetapkan berdasarkan surat keputusan Gubernur No : SK.426.3-419-90 tanggal 15 Agustus 1990 tentang lokasi pengambilan Api Porda Sumatera Barat ditetapkan pengambilan api tersebut di Nagari Pariangan.

Mengapa di Pariangan  Pertanyaan ini tentu juga akan timbul dalam benak kita. Irwan, M.Pd, dalam sebuah buku catatannya menjelaskan bahwa Pariangan adalah nagari tertua di Minangkabau. Karena disini diyakini nenek moyang orang minang pertama kali membuat sebuah pemukiman.

Sampai saat ini pun Pariangan masih banyak menyimpan banyal fakta sejarah sebagai nagari tuo Minangkabau. Misalnya, ada kuburan panjang, sawah gadang satampang baniah, bukik nan indak barangin, lurah nan indak barayia, lubuak siguntang guntang dan berbagai tradisi budaya lainnya. Pariangan juga dikenal dimana-mana sebagai nagari tertua di Minangkabau.



Sebagai daerah asal muasal nenek moyang orang Minangkabau, menurut Irwan sudah sepatutnya kita menghargai daerah tersebut (Pariangan) sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. Setiap acara besar diselenggarakan, tidak ada salahnya kita berkumpul di Nagari tersebut. Apakah itu untuk mencari sebuah keputusan, menyelesaikan masalah, atau memulai acara pesta olah raga seperti sekarang ini.

Terkait dengan mengapa pengambilan api Porda atau sekarang telah berganti nama menjadi Porprov. Menurut Irwan dalam buku catatannya menerangkan bahwa dulu pernah ada yang mempertanyakannya, tetapi dengan berbagai argumen semua unsur seperti pemerintah, DPRD, ninik mamak, alim ulama dan tokoh masyarakat maka banyak yang sepakat bahwa selayaknya api tersebut diambil di Pariangan sebagai nagari tuo Minangkabau.

Prosesi pengambilan Api Porprov dilaksanakan di lapangan Sultan Suri Maharajo Dirajo Nagari Pariangan. Sebagai lokasi pengambilan Api Porprov sesuai SK gubernur, maka dilokasi ini kini telah dibangun sebuah monumen Api Porda/Porprov. Lapangan ini tidak hanya dipakai untuk pengambilan Api Porprov, tetapi juga pernah dipakai untuk pengambilan Api PON, serta tempat pengambilan tanah, air sebagai lambang persatuan pemuda nusantara dari Sumatera Barat dan dibawa ke tingkat nasional.

Terakhir, catatan Irwan dalam buku Prosesi Pengambilam Api Porprov ke XV di Padang Pariaman juga menulis, karena Pariangan sudah merupakan trade mark sebagai tempat pengambilan api, maka tugas kedepannya adalah melestarikan, dan mewariskannya kepada generasi berikutnya. Jangan sampai Bak kata pepatah, " jalan dialiah urang lalu, labuah diinjak urang baladang, cupak dituka urang manggaleh". (HP/Put)
×
Kaba Nan Baru Update