Notification

×

Iklan

Iklan

Antisipasi Pencegahan Covid-19, Mahasiswa Universitas Fort De Kock Libur 14 Hari

17 Maret 2020 | 12.23 WIB Last Updated 2020-03-17T05:23:21Z
Rektor Universitas Fort De Kock, Bukittinggi - Dr. Evi Hasnita, S.Pd, Ns, M.Kes

Bukittinggi - Terhitung sejak hari Senin, tanggal 16 Maret hingga Sabtu, 28 Maret 2020 seluruh Proses Belajar Mengajar (PBM) dilingkungan Universitas Fort De Kock (UFDK) Bukittinggi berubah menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal ini dilakukan dalam rangka pencegahan dan penyebaran infeksi Corona Virus Disease (Covid-19) di lingkungan sekitar kampus.

PJJ ini diberlakukan berdasarkan surat edaran Rektor Universitas Fort De Kock, Nomor: 0228/UFDK/III/2020 Tentang Kewaspadaan dan Pencegahan Infeksi Covid-19 di Lingkungan UFDK.

Menurut Rektor Universitas Fort De Kock, Dr. Evi Hasnita, S.Pd, Ns, M.Kes di ruang kerja mengatakan, "Selain ada himbauan surat edaran dari Mendikbud RI No. 3 Tahun 2020 terkait pencegahan epidemi Covid-19, UFDK bergerak cepat untuk mengantisipasi berbagai macam keadaan yang mungkin terjadi." Senin, (16/03).

Lanjut Evi Hasnita sapaan Nita, kita tetapkan PBM Mahasiswa UFDK libur selama 14 hari dan diganti dengan PJJ. Ada berbagai metode PJJ yang kita terapkan kepada mahasiswa yang menggunakan jejaring internet (sistem belajar online).

"Artinya, meskipun tidak bertatap muka langsung, mahasiswa tetap belajar di rumah dan bisa berkonsultasi jarak jauh dengan para dosennya. Saat-saat seperti ini juga mahasiswa dapat menjaga kesehatan mereka sehingga terjaga stabilitas daya tahan tubuhnya untuk terhindar dari berbagai macam virus terutama covid-19," kata Nita.

Harapan kita semua, moment ini tidak dimanfaatkan mahasiswa untuk bepergian ke tempat keramaian yang besar kemungkinan akan berinteraksi langsung dengan orang lain tanpa kita ketahui ternyata telah menjadi Suspect Covid-19.

"Ini adalah salah satu bentuk kasih sayang kita (UFDK) terhadap mahasiswa agar tercegah dari virus bahaya ini dan saya sampaikan juga untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, lalu mencuci tangan dengan sabun sebelum atau setelah beraktifitas," tambah Nita.

Nah, setelah mereka libur, mahasiswa dan para dosen serta staf tetap kita perhatikan kesehatannya dengan alat yang kita siapkan dengan cara memeriksa suhu badan, ada tim khusus untuk pendeteksi dini pencegahan penyebaran virus saat mereka kembali.

Selain itu, kita juga melakukan cepat tanggap pencegahan virus terhadap masyarakat di sekitar kampus. Melalui pendekatan ilmu Epidemiologi yakni mempelajari pola kesehatan dan penyakit serta faktor yang terkait dengan hal ini di populasi masyarakat.

Ini adalah model cornerstone penelitian kesehatan masyarakat, dan membantu menginformasikan paramedis berbasis bukti (evidence based medicine), mengidentifikasikan faktor risiko penyakit serta menentukan pendekatan penanganan yang optimal yang fungsinya untuk preventif.

"Caranya melakukan survei deteksi kesehatan yang bekerja sama dengan stakeholder yang juga menggunakan aplikasi internet. Nanti juga disiapkan cairan desinfektan gratis dari kita karena kita memiliki alat, labor untuk produksi sendiri yang sesuai standar," tutup Nita. (Rizky)
×
Kaba Nan Baru Update