Selasa 24 Jun 2025

Notification

×
Selasa, 24 Jun 2025

Iklan

Iklan

Pegiat Seni: Minim Kepedulian Pemko Bukittinggi Terhadap Kesenian dan Pariwisata

15 Maret 2020 | 14:25 WIB Last Updated 2020-03-15T08:56:01Z
Diskusi 'Peran Seni Bagi Masa Depan Kota Bukittinggi Sebagai Kota Wisata'


Bukittinggi - Minimnya kepedulian dan kesadaran terhadap kegiatan dan pelaku kesenian serta pariwisata oleh Pemerintah Kota Bukittinggi, menjadi topik hangat para narasumber dan peserta diskusi terbatas yang berlangsung di Cafe Laku, pada Sabtu malam, (14/03).

Diskusi yang membahas tentang 'Peran Seni Bagi Masa Depan Kota Bukittinggi Sebagai Kota Wisata' ini dihadiri oleh Ketua Dewan Kesenian Kota Bukittinggi Dedi Yerza, Anggota DPRD Kota Bukittinggi Asril, Praktisi Pendidikan Pariwisata UMSB Moch. Abdi, serta Riki Penggagas Forum Warga Kota Bukittinggi. Selain itu hadir juga para pegiat seni dan pariwisata serta para tokoh muda bakal calon pemimpin kepala daerah Kota Bukittinggi seperti Fauzan Haviz dan M. Fadli.

Menurut Dedi, ketidak pedulian ini sudah berlangsung jauh sebelum pemerintah yang ada sekarang. Sebenarnya sudah tidak terhitung lagi bentuk pendekatan formal maupun informal dari para pelaku seni dengan pemerintah. Namun pada akhirnya lanjut Dedi, tidak sedikitpun dukungan materil maupun immateril terhadap keberhasilan yang diraih oleh pelaku seni yang memiliki kualitas standar Internasional.

Sementara itu Praktisi Pendidikan Pariwisata UMSB Bukittinggi Moch Abdi mengatakan, "Layaknya Kota Bukittinggi sebagai Kota Wisata, sudah seharusnya seni menjadi bagian penting dari hal itu. Kota Wisata tanpa ada atraksi yang dilakukan oleh para pegiat seni tentu akan terasa hambar."

Lanjut Abdi, dua bidang ini sudah seharusnya menjadi satu kesatuan dalam Kota Bukittinggi. Saya rasa, minimnya perhatian pemerintah terhadap dua bidang ini seperti yang dikhawatirkan oleh para pegiat seni dan pariwisata, sudah cukup beralasan. Kenapa, pembangunan daerah itu tidak hanya sebatas pembangunan fisik saja namun termasuk juga dengan pembangunan sumberdaya manusia. Itu semua perlu anggarannya.

Menanggapi hangat pembahasan, Anggota DPRD Kota Bukittinggi Asril, menerangkan "Pendekatan perencanaan pembangunan di kota/kabupaten ataupun provinsi yakni dengan pendekatan teknokratik yang diselaraskan dengan pendekatan politik, partisipatif, bottom up dan top down."

Lanjut Asril, barangkali komunikasi antara pemerintah kota dengan para pelaku seni yang tidak berjalan dengan baik. Sehingga muncul ketidak harmonisan yang berakibat tidak adanya dukungan moril maupun materil dari pihak pemerintah.
(Tengah) Fauzan Haviz, Tokoh Muda Bukittinggi Untuk Semua


DPRD selain memiliki tugas pokok dan fungsi yang jelas serta menyerap dan memperjuangkan aspirasi masyarakat,  tambah Asril, akan memperjuangkan hal ini dalam anggaran tahun mendatang.

"Kita akan perjuangkan aspirasi tersebut dalam bentuk pokok pikiran dewan. Namun demikian, sebagai komunitas kesenian semestinya membuat agenda-agenda kegiatan prioritas per tahun untuk keberlangsungan aktivitas kesenian tersebut," ujarnya.

Selaku tokoh muda, juga bakal calon Kepala Daerah Kota Bukittinggi Fauzan Haviz menambahkan, "Bagi saya tidak perlu banyak berkomentar, jika memang Allah berkendak, salah satu bentuk kongkritnya, Ruangan atau Hall Rumah Walikota baru dan yang besar itu nanti akan kita jadikan tempat para pegiat seni untuk berkarya."

Prihatin tentu kita ptihatin, namun harus ada bentuk kongkrit solusi bagi teman-teman seni dan pariwisata. Fauzan menjelaskan, silahkan pakai, mau sampai malampun tidak masalah rumah walikota itu. Bahkan kita siapkan sarana prasarananya, apabila saya nanti terpilih sebagai Walikota Bukittinggi pada periode mendatang. (Rizky)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update