Padang Panjang -- Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Padangpanjang mememanggil masing-masing pengurus cabang olahraga (cabor) dalam penyusunan anggaran, sebagai tindaklanjut dari pengggunaan anggaran di induk organisasi olahraga di kota berjuluk Serambi Mekah itu. Seperti yang dilakukan Senin (17/8) malam, KONI mengundang sejumlah pengurus cabor untuk melakukan pembahasan terhadap ketersedian anggaran dalam pembinaan olahraga. Termasuk juga, kesiapan cabor dalam mengikuti Pekan Olahraga Kota (Porkot) yang rencananya akan dilaksanakan tahun 2021.
Wakil Ketua I KONI Kota Padangpanjang Andre Susahar bersama Wakil Ketua III Yuwardi Tanjung dihadapan pengurus cabor PBVSI, Wushu, Perserosi dan sejumlah cabor lainnya. Memaparkan tentang ketersedian anggaran yang dimiliki KONI untuk pembinaan atlet dan pelatih di masing-masing cabor.
“Karena adanya pemotongan anggaran untuk penanganan Covid-19, juga berimbas terhadap ketersedian anggaran yang dimiliki KONI. Untuk tahun 2020, KONI hanya dianggarkan Rp500 juta oleh pemerintah daerah dan anggaran tersebut dipergunakan untuk operasional KONI dan pembiayaan kegiatan-kegiatan cabor,” sebut Andre Susahar.
Ditambahkan Yuwardi, meski keterbatasan anggaran, tetapi tidak membuat pengurus KONI patah semangat dalam meningkatkan prestasi di bidang olahraga. Termasuk dalam melakukan pembinaan terhadap cabor-cabor yang terdaftar di KONI Kota Padangpanjang.
“Restrukturisasi anggaran telaha berlangsung sejak seminggu lalu, dengan memanggil sejumlah pengurus cabor perhari, dalam mensosialisasikan ketersedian anggaran dan program-program yang akan dilaksanakan KONI. Apalagi, Tahun 2022 kita juga akan menjadi tuan rumah Porprov, tentunya persiapannya mulai dilakukan sejak sekarang,” sebut Yuwardi.
Ketua Wushu Padangpanjang Arkes Refagus dalam kesempatan itu menyampaikan, meminta kepada pengurus KONI untuk membuat standar biaya yang bisa digunakan oleh cabor. Mengingat, kebutuhan di masing-masing cabor itu berbeda-beda, khsususnya dalam pembelian peralatan latih dan tanding.
“Tentunya, ada anggaran yang bisa disetarakan, contohnya biaya transportasi atlet, biaya makan minum, uang saku dan biaya perjalanan dinas. Sehingga, cabor ada patokan biaya dalam membuat pelaporan kepada KONI nantinya,” sebut Arkes yang juga diamini Bendahara PBVSI Hendra Firman. (put)