Notification

×

Iklan

Iklan

Ada 24,4 Persen Balita di Indonesia Alami Stunting

12 April 2022 | 10.32 WIB Last Updated 2022-04-12T03:36:05Z
Foto. Mufid Majnun


pasbana.com - Jumlah bayi pendek (stunting) di bawah lima tahun di Indonesia masih cukup mengkhawatirkan. Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia masih 24,4 %. Artinya dari 4 anak, 1 di antaranya mengalami stunting. Dibanding prevalensi pada 2018 yang mencapai 30%, angka tersebut memang turun. Namun, angka itu masih jauh dari target pemerintah yang menginginkan penurunan angka stunting di bawah 20 persen. Bahkan baru-baru ini Wakil Presiden menargetkan pada 2024 angka tersebut bisa anjlok hingga 14 persen.


Secara ekonomi, dampak gizi buruk ini diperkirakan menimbulkan potensi kerugian ekonomi hingga 2-3% produk domestik bruto atau sekitar Rp 450 triliun per tahun. Ini yang membuat pemerintah resah.


Kekurangan Gizi merupakan penyebab umum yang menimbulkan dampak pada terhambatnya perkembangan fisik anak-anak. Sampai saat ini, pemerintah berupaya menurunkan stunting melalui intervensi spesifik pada ibu hamil dan balita melalui pemberian gizi berkualitas dan intervensi sensitif yang berhubungan masalah sosioekonomi seperti akses air bersih dan akses terhadapa bantuan sosial.


Untuk menurunkan angka stunting, pemerintah dan masyarakat  perlu bekerja sama lebih erat lagi. Termasuk dalam konteks ini adalah melibatkan ayah untuk terlibat dalam meningkatkan kualitas gizi ibu hamil dan anak di bawah lima tahun. 


Para ayah yang merokok sudah saatnya berhenti merokok dan mengalihkan dananya untuk membeli daging dan telur untuk ibu hamil dan anak-anak agar mereka mendapatkan makanan berkualitas. Selain faktor-faktor struktural, riset Universitas Indonesia menunjukkan konsumsi rokok menyebabkan anak-anak stunting. (Rilis)

×
Kaba Nan Baru Update