Notification

×

Iklan

Iklan

Mengenal Pemasaran UMKM di Kampung Rendang Kota Payakumbuh

07 Oktober 2022 | 15.17 WIB Last Updated 2022-11-25T03:02:41Z
Gerbang masuk Kampung Rendang Payakumbuh (Dokumentasi Nurul Hidayah)



Oleh Nurul Hidayah
(Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Andalas)


PASBANA - Wisata kuliner menjadi salah satu ikon wisata yang menjadi daya tarik seseorang untuk melakukan kunjungan ke suatu daerah.Salah satu wisata kuliner yang menarik perhatian wisatawan lokal maupun asing adalah Kampung Rendang.Kampung ini terletak di Kota Payakumbuh,Sumatera Barat. 

Lokasi tepatnya di Jalan Tan Malaka Lampasi pinggir Kota Payakumbuh.Kampung ini berdiri sejak tahun 2018 dan bertahan sampai saat ini bahkan sudah semakin jaya. Masyarakat disana umumnya mendirikan UMKM dengan produk utamanya rendang sebagai salah satu sumber penghasilan mereka.

Siapa sih yang tidak tahu dengan Rendang?

Rendang merupakan makanan khas suku masyarakat Minangkabau.Walaupun hanya makanan tradisional daerah, Rendang kini telah dikenal di kancah Internasional. Berkat adanya Kampung Rendang inilah,pemasaran berbagai macam jenis rendang yang ada di Kota Payakumbuh dapat sampai ke luar negeri.

Melansir Jurnal Ekonomi STIE Haji Agus Salim yang berjudul " Strategi Pengembangan Atraksi Pengolahan Rendang (Marandang) sebagai Daya Tarik Wisata Gastronomi di Kampung Rendang Kota Payakumbuh" (2020), menuliskan bahwa sejak tahun 2018 Kota Payakumbuh melakukan rebranding kota dengan mengubah slogan dari "Payakumbuh Kota Gelamai" menjadi Kota Payakumbuh "The City of Rendang".

Di kampung ini,terdapat berbagai puluhan jenis rendang yang dapat membuat para wisatawan yang mengunjunginya mengalami dilema saat sudah masuk kedalam toko rendangnya.Untuk harganya pun sama sekali tidak menguras dompet. 

Disaat liburan tiba,para wisatawan akan berbondong-bondong kesini untuk membelikan oleh-oleh bagi sanak saudara mereka yang dirumah.

“Popularitas kampung rendang Payakumbuh terus mengalami kenaikan,apalagi setelah usaha kuliner  kampung rendang Payakumbuh pemasarannya telah dipasarkan secara online bahkan sudah ada yang sampai ke kancah Internasional sehingga membuat rendang ini lebih dikenal luas dan mendunia,sebagai orang Minang saya bangga akan hal itu”,ujar salah satu warga sekitar. 

Usaha Rendang Telur Usmai merupakan salah satu toko rendang dari kampung ini.Usaha ini berdiri tahun 2002 berawal dari mata pencaharian orang tua Usmai sebagai penjual keliling rendang telur. 

”Dulu disaat orang tua saya masih hidup,demi bisa makan sesuap nasi orang tua saya berjualan rendang telur keliling kampung dengan harga Rp.1000 per bungkusnya”,ujar Usmai.

Kemudian timbul ide dari Usmai untuk membangun usaha rendang telur sehingga sekarang berdirilah toko rendang yang diberi nama Usaha Rendang Telur Usmai.

“Dari bahannya saja, usaha kami menyediakan 9 macam jenis rendang yaitu rendang telur,rendang daging,rendang ubi,rendang suir ayam dan itik,rendang jamur basah,rendang jantung pisang dan rendang cubadak”,ujar Usmai.

Beberapa jenis produk yang dijual : Rendang Suir,Rendang Ubi dan Rendang Telur (Dokumentasi Nurul Hidayah)



Semua rendang tersebut dibungkus dan dimasukkan kedalam kotak dengan harga Rp 80.000/kg untuk rendang telur dan Rp 350.000/kg untuk rendang daging.”Semua rendang yang saya jual tidak memakai bahan pengawet,biasanya rendang kering tahan sampai 3 bulan dan rendang basah tahannya 1 bulan”,ujar Usmai.

Masyarakat Sumatera Barat khususnya orang Minang,memang sudah menjadikan masakan rendang ini menjadi suatu tradisi setempat.Pada saat hari Raya Idul Fitri dan Adha,masyarakat disana akan memasak rendang bersama keluarganya. 

Di sepanjang jalan kampung rendang ini, kita bisa melihat ditepi jalan raya berjejer toko toko rendang secara berdampingan yang membuat persaingan cukup ketat.Di kampung ini sekiranya terdapat 12 pengusaha rendang rumahan dengan berbagai produk,diantaranya Rendang Riri,Rendang Erika,Rendang Indah,Rendang Nan Keke,Rendang Yen dan Rendang Yolanda.

Untuk menghadapi situasi ini,Usmai mempunyai strategi dalam menjalankan usahanya agar dapat terus berjalan ditengah banyaknya pesaing.

“Saya memperluas ruang lingkup usaha saya keluar kota dengan melakukan pengiriman produk secara online dan membuka cabang baru diluar kota," ujjar Usmai. 

Untuk segi proses produksinya,mereka menyediakan dapur khusus yang terletak dibelakang toko untuk memasak rendang yang akan dijualnya.Usaha rendang telur Usmai memasak rendang mereka dengan metode zaman dulu yaitu menggunakan api tungku dengan berbahan bakar minyak tanah dan kayu bakar daripada menggunakan kompor gas modern.

Memasak rendang daging menggunakan api tungku (dokumentasi:Agregasi Antara) 



”Tujuan rendang dimasak menggunakan api tungku karena menyumbang rasa yang lebih nikmat dan khas,selain itu para pendahulu kami memang memasak rendang dengan cara seperti ini“,ujar Usmai. 

Hingga kini Rendang Telur Usmai sudah diedarkan ke seluruh Sumbar.

”Kalau dikampung ini biasanya saat hari biasa pembelinya rata-rata penduduk di kota ini.Biasanya paling banyak minatnya saat hari lebaran dan hari libur”,ujar salah satu pegawai. (*) 

Padang, 6 Oktober 2022


×
Kaba Nan Baru Update