Notification

×

Iklan

Iklan

Fenomena Stunting Ditengah Tingginya Produksi Ikan di Indonesia

04 Maret 2023 | 12.34 WIB Last Updated 2023-03-04T05:38:41Z


Pasbana - Angka anak yang mengalami gangguan pertumbuhan (stunting) di Indonesia, menurut survei terbaru, turun sedikit dari 24,4% pada 2021 ke 21,6% pada 2022. Angka tersebut masih di atas batas maksimal dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 20%.

Tahun depan, pemerintah menargetkan angka stunting tinggal 14%. Ini sebuah target yang ambisius jika kita melihat tren penurunan per tahun hanya sekitar 2-3%.

Tingginya angka stunting itu sebenarnya menyesakkan dada. Sebab, laporan Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) pada 2020 menunjukkan produksi ikan laut tangkap Indonesia amat besar, sekitar 6,43 juta ton. Angka ini menempati urutan kedua setelah Cina (11,77 juta ton) di tingkat global.

Masalahnya, data 2017 menyatakan konsumsi ikan Indonesia hanya 44,7 kg per kapita per tahun, lebih rendah dari Malaysia (57,8 kg per kapita per tahun). Sementara itu, pada kenyataannya Malaysia adalah negara tujuan utama ekspor ikan (segar) hasil tangkap Idonesia dengan volume terbesar selama 10 tahun terakhir. Sejak 2019, ekspor ikan ke Malaysia mencapai lebih dari 50% total ekspor ikan Indonesia.

Produksi ikan yang melimpah di negeri ini seharusnya bisa dimanfaatkan untuk menurunkan angka stunting dengan meningkatkan konsumsi ikan masyarakat.



Usia 50 tahun bagi seseorang merupakan saat berbagai risiko kesehatan mulai sering muncul atau bahkan sudah terjadi. Meskipun banyak orang-orang berusia 50-an dan lebih masih memiliki dekade terbaik pada masa depan mereka, sangat penting untuk mempersiapkan hal yang tidak terduga – pada usia berapa pun. Tingkat kematian untuk orang berusia 55 hingga 64 tahun dua kali lipat dari mereka usia 45 sampai 54.

Umur yang menyentuh dekade baru merupakan waktu yang tepat untuk berhenti sejenak dan merenungkan kehidupan kita, terutama saat mencapai usia paruh baya. Untuk laki-laki Amerika berusia 50 tahun, harapan hidup rata-rata yang tersisa adalah 28 tahun lagi; untuk perempuan 32 tahun. 

Lalu apa yang perlu kita lakukan dan siapkan untuk melanjutkan hidup memasuki usia 50 tahun dan hari-hari berikutnya. 

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan diri menghadapi usia 50 tahun dan hari-hari berikutnya:
  1. Perhatikan kesehatan fisik dan mental Anda. Anda perlu memperhatikan pola makan, olahraga, tidur yang cukup, dan kunjungan ke dokter untuk memeriksa kesehatan secara teratur. Selain itu, perlu juga mengelola stres dan mengambil waktu untuk bersantai. 
  2. Bangun dan pertahankan jaringan sosial. Ketika menua, penting untuk mempertahankan hubungan dengan keluarga dan teman-teman. Anda juga bisa mencari komunitas yang memiliki minat yang sama dengan Anda.
  3. Perhatikan keuangan Anda. Anda perlu mempersiapkan keuangan untuk masa pensiun atau menghadapi situasi darurat.
    Perluas pengetahuan dan keterampilan. Terus belajar dan berkembang dapat membantu menjaga kognitif dan mental Anda tetap sehat. Anda bisa mengambil kursus atau belajar hal baru untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan Anda.
  4. Menetapkan tujuan hidup dan pencapaian. Anda bisa menetapkan tujuan yang spesifik dan realistis yang ingin Anda capai dalam hidup Anda. Tujuan-tujuan tersebut bisa membantu memberikan arah dan fokus pada hidup Anda.
  5. Berbuat kebaikan untuk orang lain. Berbuat kebaikan dapat memberikan rasa bahagia dan memiliki manfaat kesehatan mental yang besar. Anda bisa meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan sosial atau membantu orang lain. Makin Tahu Indonesia
(Budi) 


Kalkulator Body Mass Indeks

Kalkulator Body Mass Indeks







×
Kaba Nan Baru Update