Notification

×

Iklan

Iklan

Tradisi Bakayu, Bentuk Solidaritas Masyarakat di Batipuh dalam Menghadapi Duka

26 Januari 2024 | 12.14 WIB Last Updated 2024-01-27T07:44:26Z



Pasbana - Bakayu adalah tradisi yang biasa dilakukan oleh pelayat laki-laki yang tidak bergelar Datuak di masyarakat Batipuh Kabupaten Tanah Datar. Tradisi ini dilakukan sehari setelah prosesi pemakaman jenazah. Para pelayat laki-laki ini akan menuju hutan untuk mencari kayu dengan membawa kapak masing-masing.

Tujuannya adalah untuk meringankan pekerjaan tuan rumah, yaitu menyediakan kayu bakar dan keperluan dapur lainnya. Kayu-kayu yang didapatkan lalu diapiang (dibelah) di depan rumah duka.

Tradisi bakayu ini merupakan salah satu bentuk solidaritas masyarakat Minangkabau dalam menghadapi duka cita. Tradisi ini juga menunjukkan nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan saling membantu.

Sejarah Tradisi Bakayu


Tradisi bakayu ini sudah ada sejak zaman dahulu. Tradisi ini awalnya dilakukan oleh para petani yang memiliki waktu luang untuk membantu keluarga yang berduka cita. Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi ini juga dilakukan oleh masyarakat umum, baik petani maupun non-petani.

Makna Tradisi Bakayu

Tradisi bakayu memiliki beberapa makna, yaitu:

-Makna sosial

Tradisi bakayu merupakan bentuk solidaritas masyarakat Minangkabau dalam menghadapi duka cita. Tradisi ini menunjukkan bahwa masyarakat Minangkabau memiliki rasa empati dan saling membantu kepada sesama, terutama kepada keluarga yang sedang berduka cita.

- Makna ekonomi

Tradisi bakayu juga memiliki makna ekonomi. Tradisi ini dapat membantu keluarga yang berduka cita untuk memenuhi kebutuhan kayu bakar dan keperluan dapur lainnya.

- Makna budaya

Tradisi bakayu merupakan salah satu tradisi budaya Minangkabau yang masih bertahan hingga saat ini. Tradisi ini menunjukkan bahwa masyarakat Minangkabau memiliki nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan saling membantu.


Proses Pelaksanaan Tradisi Bakayu


Tradisi bakayu biasanya dilakukan oleh para pelayat laki-laki yang tidak bergelar Datuak. Para pelayat ini akan berkumpul di rumah duka pada pagi hari setelah prosesi pemakaman jenazah. Kemudian, mereka akan menuju hutan untuk mencari kayu.

Kayu-kayu yang dicari biasanya adalah kayu bakar yang mudah dibelah, seperti kayu nangka, kayu aren, atau kayu kelapa. Setelah mendapatkan kayu, para pelayat akan membawanya kembali ke rumah duka.

Di rumah duka, para pelayat akan mulai mengapiang kayu-kayu tersebut. Pengapiang kayu biasanya dilakukan oleh beberapa orang secara bergantian. Proses pengapiang kayu ini biasanya memakan waktu beberapa jam.

Setelah kayu-kayu tersebut diapiang, mereka akan disimpan di tempat yang aman. Kayu-kayu tersebut nantinya akan digunakan oleh keluarga yang berduka cita untuk memasak dan keperluan dapur lainnya.

Rokok wajib digunakan sebagai alat "manyiriah" pada upacara "Bakayu", sebuah tradisi adat sebagai bentuk takziah, sehari setelah mayat ditanam di pekuburan. Tradisi bakayu di zaman dahulu adalah tradisi "mangapiang" atau membelah kayu.

Pagi hari se usai shalat subuh, kaum lelaki di kampung tersebut berbondong bondong menuju rumah duka. Mereka semuanya membawa senjata tajam berupa kapak ataupun parang. Benda tajam itu gunanya untuk menebang kayu di kebun sipangka dan untuk membelah belah kayu di halaman rumah keluarga korban.

Di halaman sudah menunggu pihak pangka. Kayu kayu itu dicincang seukuran kayu api yang sudah bisa dipergunakan buat memasak. Setelah itu merekapun menuju tempat duduk sipangka.

Tandanya sipangka yang akan disirihkan rokok adalah dengan melihat piring yang berada didepan sipangka. Menyiriahkan rokok tujuannya sebagai ungkapan turut berduka dan memperlihatkan muka atas kedatanganya.

Dalam waktu singkat sejumlah rokok berbagai merek sudah tertumpuk di piring tempat rokok dikumpulkan karena banyaknya tamu datang takziah. Walaupun sudah memberikan rokok namun bukan berarti sudah boleh pulang. Kita harus menunggu dulu "dilapeh" atau dilepas.

Pentingnya Melestarikan Tradisi Bakayu


Tradisi bakayu merupakan salah satu tradisi budaya Minangkabau yang masih bertahan hingga saat ini. Tradisi ini memiliki nilai-nilai luhur yang perlu dilestarikan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Minangkabau untuk terus melestarikan tradisi bakayu ini.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melestarikan tradisi bakayu, yaitu:

Memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya melestarikan tradisi bakayu. 

Mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan tradisi bakayu. 

Menjadikan tradisi bakayu sebagai salah satu agenda kegiatan budaya di masyarakat. 

Dengan melestarikan tradisi bakayu, diharapkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi ini dapat terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.(budi) 
×
Kaba Nan Baru Update