Notification

×

Iklan

Iklan

Naluri, Kasih Sayang, dan Nilai Kemanusiaan

22 Maret 2024 | 15.23 WIB Last Updated 2024-03-22T08:23:48Z



Pasbana - Kisah seekor anjing setia yang terus menunggu kepulangan tuannya di stasiun kereta api, meski tuannya telah meninggal dunia, mengharukan sekaligus mencengangkan. 

Meski hanya seekor binatang tak berakal, kesetiaannya membuat penduduk sekitar tersentuh dan mengubur jasadnya dengan upacara layak serta menandai kuburannya: "Kuburan seekor anjing yang setia."

Kisah ini, seperti ditulis Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar, menunjukkan betapa besar kasih sayang dapat terjadi antara manusia dan binatang. Padahal, binatang tidak dianugerahi akal seperti manusia dan derajatnya lebih rendah. Namun, kasih sayang Allah yang Rahman dan Rahim tidak pandang bulu, tidak pilih kasih.

Binatang dikaruniai naluri untuk patuh kepada tuannya, seperti anjing, kucing, kera, dan kuda. Dengan naluri ini, mereka dapat merasakan perhatian tuannya, marah atau kecewa, serta melaksanakan perintah. Naluri juga membuat binatang dapat dilatih melakukan tindakan-tindakan tertentu.  

Naluri juga menuntun binatang mengasuh anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Induk ayam setia mengerami telurnya berhari-hari agar anaknya menetas sempurna, lalu mencari makan bersama dan rela tidak makan dulu demi mengimbau anak-anaknya menikmati makanan lebih dulu. Anjing dan kucing pun akan menggigit tengkuk anak-anaknya untuk menyelamatkan dari bahaya. Sungguh mengagumkan kasih sayang binatang itu, mencerminkan kebesaran Sang Pencipta.

Sayangnya, pelajaran tentang kasih sayang dari binatang itu sering tidak menjadi teladan bagi manusia. Masih saja terjadi kejadian memilukan seperti bayi dibuang ke tempat sampah, dimutilasi, atau dikubur hidup-hidup. Atau anak yang tega membunuh bahkan memakan daging orang tuanya sendiri yang melahirkannya ke dunia.  

Sebuas apapun binatang, induknya tak akan memakan anaknya sendiri. Begitu pula sebaliknya. Padahal, seharusnya manusia yang dianugerahi akal dapat lebih arif mengamalkan kasih sayang, terutama kepada orang-orang terdekat. Seperti sabda Rasulullah: "Orang yang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha Penyayang. Sayangilah yang di bumi agar disayangi yang di langit."

Dengan mengasah naluri kasih sayang seperti binatang dan menerapkannya dengan akal budi, manusia dapat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaannya sendiri. Itulah salah satu tanda kemuliaan makhluk yang dianugerahi akal untuk senantiasa berbuat kebaikan. (MS) 
×
Kaba Nan Baru Update