Notification

×

Iklan

Iklan

Menelusuri Jejak Kekeluargaan: Memahami Sistem Kekerabatan Minangkabau yang Unik

04 April 2024 | 08.36 WIB Last Updated 2024-04-04T01:36:58Z



pasbana - Bagi masyarakat Minangkabau, nama bukan sekadar identitas, tapi juga penanda garis keturunan dan peran dalam struktur sosial yang kompleks. Sistem kekerabatan matrilineal yang dianut suku ini menjadikan garis keturunan dan pewarisan harta dihitung melalui garis ibu.

Setiap anggota keluarga memiliki panggilan khusus yang mencerminkan hubungan kekerabatan dan usianya. Anak-anak memanggil kakak perempuannya dengan "Uni" dan kakak laki-lakinya dengan "Uda". Sementara itu, panggilan "Mande" atau "Mama" digunakan untuk ibu, dan "Mamak" untuk semua saudara laki-laki ibu.

Panggilan untuk generasi di atas ibu juga memiliki kekhasan. "Uo" atau "Nenek" digunakan untuk ibu dari ibu, dan "Mamak" atau "Tungganai" untuk saudara laki-laki dari "Uo". Generasi kedua disebut "Gaek" untuk perempuan dan "Datuak" untuk laki-laki, sedangkan generasi pertama (jika masih hidup) disebut "Niniek" untuk perempuan dan "Inyiek" untuk laki-laki.

Mamak, atau saudara laki-laki ibu, memegang peran sentral dalam sistem kekerabatan Minangkabau. Mereka bertanggung jawab untuk membimbing kemenakan, mengatur dan mengawasi pemanfaatan harta pusaka, serta bertindak sebagai pemegang keadilan dan kebenaran.

Mamak diibaratkan sebagai "ayah kedua" bagi kemenakannya. Kewajiban mereka tertuang dalam pepatah adat Minang, "Kamanakan barajo ka mamak" (Kemenakan berbakti kepada mamak). Mamak juga bertanggung jawab untuk menjaga harta pusaka dan memastikan pemanfaatannya yang adil bagi seluruh anggota suku.

Harta pusaka memiliki arti penting dalam budaya Minangkabau. Simbol penghargaan kepada leluhur, lambang ikatan kaum, jaminan kehidupan, dan lambang kedudukan sosial. Mamak bertanggung jawab untuk menjaga dan memelihara harta pusaka ini.

Penghulu, pemimpin suku, biasanya dipilih dari generasi "Tungganai" (saudara laki-laki "Uo"). Mereka yang berusia sekitar 40 tahun saat anggota generasi kelima lahir, dianggap cukup matang untuk memimpin suku.

Mamak yang diangkat menjadi Penghulu mendapat gelar "Datuk". Keluarga yang seusia atau lebih tua memanggilnya dengan "Ngulu", sedangkan yang lebih muda dengan panggilan biasa seperti "Uda" dan "Mamak".

Sistem kekerabatan Minangkabau yang unik mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan, kebersamaan, dan tanggung jawab. Pemahaman tentang sistem ini penting untuk menjaga kelestarian budaya dan adat istiadat Minangkabau yang kaya.

Mempelajari sistem kekerabatan Minangkabau membuka wawasan tentang budaya yang kaya dan kompleks. Pemahaman ini penting untuk menjaga hubungan antar anggota keluarga, melestarikan adat istiadat, dan memperkuat rasa persatuan dalam suku Minangkabau.Makin tahu Indonesia. (budi)

×
Kaba Nan Baru Update