Padang, pasbana – Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, didampingi Kepala Dinas Kesehatan Sumbar dr. Lila Yanwar, MARS, dan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Arry Yuswandi, menerima audiensi dari Badan Sukarela Kemanusiaan Indonesia (BSMI) Sumbar pada Selasa (20/05). Pertemuan ini membahas sejumlah program kemanusiaan BSMI, termasuk respons cepat terhadap bencana di Sumbar dan misi medis di Gaza, Palestina.
Ketua BSMI Sumbar, dr. Fitria Heny, memaparkan aktivitas organisasi dalam membantu korban bencana di daerah tersebut. BSMI telah membentuk tim di lima kota/kabupaten, yakni Padang, Padang Panjang, Pariaman, Bukittinggi, dan Lima Puluh Kota, untuk mempercepat respons saat terjadi darurat.
“Kami selalu siap turun ke lapangan dengan mengoordinasikan relawan dan tenaga medis,” ujar dr. Fitria. Selain fokus pada penanganan bencana lokal, BSMI juga aktif dalam misi kemanusiaan internasional, salah satunya di Palestina.
Salah satu sorotan dalam audiensi adalah pemaparan drg. Harfindo Nismal, Sp.BM, relawan Emergency Medical Team (EMT) 2 BSMI yang baru kembali dari Gaza. Ia menceritakan kondisi mengerikan di wilayah konflik tersebut.
“Setiap hari, sekitar 1.000 pasien masuk ke rumah sakit, dengan 20 kali serangan bom dalam 24 jam. Mayoritas korban adalah anak-anak dan balita,” ungkap drg. Harfindo. Ia dan tim Indonesia bertugas di Nasser Hospital, Khan Younis, selama dua minggu sebelum kompleks medis tersebut dibom Israel pada 13 Mei 2025.
Selain ancaman serangan, warga Gaza juga menghadapi krisis pangan parah. “Mereka hanya makan nasi atau roti. Protein seperti daging dan telur sangat langka, sehingga proses penyembuhan luka pascaoperasi sering terhambat dan memicu infeksi,” tambahnya.
Namun, di tengah keprihatinan, drg. Harfindo menyaksikan keteguhan warga Gaza. “Mereka tetap beraktivitas normal, bahkan semangat belajar tak pernah padam.” Ia menceritakan kisah istri almarhum dr. Muin, Sp.An—relawan BSMI asal Gaza yang pernah menimba ilmu di Indonesia—yang berharap anaknya bisa kuliah kedokteran di Indonesia untuk kemudian mengabdi di tanah kelahirannya.
Merespon paparan BSMI, Gubernur Mahyeldi menyatakan komitmennya untuk mendukung penuh program kemanusiaan organisasi tersebut. Salah satu bentuk nyatanya adalah pembiayaan penuh bagi pemuda Gaza yang ingin melanjutkan pendidikan kedokteran di Universitas Andalas (Unand).
“Kami siap membantu dari awal hingga mereka lulus. Ini bagian dari solidaritas kita kepada saudara-saudara di Palestina,” tegas Mahyeldi. Ia juga mengapresiasi dedikasi relawan BSMI Sumbar dalam penanganan bencana lokal.
BSMI berencana memberangkatkan EMT 3 ke Gaza pada Juli 2025, terdiri dari 10 dokter spesialis dengan kebutuhan dana sekitar Rp900 juta. Gubernur menyatakan kesediaannya untuk memperkuat kolaborasi dengan BSMI guna mendukung penggalangan dana tersebut.
Audiensi ini menegaskan peran aktif BSMI dan Pemerintah Provinsi Sumbar dalam aksi kemanusiaan, baik di dalam maupun luar negeri. Dengan dukungan konkret seperti beasiswa dan pengiriman tim medis, kolaborasi ini diharapkan dapat meringankan penderitaan warga Palestina sekaligus memperkuat hubungan bilateral berbasis kemanusiaan. (rel/ant)