Notification

×

Iklan

Iklan

Pelatihan Sulam Pita RT 22 Silaing Bawah: Dorong Ekonomi Kreatif dan Pemberdayaan Perempuan Berbasis Keterampilan Seni

19 Mei 2025 | 10:12 WIB Last Updated 2025-05-19T04:55:01Z


Padang Panjang, pasbana – Upaya pemberdayaan perempuan melalui penguatan keterampilan kreatif terus digencarkan. Salah satu inisiatif terbaru datang dari RT 22 Kelurahan Silaing Bawah, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang yang menggelar Pelatihan Sulam Pita pada Sabtu (17/5). Kegiatan ini menggandeng tim akademisi dari Program Studi Desain Mode, Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang sebagai mitra pengabdian masyarakat.

Pelatihan ini dipandu langsung oleh Dr. Novina Yeni Fatrina, S.Sn., M.Sn., bersama tim dosen dan mahasiswa Desain Mode ISI Padangpanjang. Mereka memperkenalkan teknik sulam pita, yaitu seni menghias kain dengan menggunakan pita sebagai media utama, yang dikenal mampu menghasilkan karya bernilai estetik tinggi dan berpotensi sebagai produk kerajinan bernilai jual.




“Sulam pita memberikan efek tiga dimensi yang menarik karena menggunakan pita sebagai pengganti benang biasa. Teknik ini sangat potensial untuk dikembangkan menjadi produk kreatif,” jelas Ketua RT 22, Muslim, S.M., sebagai salah satu pemrakarsa kegiatan.

Kegiatan ini diikuti puluhan ibu rumah tangga dari lingkungan RT 22 dengan semangat dan antusiasme yang tinggi. Pelatihan ini tidak hanya menjadi ajang peningkatan keterampilan, namun juga diharapkan mampu membuka peluang ekonomi baru bagi warga, khususnya kaum perempuan.

“Pelatihan ini merupakan bagian dari kewajiban kami sebagai dosen dalam bentuk Pengabdian Kepada Masyarakat. Selain membekali keterampilan, kegiatan ini bertujuan mengembangkan kreativitas serta memberikan alternatif produktif bagi waktu luang peserta,” ujar Desra Imelda, S.Pd., M.Sn., Ketua Prodi Desain Mode ISI Padangpanjang.




Hal senada juga disampaikan oleh Dr. Novina Yeni Fatrina yang menekankan bahwa pengembangan ekonomi kreatif dari tingkat komunitas lokal seperti RT adalah langkah penting dalam mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat.

“Jika ditekuni, keterampilan sulam pita ini bisa menjadi sumber pendapatan tambahan dan meningkatkan kepercayaan diri ibu-ibu sebagai pelaku ekonomi kreatif di lingkungan mereka,” ujar Novina.

Kegiatan pelatihan ini berlangsung sehari penuh dengan suasana interaktif. Para peserta tampak serius menyimak materi, mencoba teknik baru, hingga memamerkan hasil sulam buatan mereka di akhir sesi. Selain itu, pelatihan ini juga menjadi wadah mempererat hubungan sosial antarwarga, memperkuat solidaritas dalam lingkungan RT.

Muslim, S.M. menyampaikan apresiasi kepada ISI Padangpanjang dan seluruh warga yang telah mendukung suksesnya pelatihan ini.



“Kami berharap kegiatan seperti ini bisa dilanjutkan secara berkala. Antusias warga sangat tinggi, dan kami percaya pelatihan semacam ini memberi dampak positif yang besar bagi masyarakat,” pungkasnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sektor kriya, termasuk sulam, menyumbang sekitar 14,9 persen dari total kontribusi ekonomi kreatif nasional pada 2023. Fakta ini memperkuat relevansi pelatihan seperti yang dilakukan RT 22 sebagai langkah konkret mendukung penguatan ekonomi berbasis komunitas.

Dengan pelatihan ini, RT 22 Silaing Bawah menegaskan peran aktifnya dalam mendorong pemberdayaan masyarakat melalui jalur seni dan budaya lokal, serta menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara dunia akademik dan masyarakat dapat melahirkan dampak positif yang berkelanjutan.(rel/*)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update