Pasbana - Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.
Menurut data Global Tuberculosis Report 2023 dari WHO, Indonesia menempati peringkat ke-2 tertinggi di dunia dalam jumlah kasus TBC.
Salah satu upaya pencegahan yang sudah dilakukan sejak lama adalah pemberian vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guérin).
Namun, hingga kini, vaksin ini masih menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.
Apakah vaksin TBC benar-benar efektif? Apakah ada risikonya?
Mari kita bahas secara ilmiah dan sederhana.
Apa Itu Vaksin TBC (BCG)?
Vaksin BCG adalah vaksin hidup yang dilemahkan, pertama kali digunakan pada manusia sejak 1921.Tujuan utama vaksin ini adalah mencegah bentuk TBC berat, seperti TBC meningitis (radang selaput otak) dan TBC milier (penyebaran ke seluruh tubuh), terutama pada anak-anak.
Fakta Medis: Efektivitas Vaksin TBC
Menurut WHO:Vaksin BCG sangat efektif mencegah TBC berat pada anak.
Namun tidak sepenuhnya efektif mencegah infeksi paru-paru TBC pada orang dewasa.
Efektivitasnya pada dewasa hanya sekitar 19–27%.
CDC Amerika Serikat menambahkan:
BCG tidak direkomendasikan untuk penggunaan rutin di negara dengan kasus TBC rendah, karena tidak cukup efektif untuk populasi umum.
Pro: Keuntungan Vaksin TBC
1. Melindungi Bayi dari TBC Berat
Vaksin BCG melindungi anak-anak dari komplikasi TBC seperti meningitis dan TBC milier.
2. Bagian dari Program Nasional Imunisasi
Di Indonesia, vaksin ini diberikan gratis dan wajib pada bayi usia 0–2 bulan.
3. Aman dan Sudah Teruji Puluhan Tahun
Efek samping biasanya ringan: kemerahan atau benjolan kecil di tempat suntikan.
4. Cocok untuk Negara Endemis TBC seperti Indonesia
Karena angka infeksi sangat tinggi, vaksinasi dini sangat membantu.
1. Melindungi Bayi dari TBC Berat
Vaksin BCG melindungi anak-anak dari komplikasi TBC seperti meningitis dan TBC milier.
2. Bagian dari Program Nasional Imunisasi
Di Indonesia, vaksin ini diberikan gratis dan wajib pada bayi usia 0–2 bulan.
3. Aman dan Sudah Teruji Puluhan Tahun
Efek samping biasanya ringan: kemerahan atau benjolan kecil di tempat suntikan.
4. Cocok untuk Negara Endemis TBC seperti Indonesia
Karena angka infeksi sangat tinggi, vaksinasi dini sangat membantu.
Kontra: Keterbatasan dan Risiko Vaksin TBC
1. Tidak Melindungi Dewasa Secara Optimal
Tidak efektif mencegah penularan TBC paru pada orang dewasa, yang justru paling sering terjadi.
2. Bisa Menyulitkan Tes TBC (Tes Mantoux)
Penerima vaksin BCG bisa menunjukkan hasil positif palsu saat diuji TBC, menyulitkan diagnosis.
3. Tidak Dianjurkan untuk Orang dengan Gangguan Imun
Seperti pengidap HIV atau bayi prematur ekstrem, karena risiko infeksi dari vaksin hidup.
4. Tidak Mencegah Penularan di Masyarakat
Vaksin ini hanya melindungi individu, bukan mengurangi penularan dari orang ke orang.
1. Tidak Melindungi Dewasa Secara Optimal
Tidak efektif mencegah penularan TBC paru pada orang dewasa, yang justru paling sering terjadi.
2. Bisa Menyulitkan Tes TBC (Tes Mantoux)
Penerima vaksin BCG bisa menunjukkan hasil positif palsu saat diuji TBC, menyulitkan diagnosis.
3. Tidak Dianjurkan untuk Orang dengan Gangguan Imun
Seperti pengidap HIV atau bayi prematur ekstrem, karena risiko infeksi dari vaksin hidup.
4. Tidak Mencegah Penularan di Masyarakat
Vaksin ini hanya melindungi individu, bukan mengurangi penularan dari orang ke orang.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Bagi Orang Tua:Sekiranya diperlukan, orang tua bisa mengikutkan imunisasi dasar untuk bayi, termasuk BCG. Ini untuk mencegah TBC berat.
Bagi Dewasa:
Waspadai gejala TBC: batuk lebih dari 2 minggu, berkeringat malam, penurunan berat badan.
Segera periksa ke puskesmas jika ada gejala.
Terapkan etika batuk dan ventilasi rumah yang baik untuk mencegah penularan.
Bagi Tenaga Kesehatan:
Edukasi masyarakat tentang batas efektivitas vaksin BCG dan pentingnya skrining TBC aktif, terutama pada orang dewasa.
Vaksin TBC BCG efektif untuk anak-anak di negara dengan kasus TBC tinggi . Meski efektivitasnya terbatas pada dewasa, vaksin ini tetap bagian penting dari pencegahan dini.
Namun, vaksin saja tidak cukup. Pencegahan TBC harus dibarengi dengan deteksi dini, pengobatan yang tuntas, dan perbaikan lingkungan hidup.
Untuk konsultasi lebih lanjut, kamu bisa mengunjungi:
- Puskesmas terdekat
- Klinik TBC Kemenkes RI
- Website resmi WHO dan CDC
(*)