Notification

×

Iklan

Iklan

Doa Orang Teraniaya: Ketika Langit Turut Menangis di Tengah Malam

01 Juni 2025 | 06:21 WIB Last Updated 2025-06-01T01:41:13Z


"Jangan pernah meremehkan air mata yang jatuh dalam sujud malam. Bisa jadi itulah yang mengetuk pintu langit lebih cepat dari yang kita sangka."

Pasbana - Ada sebuah firman Tuhan yang terasa lebih dalam ketika hidup kita bersinggungan dengan ketidakadilan. 

Dalam Surat An-Nisa ayat 148, Allah SWT berfirman:
"Allah tidak menyukai ucapan buruk (yang diucapkan) secara terang-terangan, kecuali oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. An-Nisa: 148)

Ayat ini seolah menjadi pelita bagi mereka yang terjerat dalam lingkar ketidakadilan. Sebuah pengingat bahwa meski suara kita dibungkam oleh sistem atau keadaan, doa yang lirih sekalipun tetap menggema di hadapan Tuhan.

Doa Orang Teraniaya: Langsung Terkoneksi ke Langit

Dalam Islam, doa orang yang dizalimi memiliki posisi istimewa. Nabi Muhammad SAW bersabda:
Takutlah kalian terhadap doa orang yang dizalimi, karena tidak ada penghalang antara dia dengan Allah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Bayangkan, tidak ada hijab. Tidak ada birokrasi langit. Doa itu menembus langsung ke hadirat Tuhan. Bahkan, banyak kisah nyata yang menunjukkan bagaimana keadilan Tuhan datang dengan cara yang tak terduga.

Waktu Emas: Sujud di Ujung Malam

Tak hanya posisi dizalimi yang membuat doa mudah dikabulkan, tapi juga waktunya. 

Rasulullah SAW bersabda:
"Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir, lalu berfirman: ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Siapa yang memohon ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya.’”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Mereka yang bangkit dari lelapnya malam, lalu menengadah dengan penuh khusyuk dalam tahajud dan witir, membawa luka, kesabaran, dan harapan ke hadapan-Nya—maka yakinlah, langit mendengar.

Mengapa Ini Relevan untuk Semua Profesi?

Dunia hari ini tak lepas dari gesekan—di kantor, sekolah, media sosial, bahkan dalam keluarga. Kadang, tanpa sadar, kita bisa menjadi pelaku ketidakadilan. Kadang pula, kita berada di posisi yang terzhalimi.

Bagi pejabat, bos, guru, pengusaha, atau siapa pun—firman ini adalah pengingat serius. Bahwa kekuasaan bukan tameng dari doa yang tertindas. Bahwa jabatan tak membuat kita kebal dari hukum Tuhan.

Kisah-Kisah Nyata: Saat Doa Tak Terbendung

Ada banyak kisah inspiratif tentang doa orang teraniaya. Salah satunya adalah kisah terkenal dari sejarah: seorang budak perempuan bernama Sumayyah yang tetap tegar di tengah siksaan berat karena mempertahankan keimanannya. 

Doanya—dan perjuangannya—menginspirasi lahirnya generasi awal Islam yang kokoh.

Di zaman modern, banyak kisah viral di media sosial tentang doa orang-orang yang terzhalimi. Seorang ibu yang anaknya dikeluarkan dari sekolah karena diskriminasi, lalu ia berdoa dengan air mata. Tak lama, banyak orang membela, dan kebenaran pun terungkap.

Kekuatan Doa: Bukan Hanya Akhirat, Tapi Dunia

Sering kali kita berpikir bahwa keadilan Tuhan hanya datang di akhirat. Tapi sejarah dan pengalaman membuktikan: doa yang tulus bisa membawa balasan langsung di dunia.

Jangan pernah menzhalimi manusia, karena janji Allah itu benar. Allah tidak mengantuk, apalagi tidur.”

Kalimat ini bukan hanya nasihat, tapi peringatan penuh kasih sayang.

Jadilah Manusia yang Tak Menyakiti

Dalam dunia yang penuh dinamika ini, mari kita berkomitmen untuk menjadi pribadi yang adil. Tak harus menjadi hakim atau pejabat untuk berlaku adil. Bahkan dalam komentar di media sosial pun, kita bisa memilih untuk tidak menyakiti.

Karena siapa pun yang kita zalimi, bisa jadi ia mengangkat tangannya ke langit malam, dan doa itu—siapa tahu—mengubah segalanya.(*) 

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update