Notification

×

Iklan

Iklan

Mengajak dengan Baik: Seni Berdakwah di Zaman Digital

23 Juni 2025 | 07:58 WIB Last Updated 2025-06-23T01:06:09Z
foto.Ai

 "Ajaklah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang paling baik..." (QS. An-Nahl: 125)


Pasbana - Di tengah dunia yang semakin bising dengan opini, perdebatan, dan hiruk-pikuk media sosial, satu pesan dari Al-Qur’an kembali menggema dengan makna yang menyejukkan: berdakwahlah dengan hikmah dan kelembutan.

Bagi banyak orang, berdakwah masih sering diartikan sebagai kegiatan formal di mimbar masjid atau majelis ilmu. Namun, lewat surat An-Nahl ayat 125, Allah SWT mengingatkan bahwa seruan kepada kebaikan sejatinya adalah seni — seni menyentuh hati tanpa memaksa, seni menuntun, bukan menghakimi.

Bukan Sekadar Ceramah, Tapi Sentuhan Jiwa

Dalam konteks kekinian, hikmah bisa berarti menyampaikan pesan ilahi dengan pemahaman konteks sosial, bahasa yang santun, dan pendekatan yang menyentuh hati. Menurut Dr. Hanan Attaki, pendakwah milenial yang digandrungi anak muda, “Menyeru kepada kebaikan tidak harus dengan suara keras. Justru gaya yang merangkul lebih disukai banyak orang hari ini. Dakwah itu tentang komunikasi hati ke hati.

Itulah sebabnya, konten dakwah yang ringan, kreatif, dan relate dengan kehidupan kini justru mendapat tempat luas. Kita melihat bagaimana pesan-pesan keislaman yang disampaikan lewat video singkat, podcast, atau desain visual yang estetis di Instagram mampu menjangkau lebih banyak jiwa — tanpa menggurui.

Hidayah Itu Hak Allah, Tugas Kita Hanya Menyampaikan

Banyak dari kita mungkin merasa frustrasi saat orang terdekat tidak kunjung berubah meski sudah dinasihati. Tapi ayat ini sekaligus menguatkan: Hidayah adalah hak prerogatif Allah, bukan tugas kita.

Artinya, kita tidak bisa memaksa orang untuk taat. Tugas manusia hanyalah menjadi penyampai, sebagaimana Nabi Muhammad SAW sendiri diingatkan dalam banyak ayat: "Sesungguhnya engkau tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau cintai, tetapi Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki..." (QS. Al-Qasas: 56).

Kita Semua Adalah Da’i

Dakwah bukan monopoli ustaz atau ulama. Setiap Muslim adalah da’i — bahkan dengan akhlak, tulisan, karya, dan sikap sehari-hari. Seorang guru yang sabar menghadapi muridnya, seorang pebisnis yang jujur dalam transaksi, bahkan seorang konten kreator yang membagikan kebaikan — semua itu bagian dari dakwah.

Dalam sebuah wawancara dengan Ustaz Adi Hidayat di kanal YouTube resminya, ia menegaskan bahwa “berdakwah hari ini tidak lagi hanya soal ceramah, tapi bagaimana kita membangun budaya kebaikan di tengah masyarakat. Bisa lewat literasi, seni, budaya, bahkan olahraga.”

Mengajak Tanpa Menghakimi

Pesan QS. An-Nahl:125 sangat relevan untuk zaman ini: berdakwah bukan tentang siapa yang paling benar, tapi bagaimana membuat orang lain merasa dimengerti, diterima, dan akhirnya tersentuh untuk berubah.

Sebuah studi dari Pew Research Center (2022) mencatat bahwa generasi muda cenderung tertarik pada pendekatan spiritual yang lebih personal dan tidak menghakimi. Mereka tidak menolak agama, tetapi menolak cara penyampaian yang kasar, kaku, atau terkesan mengintimidasi.

Menjadi Pelita Kecil di Tengah Dunia yang Gelap

Di masa ketika banyak orang sedang mencari makna hidup, peran kita sebagai Muslim sangat dibutuhkan. Bukan untuk menjadi hakim bagi kehidupan orang lain, melainkan menjadi pelita kecil — yang menunjukkan jalan, bukan memaksakan jalan.

Mari kita mulai dakwah dari hal-hal kecil: berbagi tulisan inspiratif, bersikap sabar di media sosial, membantu tetangga tanpa pamrih. Karena mungkin, dari tindakan sederhana itulah seseorang menemukan jalan menuju Allah.

Dakwah bukan soal seberapa hebat kita berbicara, tapi seberapa tulus kita ingin melihat dunia ini menjadi lebih baik. Maka mari terus mengajak — dengan hikmah, dengan cinta, dan dengan sabar. Karena siapa tahu, satu kata dari kita bisa menjadi sebab hidayah bagi seseorang. Dan itu... lebih berharga dari dunia dan seisinya.(*)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update