Padang, pasbana - Pameran Patung Internasional digelar secara meriah di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat pada Kamis malam, 19 Juni 2025, untuk mengenang 95 tahun Arby Samah, maestro pematung abstrak asal Nagari Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar.
Acara ini tak hanya menjadi penghormatan atas warisan seni Arby Samah, tetapi juga menjadi panggung kolaborasi seniman lokal dan mancanegara dalam menghidupkan kembali semangat berkesenian di Ranah Minang.
Arby Samah dikenal sebagai pelopor patung abstrak di Indonesia. Lahir dan besar di jantung Luhak Nan Tuo, Tanah Datar, kiprah seninya melampaui batas nasional dan menginspirasi banyak generasi seniman hingga saat ini.
Melalui gaya abstraknya yang khas, Arby mampu membangun identitas seni patung Indonesia di kancah internasional, sekaligus menyuarakan semangat kebudayaan Minangkabau dalam bentuk visual yang modern dan penuh ekspresi.
Pameran ini resmi dibuka oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasco Ruseimy, pada Kamis malam dan akan berlangsung selama lima hari, dari tanggal 19 hingga 23 Juni 2025. Seluruh rangkaian kegiatan dipusatkan di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat, yang menjadi etalase utama bagi karya seni rupa kontemporer di wilayah ini.
Wakil Gubernur Vasco Ruseimy dalam sambutannya menyebutkan bahwa pameran ini memiliki makna penting bukan hanya sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh seni seperti Arby Samah, tetapi juga sebagai wadah edukasi, apresiasi, dan inspirasi, khususnya bagi generasi muda.
“Kegiatan ini sangat penting bukan hanya sebagai penghormatan kepada tokoh seni, tetapi juga sebagai ruang edukasi, apresiasi, dan inspirasi bagi generasi muda,” ujar Vasco Ruseimy di hadapan tamu undangan.
Pameran ini melibatkan partisipasi aktif dari seniman lokal dan internasional, mencerminkan daya tarik global karya Arby Samah. Beberapa karya dari negara seperti Jepang, Belanda, dan Australia turut dipamerkan, berdialog langsung dengan karya-karya seniman Sumatera Barat dalam ruang estetika yang saling melengkapi.
Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat, Jefrinal Arifin, menekankan pentingnya mengenang kontribusi besar Arby Samah dalam dunia seni dan budaya Minangkabau.
“Kami berharap di masa depan seni dan budaya kita mengalami peningkatan kualitas, terutama dalam pendidikan seni. Perlu lebih banyak ruang bagi seniman untuk berkarya dan berekspresi,” jelas Jefrinal.
Ia juga menambahkan bahwa sarana seperti galeri seni, ruang pameran, dan ruang pertunjukan sangat diperlukan untuk mendukung regenerasi seniman dan pelestarian budaya daerah.
Masyarakat dan pecinta seni menyambut hangat penyelenggaraan pameran ini. Banyak pengunjung yang mengaku baru mengenal lebih dalam sosok Arby Samah melalui karya-karya dan dokumentasi yang ditampilkan. Generasi muda, khususnya pelajar seni, memanfaatkan momen ini untuk belajar langsung dari presentasi karya yang dipamerkan.
Salah seorang pengunjung, Rini Kurnia, mahasiswa Institut Seni Indonesia Padangpanjang, mengatakan, “Saya merasa sangat terinspirasi. Arby Samah memberi bukti bahwa seniman daerah pun bisa mendunia. Pameran ini membuka mata saya tentang pentingnya memahami akar budaya dalam berkesenian.”
Pameran ini juga disertai dengan diskusi seni, pemutaran dokumenter perjalanan hidup Arby Samah, dan workshop kreatif yang dibuka untuk umum. Semua kegiatan terbuka bagi masyarakat dan diharapkan dapat menjadi tonggak baru dalam pelestarian seni rupa, khususnya patung abstrak, di Sumatera Barat.
Pameran ini bukan sekadar penghormatan atas nama besar Arby Samah, tetapi juga sebuah momentum penting dalam merawat ingatan kolektif budaya Minangkabau. Melalui seni, masyarakat diajak untuk tidak hanya mengenang masa lalu, tetapi juga menatap masa depan dengan semangat berkarya yang progresif.
“Menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi kita semua, bahwa Arby Samah berasal dari Luhak Nan Tuo dan dikenal baik di nasional maupun internasional melalui karya seninya. Semoga sosok beliau menjadi inspiratif bagi generasi muda Tanah Datar,” ujar seorang tokoh masyarakat Tanah Datar yang turut hadir dalam pembukaan pameran.(rel/tsa)