Payakumbuh, pasbana – Suasana hangat dan kekeluargaan mewarnai musyawarah badunsanak yang digelar di district resto & cafe, Tanjuang Anau, baru-baru ini. Pertemuan ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus wadah diskusi antara Pemerintah kota Payakumbuh dan pemerintah kabupaten Limapuluh Kota terkait rencana pembangunan tugu selamat datang di kota Payakumbuh.
Musyawarah ini dihadiri oleh dua pucuk pimpinan daerah, Wali Kota Payakumbuh Zulmaeta dan Bupati Lima Puluh Kota Safni Sikumbang. Turut hadir Wakil Wali Kota Elzadaswarman, Sekretaris Daerah, Asisten, Camat, Lurah, serta perwakilan masyarakat dari kedua wilayah, termasuk tokoh adat, ketua pemuda, pemilik lahan, dan Badan Musyawarah (Bamus) Nagari.
Rencana pembangunan tugu selamat datang ini merupakan respons terhadap aspirasi masyarakat Payakumbuh yang menginginkan identitas visual saat memasuki Kota Payakumbuh. Namun, lokasi pembangunan yang berada di kawasan Tanjuang Anau, yang berbatasan dengan Nagari Harau, memicu diskusi yang melibatkan berbagai pihak untuk menghindari kesalahpahaman administratif.
Wali Kota Payakumbuh Zulmaeta menegaskan bahwa tugu yang akan dibangun bukan penanda batas wilayah administratif, melainkan simbol sambutan kepada siapa saja yang memasuki Kota Payakumbuh.
"Tugu ini hanya sebagai penanda visual bahwa seseorang telah memasuki Kota Payakumbuh. Ini tidak akan mengubah batas wilayah yang telah diatur secara resmi oleh Kementerian Dalam Negeri. Kami ingin menegaskan bahwa ini bukan persoalan tapal batas, tapi bagaimana kita menyambut masyarakat dengan baik," ujar Zulmaeta di hadapan peserta musyawarah.
Senada dengan itu, Wakil Wali Kota Elzadaswarman menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka agar tidak terjadi mispersepsi di tengah masyarakat.
"Kita tidak ingin pembangunan ini menimbulkan kegaduhan atau persepsi negatif. Karena itu, kami hadir di sini, berdiskusi langsung dengan masyarakat dan pemerintah kabupaten. Prinsipnya, tugu ini tidak mengganggu hak hak warga, baik secara administratif maupun sosial," katanya.
Pertemuan yang dikemas dalam nuansa badunsanak ini juga menjadi ruang bagi masyarakat sekitar untuk menyampaikan pandangan. Beberapa tokoh masyarakat menyampaikan dukungan terhadap pembangunan tugu, selama tidak merugikan pihak mana pun dan tetap menghargai nilai nilai kedaerahan.
Pemerintah Kota Payakumbuh pun menyampaikan komitmennya untuk terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota serta menghormati ketetapan hukum dan adat yang berlaku. Hal ini ditegaskan oleh Sekretaris Daerah, yang menyebutkan bahwa segala proses akan mengikuti peraturan perundang-undangan.
Musyawarah ini ditutup dengan semangat kolaborasi dan kesepahaman, forum ini menjadi tonggak penting dalam membangun komunikasi antar daerah yang harmonis dan saling menghargai.
Bupati Lima Puluh Kota, Safni Sikumbang, menyambut baik musyawarah tersebut dan berharap semangat koordinasi seperti ini terus dijaga.
"Ini contoh baik bagaimana dua pemerintahan bisa duduk bersama, berdiskusi, dan mendengar masyarakat. Kita akan terus berkoordinasi agar semua langkah ke depan membawa manfaat bagi masyarakat luas," tuturnya.
Dengan mengedepankan prinsip musyawarah untuk mufakat, pembangunan tugu selamat datang ini diharapkan menjadi simbol persaudaraan, lambang keterbukaan dan keramahan Kota Payakumbuh kepada siapa pun yang datang ke kota ini. (BD)