Notification

×

Iklan

Iklan

Exit Strategy Saat IPO: Kapan Waktu Paling Tepat untuk Realisasi Cuan?

28 Juli 2025 | 11:22 WIB Last Updated 2025-07-28T04:36:02Z


Pasbana - Ramainya penawaran umum perdana (IPO) saham di Bursa Efek Indonesia belakangan ini telah menarik minat banyak investor, baik pemula maupun kawakan. 

Namun, satu hal yang sering terlupakan: exit strategy alias kapan waktu yang tepat untuk “cabut” dan merealisasikan keuntungan (atau meminimalkan kerugian).

Bagi yang baru masuk dunia saham, euforia IPO bisa seperti naik roller coaster — deg-degan, menyenangkan, tapi juga bisa bikin menyesal kalau salah ambil keputusan. 

Mari kita pahami cara exit yang “pas” saat main di saham IPO, berdasarkan pengalaman, data, dan pola pasar terkini.

Kenapa Strategi Exit Itu Penting di IPO?


Membeli saham IPO itu baru separuh cerita. Keputusan yang lebih krusial justru ada saat menjual. Salah timing sedikit saja, potensi cuan bisa lenyap atau bahkan berbalik rugi. 

Apalagi saham IPO kerap bergerak liar dalam beberapa hari awal. Maka dari itu, kamu perlu strategi exit yang cermat dan realistis, bukan sekadar ikut arus FOMO.


Tips Exit “Pas” Saat IPO: Berdasarkan Pola dan Pengalaman Nyata


Berikut ini adalah beberapa strategi exit saat IPO yang bisa kamu pertimbangkan, disertai contoh nyata dari emiten yang baru-baru ini melantai di bursa:

1. Kenali Gaya Main Underwriter (Penjamin Emisi)

Underwriter atau penjamin emisi saham ternyata punya pola khas dalam mendampingi saham IPO. Dengan memahami gaya mereka, kamu bisa menyesuaikan ekspektasi dan strategi jual.

Berikut contoh beberapa underwriter dan pola khas mereka:
Underwriter Pola Umum di Hari-Hari Awal IPO Contoh Emiten
XA      Hari pertama stagnan/merah, hari kedua biasanya naik           -
YJ Umumnya ARA 2x, setelah itu cenderung rawan ARB     $MERI (suspend lalu ARB)
LG/KI Potensi ARA 3x atau lebih     -
HP Sering ARA berjilid-jilid     -
CC Hari pertama penuh drama, bisa ARB dulu baru naik     $MDIY
EP Cenderung langsung ARB di hari pertama     $BAIK

Catatan: ARA = Auto Reject Atas (harga mentok naik), ARB = Auto Reject Bawah (harga mentok turun).


2. Perhatikan Jumlah Bid di Order Book


Salah satu indikator teknikal sederhana tapi cukup ampuh: lihat jumlah bid (antrian beli). Kalau jumlah bid mulai tipis — misalnya tinggal di bawah 1 juta lot — artinya daya beli mulai menurun. 

Tips Praktis:
Jika bid sudah < 1 juta lot, itu bisa jadi sinyal untuk keluar. Potensi ARA tinggal sekali atau bahkan selesai, dan risiko berbalik arah (turun tajam) makin besar.


3. Exit Saat ARA Terbongkar

Strategi ini umum digunakan trader agresif: jual saat ARA terbuka alias ketika saham tidak lagi mentok naik. Potensinya jelas, kamu bisa ambil untung maksimal. 

Tapi risikonya, kamu harus super cepat. Salah timing sedikit saja, bisa masuk ke antrian jual saat harga sudah longsor.

Tips Bijak:
Kadang lebih baik “cukup” daripada kejar “cuan maksimal tapi panik.” Tentukan batas amanmu sendiri.


Tips Tambahan Sebelum Ambil Saham IPO


Sebelum kamu memutuskan beli IPO, pastikan kamu sudah:

Cek Prospektus IPO: Apa rencana penggunaan dana? Apakah untuk ekspansi sehat atau bayar utang?

Bandingkan Valuasi: Apakah harga IPO-nya masuk akal dibanding emiten sejenis?

Lihat Track Record Underwriter: Apakah sering sukses bawa emiten listing dengan stabil?

Tidak Ada Exit yang Sempurna, Tapi Ada Exit yang Sesuai Strategimu


Setiap investor punya profil risiko dan target keuntungan berbeda. Exit strategy yang baik bukan yang sempurna, tapi yang sesuai dengan rencana dan gaya investasimu. 

Jika sudah dapat cuan dan merasa cukup, keluar saja. Jangan menyesal jika keesokan harinya saham masih naik — karena yang penting adalah konsistensi dan disiplin.


Terus Belajar, Terus Bertumbuh


Investasi saham, apalagi di pasar IPO yang volatil, butuh lebih dari sekadar insting. Perlu pengalaman, evaluasi, dan strategi yang terus diasah. Artikel ini semoga membantu kamu membuat keputusan lebih cerdas dan tenang saat menghadapi euforia IPO.

Kalau kamu ingin tahu lebih banyak strategi seputar IPO, swing trading, atau manajemen risiko saham, baca juga artikel kami lainnya. Jangan lupa, tingkatkan terus literasi finansialmu — karena pasar akan selalu berubah, tapi ilmu akan selalu jadi bekal terbaik.(*) 

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update