Notification

×

Iklan

Iklan

Janji Manis yang Menyesatkan: Mengenal Ciri-ciri Investasi Bodong agar Tak Tertipu

09 Juli 2025 | 12:21 WIB Last Updated 2025-07-09T05:22:14Z


“Untung 30 persen dalam sebulan, tanpa risiko! Modal aman, cuan jalan terus!”


Pasbana
- Kalimat semanis ini mungkin sudah tak asing lagi berseliweran di WhatsApp group keluarga, status Instagram teman lama, atau bahkan iklan bersponsor di TikTok. Tapi, tunggu dulu—jangan buru-buru tergiur. Di balik janji manis itu, bisa jadi terselip jebakan investasi bodong yang bisa menguras tabungan dan mengoyak harapan.

Investasi bodong bukan lagi cerita lama. Nyatanya, setiap tahun ratusan orang tertipu, kehilangan uang ratusan juta bahkan miliaran rupiah. Menurut data Satgas Waspada Investasi (SWI), sepanjang tahun 2023 saja ada lebih dari 1.300 entitas ilegal yang ditutup karena menawarkan investasi tanpa izin.

Fantastis dan mengkhawatirkan. Lalu, bagaimana agar kita tidak menjadi korbannya? Yuk, kenali sepuluh ciri umum investasi bodong berikut ini, dibahas dengan gaya yang lebih santai namun tetap serius.


1. Janji Untung Tinggi dalam Waktu Singkat

Kalau ada yang bilang investasi bisa untung 30–50 persen dalam seminggu, tanpa risiko, patut dicurigai. Pasalnya, investasi yang legal pasti menyertakan risiko. 

Bahkan instrumen resmi seperti saham atau reksa dana pun fluktuatif dan tidak menjanjikan kepastian cuan.
Kata OJK: “High return always comes with high risk.”

2. Tak Ada Izin Resmi dari OJK


Coba cek nama perusahaannya di situs OJK (www.ojk.go.id) atau tanyakan ke Kontak OJK 157. Jika tak terdaftar, jangan lanjut. Legalitas adalah fondasi utama. 

Tanpa izin, berarti tak ada pengawasan. Kalau dana hilang, siapa yang akan bertanggung jawab?

3. Rekam Jejak Perusahaan yang Aneh atau Gelap

Biasanya, perusahaan investasi bodong tidak punya jejak digital yang rapi. Website seadanya, tanpa informasi pengurus, dan alamat kantor pun fiktif. Kalau kita coba cari nama direkturnya di Google, seringkali nihil.


4. Produk Investasi Nggak Jelas

Investasi apa? Usaha apa? Modal dikelola ke mana? Kalau semua jawabannya menggantung dan dijawab dengan kalimat “rahasia strategi internal”, ya sudah jelas: mencurigakan. Investasi sehat harus transparan.


5. Pakai Skema Ponzi, Cuan dari Uang Member Baru

Istilah ini mengacu pada pola “gali lubang tutup lubang”. Jadi bukan dari hasil bisnis riil, tapi keuntungan dibayarkan dari uang member baru yang terus direkrut. Ini seperti permainan kursi musik—siapa yang terakhir masuk, bisa kehilangan semuanya.


6. Kamu Harus Rekrut Orang Baru buat Dapat Komisi

Kalau bonus atau pendapatanmu tergantung dari mengajak orang lain, hati-hati. Ini bukan investasi, tapi mirip multi-level marketing tanpa produk, bahkan bisa menyerempet praktik piramida ilegal.


7. Tidak Ada Prospektus atau Penjelasan Risiko


Investasi legal akan memberikan dokumen resmi yang menjelaskan risiko, return, dan struktur produk. Kalau hanya dikirimi PDF desain marketing yang menjanjikan “passive income selamanya”, mending tahan dulu.


8. Nama Artis atau Tokoh Terkenal Dicatut

Beberapa oknum bahkan mencatut nama tokoh agama, artis, atau influencer untuk meyakinkan calon korban. Jangan tertipu karena melihat logo TV nasional atau foto bareng pejabat. Banyak yang palsu dan rekayasa.

Contoh nyata: Investasi bodong MeMiles pernah mencatut nama selebriti, padahal mereka tidak terlibat.


9. Uang Susah Dicairkan


Awalnya memang lancar, bisa tarik dana. Tapi setelah beberapa bulan, mulai banyak alasan: sistem error, maintenance, audit internal, dan seterusnya. Ini alarm besar. Jika dana milikmu tidak bisa kamu akses, artinya kendali uang bukan di tanganmu lagi.


10. Promosi Lewat Media Sosial & Chat Pribadi


Media sosial seperti WhatsApp, Telegram, dan Instagram menjadi lahan empuk bagi investasi bodong. Mereka menargetkan pengguna lewat DM atau grup. Padahal, perusahaan investasi resmi biasanya memiliki kanal resmi seperti situs web, kantor, dan customer service.


Tips Aman Berinvestasi: Jangan Asal Cuan

✅ Cek legalitas di situs OJK atau melalui Kontak OJK 157
✅ Jangan percaya pada testimoni random di medsos
✅ Pastikan produk investasinya jelas dan dimengerti
✅ Jangan terburu-buru. Minta waktu untuk pikir, diskusi, dan riset
✅ Jangan sampai FOMO (Fear of Missing Out). Rasa takut ketinggalan sering membuat kita lengah


Cerdas Finansial Itu Keren

Menjadi investor yang cerdas bukan cuma soal mencari untung, tapi juga soal menjaga aset. Jangan biarkan mimpi kebebasan finansialmu kandas gara-gara tergoda iming-iming investasi bodong.

Karena dalam dunia finansial, kalau terdengar terlalu indah untuk jadi kenyataan, kemungkinan besar itu memang tidak nyata.

Kalau kamu ingin mulai investasi, pastikan kamu mulai dari instrumen yang legal, seperti reksa dana, saham, SBN (Surat Berharga Negara), atau emas digital lewat platform resmi.(*)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update