Padang Panjang, pasbana - Gunongan, monumen cinta abadi di jantung Kota Banda Aceh, tampil dalam wajah baru di ruang Galeri Gedung Pertunjukan Hoeridjah Adam Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, Rabu (16/7/2025).
Lewat Pameran Desain Komunikasi Visual bertajuk “Perancangan Destination Branding Wisata Gunongan Aceh,” Mursidiq, mahasiswa Pascasarjana S-2 ISI Padang Panjang, mempersembahkan karya tugas akhirnya sebagai persembahan bagi sejarah dan generasi muda.
Direktur Pascasarjana ISI Padang Panjang, Dr. Rasmida, M.Sn., dalam sambutannya menekankan komitmen kampus untuk melahirkan karya akademik yang berakar kuat pada metodologi dan merambat pada relevansi kultural.
“Melalui karyanya, Sidiq mengangkat Gunongan sebagai simbol cinta dan warisan sejarah Aceh dalam format visual modern. Ini bukti bahwa tradisi bisa tetap hidup melalui pendekatan desain yang tepat,” ujarnya.
Senada dengan itu, Dr. Sulaiman, M.Sn., selaku dosen pembimbing, menilai pilihan Gunongan sebagai objek penciptaan sangat tepat.
Menurutnya, karya ini menunjukkan tidak hanya keahlian teknis Mursidiq sebagai desainer, tetapi juga kepekaan dalam menafsirkan narasi sejarah menjadi elemen visual yang segar, komunikatif, dan estetis.
“Gunongan menjadi ‘hidup’ kembali sebagai destinasi yang memiliki cerita,” katanya.
Mursidiq sendiri mengungkapkan alasannya memilih Gunongan: sebuah simbol kasih antara Sultan Iskandar Muda dan Putroe Phang, yang di masa kini layak dihadirkan ulang sebagai ikon wisata yang membangkitkan rasa memiliki generasi muda.
“Desain bukan hanya tentang estetika, tapi juga merawat narasi. Gunongan adalah kisah cinta, pertemuan budaya, kejayaan Aceh. Ketika visual dan narasi berpadu, Gunongan menjadi daya tarik emosional sekaligus kebanggaan budaya,” tutur Mursidiq.
Menariknya, pameran ini juga merangkai kata-kata indah para penyair. Potongan puisi karya Sulaiman Juned, Muhammad Subhan, Mustafa Ismail, dan beberapa nama lainnya, turut menebarkan aura magis, seolah Gunongan berbisik: cinta lama tak pernah padam, hanya menunggu disentuh kembali. (rls)