Pasbana - Kapan waktu yang tepat untuk masuk ke pasar saham?
Pertanyaan ini sering menghantui para trader maupun investor pemula. Sama seperti memilih waktu berangkat saat macet, salah hitung bisa bikin perjalanan terasa lebih panjang dan melelahkan.
Begitu juga di pasar saham: salah momentum bisa membuat modal nyangkut terlalu lama.
Dalam dunia trading, ada dua pendekatan populer untuk menentukan titik masuk (entry rules): Pullback Trade dan Breakout Trade.
Keduanya punya kelebihan, kelemahan, serta cocok untuk tipe trader yang berbeda. Mari kita bahas dengan cara sederhana.
1. Pullback Trade (Buy on Support)
Konsep:
Strategi ini seperti belanja saat diskon. Kita menunggu harga saham turun ke level tertentu (support), lalu memantul naik.
Di titik itulah kita masuk beli, dengan harapan harga kembali bergerak naik.
Kunci utama: Support harus jelas terlihat di grafik harga (chart). Support ibarat lantai yang menahan saham agar tidak jatuh lebih dalam.
Cocok untuk siapa?
Trader sabar yang suka membeli di harga relatif murah dengan risiko kecil.
Misalnya, ketika saham BBRI sempat turun ke Rp5.000 pada Mei 2025 lalu dan berkali-kali memantul di area tersebut, trader yang disiplin membeli di level itu bisa menikmati kenaikan hingga Rp5.400 hanya dalam beberapa pekan.
2. Breakout Trade
Konsep:
Strategi ini seperti ikut antre saat pintu mal baru dibuka. Begitu harga menembus batas tertentu (resistance), biasanya pergerakan akan lebih cepat karena banyak trader lain ikut masuk.
Kunci utama: Jangan buru-buru. Tunggu konfirmasi, misalnya candle penutupan di atas level resistance atau volume transaksi meningkat.
Cocok untuk siapa?
Trader agresif yang ingin menangkap momentum cepat.
Contoh nyata: saham MDKA yang pada Juli 2025 berhasil menembus resistance Rp2.000 dengan volume besar. Setelah breakout, harga melesat hingga Rp2.300 dalam beberapa hari.
Pullback vs Breakout: Mana yang Lebih Baik?
Semua kembali pada gaya trading dan psikologi risiko masing-masing:
Pullback = beli di harga murah, risiko relatif kecil, cocok untuk sabar menunggu.
Breakout = kejar momentum cepat, risiko lebih besar, tapi potensi cuan juga besar.
Ibarat memancing ikan:
Pullback seperti menunggu di tempat yang sudah terbukti banyak ikannya lewat.
Breakout seperti langsung melempar kail ke arus deras saat ikan sedang ramai-ramainya.
Tips Praktis untuk Trader Pemula
Pasang stop loss. Tentukan batas kerugian sebelum masuk posisi.
Jangan serakah. Ambil profit sesuai target, jangan menunggu terlalu lama hingga harga berbalik.
Latih kesabaran. Ingat, pasar saham akan selalu memberi peluang baru.
Baik Pullback Trade maupun Breakout Trade sama-sama bisa menghasilkan keuntungan, asalkan digunakan dengan disiplin.
Yang terpenting bukan hanya tahu teorinya, tetapi juga berlatih membaca grafik, memahami sentimen pasar, dan mengelola risiko.
Seperti kata Warren Buffett, “Risiko datang dari tidak mengetahui apa yang Anda lakukan.”
Maka, semakin tinggi literasi finansial kita, semakin baik keputusan yang bisa diambil.
📌 Kalau kamu sendiri, lebih nyaman pakai strategi Pullback atau Breakout?
(*)