Pasbana - Apakah mungkin menemukan saham yang baru bangkit dari keterpurukan, tapi masih dihargai murah oleh pasar?
Jawabannya: sangat mungkin.
Banyak investor sukses justru mengoleksi “hidden gems”—saham yang dulu merugi, kini berbalik untung, namun valuasinya belum terlalu mahal.
Strategi ini sering disebut turnaround investing, yaitu membeli emiten yang baru saja pulih dari kondisi fundamental buruk ke positif.
Tapi, tentu saja kita perlu membedakan mana yang sekadar “pantulan kucing mati” (dead cat bounce) dan mana yang benar-benar memiliki mesin pertumbuhan baru.
Artikel ini akan membahas cara menyaring saham rebound dengan framework sederhana namun tajam: gabungan fundamental yang solid, sinyal teknikal, dan momentum pasar.
Tujuannya agar investor ritel bisa ikut menangkap peluang sejak awal fase kebangkitan.
Pilar Utama: Fundamental yang Sudah Pulih
Investor pemula sering terjebak membeli saham murah yang sebenarnya masih bermasalah. Padahal, kuncinya bukan sekadar harga rendah, melainkan fundamental yang sudah menunjukkan titik balik nyata.
Ada empat indikator sederhana yang bisa jadi pegangan:
Laba Mulai Positif
Kriteria: EPS (Earning Per Share) > 0 dan tumbuh dibanding tahun sebelumnya.
Makna: laba yang kembali positif ibarat mesin mobil yang akhirnya menyala setelah lama mogok.
Kalau mesin sudah hidup, perjalanan bisa dimulai.
Neraca Keuangan Sehat
Kriteria: Debt to Equity Ratio (DER) ≤ 1.
Makna: perusahaan tidak lagi “hidup dari utang”. DER rendah memberi ruang bernapas untuk tumbuh tanpa tekanan bunga.
Manajemen Efektif
Kriteria: ROE (Return on Equity) ≥ 10%.
Makna: modal yang ditanam pemegang saham sudah kembali produktif. ROE tinggi mencerminkan efisiensi dan disiplin biaya.
Valuasi Masih Diskon
Kriteria: Price to Book Value (PBV) ≤ 1,5 atau EV/EBITDA ≤ 7.
Makna: harga saham masih relatif murah, sehingga ada ruang bagi rerating pasar.
Momentum: Kapan Waktu Tepat Masuk?
Setelah fundamental oke, langkah berikutnya adalah mendeteksi sinyal rebound teknikal. Analogi sederhananya, jangan hanya tahu mobil sehat, tapi pastikan juga jalanan sudah terbuka.
Beberapa indikator praktis:
EMA (Exponential Moving Average): perhatikan saat harga menembus EMA20 dan EMA10 mulai naik.
MACD (Moving Average Convergence Divergence): konfirmasi saat garis MACD mendekati garis nol.
RSI (Relative Strength Index): sinyal lebih kuat jika RSI tembus di atas 50.
Volume: pastikan ada peningkatan volume minimal 1,5–2 kali rata-rata 20 hari.
Kombinasi sinyal ini menandakan fase akumulasi sudah dimulai, bukan sekadar pantulan sementara.
Eksekusi: Strategi Masuk dan Keluar
Banyak investor panik karena bingung kapan harus beli atau jual.
Framework berikut bisa jadi panduan sederhana:
Entry Pertama (Agresif): saat harga menembus EMA20 dengan volume meningkat.
Entry Kedua (Konfirmasi): tambah posisi ketika ada golden cross (EMA10 naik melewati EMA20) atau harga tembus swing high dengan volume besar.
Take Profit: lakukan bertahap. Misalnya, target awal di 2× ATR14 (indikator volatilitas). Biarkan sebagian posisi jalan selama tren naik masih terjaga.
Stop Loss: disiplin keluar jika harga jatuh lagi di bawah EMA20 dengan volume besar.
Studi Kasus: Saham Emiten Transportasi di 2024
Contoh nyata bisa dilihat pada saham emiten transportasi PT Blue Bird Tbk (BIRD) di 2024.
Setelah pandemi menekan kinerja, perusahaan akhirnya membukukan laba bersih positif Rp 431 miliar pada 2023, berbalik dari rugi. DER tetap terjaga di bawah 0,5, dan ROE naik di atas 10%.
Saat fundamental berbalik, harga saham yang sempat stagnan mulai naik dari level Rp 1.400 di awal 2023 ke Rp 2.500 di pertengahan 2024.
Momentum teknikalnya jelas terlihat: harga tembus EMA20 dengan volume melonjak, MACD mendekati nol, dan RSI bergerak stabil di atas 50.
Investor yang masuk di fase awal bisa meraup profit signifikan, bahkan sebelum saham tersebut ramai diberitakan.
Cara Praktis Menyaring Saham
Bagi investor ritel, tools seperti Screener Stockbit atau aplikasi sekuritas bisa membantu mempercepat seleksi.
Cukup gunakan filter berikut:
EPS > 0 dan EPS Growth YoY > 0
DER ≤ 1
ROE ≥ 10%
PBV ≤ 1,5
Harga > MA20 dan Volume ≥ 1,5 × rata-rata 20 hari
EPS > 0 dan EPS Growth YoY > 0
DER ≤ 1
ROE ≥ 10%
PBV ≤ 1,5
Harga > MA20 dan Volume ≥ 1,5 × rata-rata 20 hari
Setelah itu, tinggal shortlist kandidat dan cek grafik harian untuk validasi teknikal.
Hidden Gems Ada di Depan Mata
Berburu saham rebound bukan sekadar mencari harga murah, tapi menemukan perusahaan yang benar-benar pulih dan mulai menarik perhatian pasar.
Dengan memadukan empat pilar fundamental, sinyal teknikal, dan disiplin eksekusi, investor punya peluang lebih besar menangkap hidden gems sejak dini.
Ingat, pasar saham selalu memberi kesempatan kedua. Kuncinya ada pada literasi finansial dan disiplin strategi.
Jangan berhenti belajar. Baca juga artikel terkait tentang [cara mengukur valuasi saham sederhana untuk pemula] dan [strategi manajemen risiko agar portofolio lebih tahan banting].
(*)
(*)