Notification

×

Iklan

Iklan

Dua Karya Unggulan “Pintu” dan “Terbuang dalam Waktu” Siap Ramaikan Gala Teater ISI Padangpanjang

10 Oktober 2025 | 06:35 WIB Last Updated 2025-10-09T23:35:36Z


Padang Panjang, pasbana – Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang kembali menggelar ajang bergengsi Gala Teater yang berlangsung di Gedung Teater Arena Mursal Esten pada 10–12 Oktober 2025. Acara tahunan yang diinisiasi Program Studi Seni Teater ini menghadirkan enam karya terbaik, termasuk dua pementasan unggulan bertajuk Pintu dan “Terbuang dalam Waktu”.

Koordinator Publikasi Gala Teater, Dr. Sulaiman Juned, M.Sn, mengatakan bahwa perhelatan kali ini menampilkan perpaduan karya lokal dan kolaborasi internasional. 

“Tahun ini kami menampilkan enam karya teater, termasuk kolaborasi antara ISI Padangpanjang dan ASWARA Malaysia dalam lakon ‘Perempatan Perempuan’ karya Wendy HS, serta ‘Jebat’ dari UPSI Malaysia,” ujar Sulaiman di Padang Panjang, Kamis (10/10).

Selain dua karya kolaborasi, empat pertunjukan lainnya merupakan hasil kurasi dari seniman muda berbakat. Di antaranya, “Pintu” disutradarai Yusril, “The Ballad of Sumarah” oleh Enrico Alamo, “Migrasi Perempuan” oleh Wen Hendri, dan “Terbuang dalam Waktu” oleh Ravi Razak dari Teater Balai Bukittinggi.

Ketua Panitia, Wendy HS, S.Sn., M.A, menjelaskan bahwa selain pementasan, Gala Teater juga menggelar sejumlah kegiatan pendukung seperti workshop olah tubuh dan vokal yang melibatkan dosen dan alumni teater ISI Padangpanjang. 

“Kami menghadirkan narasumber berpengalaman seperti Tatang Rusmana, Yuniarni, Dede Prama Yoza, dan Fauzan Moham. Selain itu, juga ada diskusi interaktif dengan mahasiswa UPSI dan ASWARA untuk memperkaya perspektif teater lintas negara,” tuturnya.

Salah satu karya yang paling dinantikan adalah “Terbuang dalam Waktu”, adaptasi bebas dari naskah “Swan Song” karya Anton P. Chekhov, disutradarai Ravi Razak. Ravi menjelaskan bahwa ia mengolah kembali naskah tersebut dengan pendekatan tematik dan dramatik yang lebih kontekstual. “Karya ini menggambarkan kehidupan seseorang di dua dunia — dunia panggung dan dunia nyata.

Melalui tokoh ‘Badut Tua’, saya ingin mengkritik ekosistem teater yang belum sepenuhnya memberi ruang penghargaan bagi seniman,” ujarnya.

Ravi menuturkan bahwa persiapan pementasan ini telah berlangsung selama dua bulan. Ia berharap karya tersebut dapat mengajak penonton, baik dari kalangan teater maupun masyarakat umum, untuk memahami sisi emosional dan eksistensial pelaku seni panggung.

Sementara itu, sutradara “Pintu”, Yusril, mengungkapkan bahwa karyanya berangkat dari refleksi kehidupan manusia di masa pandemi dan dampak dunia digital terhadap batas realitas.

 “Dulu, pintu menjadi batas antara dunia luar dan dalam. Kini, dengan hadirnya dunia virtual, batas itu nyaris hilang. Dunia seolah tanpa dinding,” jelasnya.

Menurut Yusril, ide “Pintu” telah digagas sejak lima tahun lalu, namun baru direalisasikan melalui latihan intens selama dua bulan terakhir. “Kami tidak menargetkan sejauh mana karya ini akan melangkah, yang terpenting adalah menciptakan karya terbaik yang bisa dinikmati publik,” pungkasnya.

Dengan konsep lintas budaya dan eksplorasi artistik yang mendalam, Gala Teater 2025 di ISI Padangpanjang diharapkan menjadi wadah apresiasi dan pertukaran gagasan kreatif bagi dunia teater Indonesia dan Asia Tenggara.
(Kay/Aji)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update