Notification

×

Iklan

Iklan

"The Ballad Of Sumara": Pertunjukan Monolog di Gala Teater

09 Oktober 2025 | 07:35 WIB Last Updated 2025-10-09T00:35:54Z


Padang Panjang, pasbana -  Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang kembali menggelar Gala Teater 2025, sebuah ajang seni pertunjukan yang mempertemukan karya-karya teater dari dalam dan luar negeri. 

Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai 10 hingga 12 Oktober 2025, di kampus ISI Padangpanjang, Sumatera Barat.
Koordinator Publikasi Gala Teater, Dr. Sulaiman Juned, M.Sn, menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya menampilkan pertunjukan teater, tetapi juga menghadirkan workshop yang melibatkan para praktisi dan akademisi teater.

“Tahun ini, Gala Teater menjadi ruang apresiasi sekaligus refleksi seni lintas negara, dengan kolaborasi antara Indonesia dan Malaysia,” ujarnya, Rabu (9/10).

Pada hari pertama, Jumat (10/10), dua pertunjukan pembuka akan digelar: “Migrasi Perempuan” karya dan sutradara Wen Hendri, serta “The Ballad of Sumarah” karya dan sutradara Enrico Alamo. Hari berikutnya, Sabtu (11/10), giliran delegasi Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia yang menampilkan lakon “Jebat”, disusul oleh pertunjukan “Pintu” karya Yusril



Puncaknya, Minggu (12/10), Teater Balai Bukittinggi akan membawakan lakon “Terbuang dalam Waktu”, adaptasi bebas dari karya Anton P. Chekhov The Swan Song, disutradarai oleh Ravi Razak.

Sebagai penutup, Gala Teater akan menampilkan pertunjukan kolaboratif antara Akademi Seni Budaya dan Warisan Kebangsaan (ASWARA) Malaysia dan Prodi Teater ISI Padangpanjang, sebuah bentuk sinergi yang diharapkan dapat memperkuat hubungan kebudayaan kedua negara.

Salah satu karya yang menarik perhatian dalam rangkaian acara ini adalah “The Ballad of Sumarah”, sebuah monolog yang menggugah tentang nasib tragis seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Indonesia di Arab Saudi yang menghadapi hukuman mati akibat konflik dengan majikannya.

Menurut sutradara dan pengkarya Enrico Alamo, karya ini bukan sekadar kisah personal, melainkan refleksi sosial terhadap realitas politik dan kemanusiaan di Indonesia.

 “Sumarah adalah perempuan cerdas dan berpendidikan, tetapi tersisih karena stigma masa lalu keluarganya pada 1965. Ia lalu bekerja di luar negeri dan menghadapi perlakuan tidak manusiawi hingga akhirnya melakukan perlawanan,” ungkapnya.

Enrico menuturkan, proses kreatif pertunjukan ini dimulai sejak Juli 2025 dengan tahap perekrutan tim dan diskusi naskah, kemudian berlanjut pada latihan intensif selama Agustus hingga September. 




“Kami menyiapkan setiap detail — dari set, blocking, hingga keaktoran — agar pesan kemanusiaan yang kami bawa dapat tersampaikan dengan kuat kepada penonton,” jelasnya.

Menariknya, Enrico berencana membawa The Ballad of Sumarah ke panggung internasional. Ia mengaku telah menyiapkan versi bahasa Inggris dari naskah serta trailer pertunjukan untuk memperluas jangkauan audiens.

 “Kami ingin pesan kemanusiaan dalam karya ini dapat didengar lebih luas. Bahasa teater adalah bahasa universal, dan kami ingin menyampaikannya melintasi batas negara,” pungkasnya.

Dengan sajian karya yang sarat nilai sosial dan kemanusiaan, Gala Teater ISI Padangpanjang 2025 menjadi bukti bahwa teater bukan sekadar hiburan, melainkan medium refleksi dan diplomasi budaya yang menyatukan nilai-nilai kemanusiaan di panggung dunia.(*/Adrian/Kay)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update