Pasbana - Banyak orang ingin terjun ke dunia saham, tapi tidak sedikit yang justru “terpeleset” karena salah langkah. Salah satunya: langsung all in alias membeli saham dalam jumlah besar sekaligus tanpa strategi.
Padahal, investasi saham bukan soal siapa yang paling cepat beli, tapi siapa yang paling sabar dan punya perencanaan matang.
Dengan modal Rp10 juta, kamu sebenarnya sudah bisa mulai berinvestasi layaknya investor profesional—asal tahu caranya.
Berikut tips investasi saham dengan metode bertahap (average buying) agar risiko tetap terkendali, dan potensi cuan tetap terbuka lebar.
1. Pahami Dulu: Investasi Bukan Spekulasi
Sebelum bicara angka, penting untuk memahami bahwa investasi saham berbeda dengan trading jangka pendek.
Investor sejati membeli saham perusahaan yang punya fundamental kuat dan potensi bertumbuh.
Investor sejati membeli saham perusahaan yang punya fundamental kuat dan potensi bertumbuh.
Tujuannya bukan untuk “tebak-tebakan harga,” tapi ikut memiliki sebagian kecil dari perusahaan tersebut.
Menurut data OJK, investor ritel di Indonesia kini mencapai lebih dari 12 juta orang (2025), naik hampir dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.
Namun, banyak di antaranya masih salah kaprah—mengira saham adalah jalan pintas menuju kaya. Padahal, kunci utamanya adalah disiplin, sabar, dan strategi.
2. Gunakan Metode Bertahap, Bukan All In
Misalnya kamu punya modal Rp10 juta. Jangan langsung memborong satu saham dengan seluruh dana itu. Gunakan strategi bertahap seperti ini:
Tahap 1: Entry Awal (Cicil 1 Lot)
Misalkan kamu tertarik pada saham $CDIA yang harganya Rp1.785 per lembar.
Kamu bisa beli 1 lot (100 lembar) terlebih dahulu, senilai sekitar Rp178.500.
Tujuannya bukan untuk mencari untung besar, tapi membaca arah pasar dan menentukan rata-rata harga (average) yang nantinya sangat penting.
“Investor cerdas tidak menembak sekali, tapi membangun posisi dengan sabar.”
Tahap 2: Simpan Cash untuk Average Down
Dari total Rp10 juta, simpan 50% dana dalam bentuk tunai untuk berjaga-jaga.
Jika harga turun 5–7%, gunakan sebagian dana itu untuk menambah posisi (average down)—misalnya beli 3 lot tambahan di harga yang lebih rendah.
Cara ini menurunkan harga rata-rata beli kamu, sehingga peluang balik modal dan untung jadi lebih cepat.
Contoh:
Beli 1 lot di Rp1.785
Harga turun ke Rp1.650 → beli 3 lot lagi
Harga rata-rata kamu kini sekitar Rp1.684 per lembar.
Ketika harga kembali ke Rp1.800, kamu sudah cuan tipis—meski pasar baru pulih!
3. Hindari Overtrading, Fokus pada Strategi
Kesalahan banyak investor pemula adalah terlalu sering jual-beli.
Biaya transaksi kecil tapi sering bisa “menggerogoti” profit.
Lebih baik fokus pada strategi jangka menengah-panjang (bulanan atau kuartalan).
Lihat pergerakan harga harian, tapi jangan biarkan emosi mengendalikan keputusanmu.
4. Diversifikasi Cerdas: Cukup 2 Saham Solid
Dengan modal Rp10 juta, sebaiknya cukup pegang dua emiten:
Saham big bank seperti BBCA, BBRI, atau BMRI — stabil, likuid, dan rutin bagi dividen.
Saham konglomerat atau sektor potensial seperti CDIA, CUAN, atau SCMA — punya potensi pertumbuhan.
Hindari saham gorengan (harga murah tapi tidak likuid).
Saham semacam itu memang bisa naik cepat, tapi juga bisa turun tajam tanpa alasan logis.
Ingat, bukan harga murah yang penting, tapi nilai perusahaan di baliknya.
5. Jaga Mental & Kendalikan Emosi
Investasi saham adalah marathon, bukan sprint.
Belilah saham seperti kamu mencicil emas—pelan tapi konsisten.
Bila harga turun, itu bukan akhir dunia. Justru momen untuk menambah posisi jika fundamental perusahaan masih bagus.
FOMO (fear of missing out) adalah musuh utama investor.
Kalau temanmu bilang “ini saham bakal to the moon!”, tenangkan diri dulu. Lihat data, bukan drama.
6. Catat & Pantau Secara Berkala
Buat jurnal investasi: catat tanggal pembelian, harga, jumlah lot, serta alasan membeli.
Setiap bulan, baca laporan keuangan perusahaan dan berita terkini.
Jika pemegang saham utama menjual saham dalam jumlah besar, waspada — bisa jadi sinyal negatif.
7. Take Profit Saat Target Tercapai
Jangan takut untuk ambil untung (take profit) saat harga sudah naik sesuai target.
Pasar saham Indonesia masih fluktuatif; stabilitasnya belum sekuat pasar global.
Jika harga sudah naik signifikan, jual sebagian dulu. Simpan sisanya jika tren masih baik.
💬 “Lebih baik cuan kecil tapi pasti, daripada menunggu cuan besar yang tak kunjung datang.”
Investasi Itu Ilmu + Mental
Dengan modal Rp10 juta, kamu sudah bisa menjadi investor yang bijak.
Kuncinya ada pada disiplin, strategi bertahap, diversifikasi, dan pengendalian emosi.
Jangan lupa terus belajar, membaca laporan keuangan, dan memperluas wawasan tentang pasar modal.
(*)




