Notification

×

Iklan

Iklan

Merangkai Harmoni dari Berok Nipah: Sebuah Alek Nagari di Tengah Keberagaman

11 November 2025 | 17:13 WIB Last Updated 2025-11-11T10:13:44Z


Padang, pasbana - Suara gendang bersahut di udara sore Berok Nipah. Di antara aroma sate dan gemuruh tepuk tangan warga, beragam tarian daerah bergantian tampil di panggung sederhana di jantung Kelurahan Berok Nipah, Kota Padang, Selasa (11/11). 

Dari randai Minang, tari India, hingga barongsai Tionghoa—semuanya berpadu dalam satu ruang: Alek Nagari Berok Nipah 2025.

Inilah potret mini Indonesia dalam satu kelurahan. Sebuah panggung kecil yang memamerkan betapa keberagaman bukan sekadar slogan, tetapi denyut kehidupan sehari-hari.

Dengan tema “Menuju Integrasi Masyarakat Multikultural,” Alek Nagari kali ini menjadi wujud nyata semangat toleransi warga Berok Nipah yang sudah lama hidup berdampingan lintas etnis dan agama. 

Kegiatan ini bukan hanya pesta budaya, tapi juga perayaan kebersamaan di tengah warna-warni perbedaan.




Sekretaris Daerah Kota Padang, Andree Harmadi Algamar, menyebut kegiatan ini sebagai contoh baik bagaimana masyarakat bisa menjaga harmoni di tengah keberagaman.

“Kegiatan ini bukan hanya hiburan, tapi juga bentuk aktivasi dari program unggulan Pemko Padang seperti Jelajah Padang dan Padang Melayani,” ujarnya.

“Di sini kita melihat langsung bagaimana antar suku, agama, dan ras bisa terjalin dalam satu semangat yang sama.”
Andree tak lupa memberikan apresiasi kepada anggota DPRD Kota Padang, Iswanto Kwara, yang menggagas kegiatan ini melalui aspirasi dan dukungan kepada masyarakat Berok Nipah.

“Inilah bukti nyata sinergi antara pemerintah, wakil rakyat, dan warga. Ketika semua elemen bersatu, harmoni sosial bukan hal yang mustahil,” katanya.

Ketua Pelaksana Alek Nagari, Sri Utami, mengatakan kegiatan ini bukan hanya soal melestarikan adat, tapi juga membangkitkan semangat ekonomi warga.

“Kami ingin menunjukkan bahwa keberagaman adalah kekuatan. Ada seni Minang, Jawa, Batak, Tionghoa, dan India di sini. Semua tampil bersama tanpa sekat,” ujarnya.
“UMKM juga ikut menggeliat. Dari kuliner, kriya, hingga pakaian tradisional, semuanya mendapat tempat.”

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Padang, Kelurahan Berok Nipah merupakan salah satu kawasan paling heterogen di wilayah Padang Barat, dengan penduduk dari berbagai latar belakang etnis dan agama. 

Meski beragam, konflik sosial hampir tak pernah terdengar—suatu hal yang kini menjadi kebanggaan tersendiri bagi warganya.



Camat Padang Barat, Pagara, menegaskan bahwa Alek Nagari bukan hanya kegiatan seremonial, melainkan upaya konkret memperkuat semangat gotong royong di tengah masyarakat urban.

“Kita ingin keberagaman ini tidak berhenti di panggung, tapi tumbuh dalam keseharian. Saling belajar, saling menghargai, dan berbagi pengalaman antarwarga,” katanya.
“Masyarakat multikultural bukan ancaman, tapi potensi yang luar biasa.”

Warga pun tampak antusias. Anak-anak berlari membawa bendera kecil, ibu-ibu sibuk menghidangkan rendang, sate, dan kue tradisional dari berbagai daerah. 

Di sudut lain, kelompok pemuda mengiringi musik tradisional dengan alat musik modern—menciptakan harmoni yang benar-benar hidup.

Alek Nagari Berok Nipah menjadi semacam pengingat, bahwa keberagaman di Indonesia tidak datang dari teori atau pidato, tapi tumbuh dari interaksi sederhana di kampung, di pasar, di tempat ibadah, dan di kegiatan seperti ini.

Berok Nipah membuktikan bahwa perbedaan bukan untuk dipertentangkan, melainkan untuk dirayakan. Dalam satu panggung kecil, masyarakatnya mengajarkan sesuatu yang besar: bahwa harmoni bukan hanya mungkin, tapi indah ketika dijalani bersama.

Indonesia merupakan salah satu negara paling multikultural di dunia, dengan lebih dari 1.300 suku bangsa dan 700 bahasa daerah (sumber: Badan Pusat Statistik, 2024). 

Upaya lokal seperti yang dilakukan warga Berok Nipah menjadi bagian penting dalam menjaga tenun kebangsaan yang beraneka warna ini. Makin tahu Indonesia. 
(*)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update