Notification

×

Iklan

Iklan

Mewujudkan Kurikulum yang Merata dan Efektif: Evaluasi dan Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran

23 November 2025 | 08:38 WIB Last Updated 2025-11-23T01:40:15Z


Oleh: Alifia Humaira Diva 
Mahasiswa Universitas Negeri Padang

Pasbana - Kurikulum pendidikan di Indonesia terus mengalami perkembangan untuk menyesuaikan diri dengan dinamika zaman. Tujuannya adalah menciptakan proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan kompetensi peserta didik agar siap menghadapi tantangan global.

Namun, pelaksanaan kurikulum di berbagai daerah masih menghadapi sejumlah hambatan yang menyebabkan kualitas pendidikan belum merata. Ketimpangan ini semakin tampak ketika membandingkan sekolah di perkotaan yang fasilitasnya lebih memadai dengan sekolah di pedesaan yang sering kali harus berjuang dengan berbagai keterbatasan.

Tantangan dalam Pelaksanaan Kurikulum Saat Ini


Salah satu persoalan utama dalam penerapan kurikulum adalah ketimpangan sarana pembelajaran antar wilayah. Pembelajaran yang berbasis proyek dan teknologi memerlukan fasilitas seperti komputer, jaringan internet, dan ruang praktik. 

Kondisi ini belum dimiliki secara merata, terutama di daerah pedesaan dan wilayah terpencil. Ketidakmerataan fasilitas tersebut berdampak pada kemampuan sekolah dalam mengimplementasikan kegiatan belajar yang sesuai dengan arah kurikulum.

Selain itu, kesiapan guru dalam memahami dan menjalankan kurikulum juga masih beragam. Ada guru yang sudah mampu menerapkan metode pembelajaran modern, tetapi sebagian lainnya masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi.

Perbedaan pemahaman ini membuat pelaksanaan kurikulum tidak seragam, sehingga hasil pembelajaran di setiap sekolah juga berbeda.

Tantangan lainnya muncul dari tingginya beban administrasi yang harus diselesaikan guru. Tugas administratif yang cukup banyak membuat waktu guru untuk merancang pembelajaran kreatif menjadi terbatas. Situasi ini sering kali membuat proses belajar mengajar kembali berfokus pada hal-hal teknis, bukan pada pengembangan kompetensi siswa.

Sistem penilaian yang diterapkan di sekolah pun belum sepenuhnya selaras dengan tujuan kurikulum. Meskipun kurikulum menekankan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi, penilaian di lapangan masih sering terpusat pada tes tertulis. Metode penilaian autentik yang lebih menggambarkan kemampuan nyata siswa belum diterapkan secara luas dan konsisten.

Perbedaan kondisi sosial dan budaya di berbagai daerah juga berpengaruh pada pelaksanaan kurikulum. Materi yang sama diterapkan pada lingkungan yang berbeda, sehingga tidak selalu relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Ketidaksesuaian konteks ini membuat pembelajaran terasa kurang bermakna bagi sebagian peserta didik.

Upaya Pengembangan agar Kurikulum Lebih Efektif dan Merata


Pemerataan fasilitas pendidikan menjadi langkah penting yang perlu dilakukan. Sekolah di seluruh daerah perlu mendapatkan akses terhadap sarana pendukung pembelajaran, seperti perangkat digital dan jaringan internet yang stabil.

Fasilitas tersebut akan membantu sekolah menjalankan pembelajaran secara lebih maksimal dan sesuai arah kurikulum.
Penguatan kompetensi guru juga menjadi aspek yang harus terus diperhatikan.

Melalui pelatihan yang berkelanjutan, pendampingan, dan komunitas belajar, guru dapat lebih siap dalam menerapkan pendekatan pembelajaran yang kreatif dan relevan. Pemberdayaan guru adalah kunci agar kurikulum dapat berjalan efektif di ruang kelas.

Proses administrasi yang dilakukan guru juga perlu dibuat lebih ringkas melalui sistem digital yang terintegrasi. Dengan pengurangan beban administratif, guru dapat memiliki waktu lebih banyak untuk memahami kebutuhan siswa serta merancang pembelajaran yang inovatif.

Pembelajaran akan menjadi lebih bermakna apabila penilaian dilakukan secara autentik dan relevan dengan kemampuan nyata siswa. Portofolio, proyek, presentasi, serta observasi langsung dapat digunakan untuk mengukur perkembangan berbagai aspek kompetensi siswa yang tidak terlihat hanya melalui ujian tertulis.
Penyesuaian pembelajaran dengan budaya, karakteristik lingkungan, dan potensi lokal juga penting dilakukan. 

Dengan mengintegrasikan unsur lokal ke dalam kegiatan belajar, siswa dapat melihat manfaat materi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga minat dan motivasi belajar mereka meningkat.

Kerja sama antar sekolah, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat juga memberikan peluang besar dalam memperkaya proses pembelajaran. Melalui kolaborasi ini, siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih nyata dan kontekstual, baik melalui kunjungan lapangan, kegiatan komunitas, maupun program berbasis proyek di lingkungan.(*)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update