Pasbana - Plasenta mungkin tidak terlihat, tetapi perannya luar biasa. Organ yang hanya muncul selama kehamilan ini bekerja tanpa henti selama sembilan bulan untuk memastikan janin tumbuh dengan aman.
Banyak ibu yang mengenalnya hanya sebagai “tempat bayi menempel”, padahal fungsinya jauh lebih kompleks dan menakjubkan.
Apa Itu Plasenta?
Plasenta adalah organ sementara yang tumbuh di dinding rahim sejak awal kehamilan. Bentuknya seperti cakram tebal dan terhubung ke janin melalui tali pusat.
Di dalamnya terdapat ribuan vili halus, yaitu struktur kecil tempat darah ibu dan janin berdekatan tetapi tidak pernah bercampur. Ini salah satu mekanisme alam untuk melindungi janin dari infeksi dan reaksi imun yang tidak diinginkan.
Menurut Journal of Obstetrics and Gynaecology Research, plasenta mulai berfungsi penuh pada usia kehamilan 10–12 minggu.
Bagaimana Plasenta Bekerja?
1. Mengirim Oksigen untuk Janin
Plasenta mengambil oksigen dari aliran darah ibu lalu mengantarkannya ke janin melalui tali pusat. Perannya mirip paru-paru sementara.
2. Menyalurkan Nutrisi Penting
Protein, glukosa, lemak, mineral, dan vitamin dipilih dan diatur oleh plasenta agar sesuai kebutuhan tumbuh kembang janin.
WHO menyebut plasenta sebagai “organ selektif”, karena ia hanya mengizinkan nutrisi tertentu masuk, dan menahan zat berbahaya sejauh kemampuan tubuh.
3. Membuang Sisa Metabolisme Janin
Sisa metabolisme (seperti CO₂ dan limbah sel) dikembalikan ke tubuh ibu untuk diolah. Fungsinya serupa ginjal sementara bagi janin.
4. Menghasilkan Hormon Kehamilan
Plasenta memproduksi hormon kunci seperti:
hCG (human chorionic gonadotropin)
Progesteron
Estrogen
Jurnal Endocrine Reviews menjelaskan bahwa kombinasi hormon ini menjaga rahim tetap stabil, mengatur pertumbuhan janin, dan menyiapkan tubuh ibu untuk persalinan dan menyusui.
5. Menjadi Perisai Perlindungan
Plasenta bekerja sebagai “filter”, menahan sebagian bakteri dan sebagian besar sel imun agar tidak menyerang janin. Namun, tidak semua risiko bisa ditahan,
inilah mengapa ibu hamil tetap harus waspada terhadap rokok, obat bebas, dan alkohol.
Analogi Sederhana: Plasenta = Stasiun Sentral Kehamilan
Untuk mempermudah, bayangkan plasenta sebagai stasiun pusat logistik.
Di stasiun ini:
Kereta “nutrisi” dari ibu datang → disortir → dikirim ke janin.
Barang rusak (limbah janin) dikembalikan ke ibu.
Pusat komando (hormon) mengatur jadwal dan alur kehidupan di “kota” rahim.
Tanpa stasiun ini, tidak ada sistem yang berjalan.
Masalah yang Bisa Terjadi pada Plasenta
Tidak semua plasenta bekerja ideal. Beberapa kondisi medis yang perlu diwaspadai antara lain:
1. Plasenta Previa
Plasenta menutupi jalan lahir. Data Kemenkes menunjukkan kondisi ini memengaruhi sekitar 0,5% kehamilan.
2. Solusio Plasenta
Plasenta terlepas lebih awal dari dinding rahim. Kondisi ini darurat dan bisa membahayakan ibu maupun janin.
3. Plasenta Tidak Berkembang Optimal
Disebut placental insufficiency, yang dapat menyebabkan bayi lahir kecil. Jurnal The Lancet menyebut kondisi ini sebagai salah satu penyebab terbanyak pertumbuhan janin terhambat.
Tips Praktis Menjaga Kesehatan Plasenta
Dikutip dari pedoman WHO dan Kemenkes RI:
1. Jaga Pola Makan Seimbang
Prioritaskan:
Protein (ikan, telur, kacang-kacangan)
Zat besi (daging merah, bayam)
Asam folat (sayuran hijau)
Air yang cukup
2. Hindari Rokok & Alkohol
Nikotin menghambat aliran darah ke plasenta.
Alkohol dapat melewati plasenta dan memengaruhi perkembangan otak janin.
3. Rutin Melakukan Pemeriksaan Kehamilan
USG membantu memantau posisi dan fungsi plasenta.
4. Tidur Miring ke Kiri
Membantu melancarkan aliran darah ke plasenta.
5. Kelola Stres
Hormon stres kronis dapat memengaruhi kesehatan plasenta menurut studi Psychoneuroendocrinology.
Organ yang Sementara, tetapi Kerjanya Sempurna
Plasenta bekerja sebagai paru-paru, ginjal, usus, dan kelenjar hormon untuk janin—semuanya dalam satu organ yang hanya bertugas selama sembilan bulan.
Walau sementara, perannya menentukan masa depan kehidupan seorang bayi.
Keajaiban ini selayaknya dipahami dengan benar, bukan dengan mitos.
Dengan pengetahuan yang tepat dan gaya hidup sehat, plasenta dapat bekerja optimal untuk memberi yang terbaik bagi si kecil.
(*)
(*)




