Notification

×

Iklan

Iklan

Ibu, Alarm Paling Dini Saat Bencana Datang

19 Desember 2025 | 17:45 WIB Last Updated 2025-12-19T10:45:10Z


Ketika sirene belum berbunyi, insting ibu sudah lebih dulu siaga

Pasbana - Ada satu alarm paling andal saat bencana datang. Bukan sirene. Bukan notifikasi ponsel. Namanya: ibu.
Dalam banyak keluarga Indonesia, ibu adalah sistem peringatan dini sekaligus pusat kendali darurat. 

Begitu tanah bergetar, air naik, atau langit berubah muram, refleks ibu bekerja otomatis—menggendong anak, memanggil lansia, meraih tas, dan memastikan tak ada yang tertinggal. Semua terjadi nyaris tanpa aba-aba.

Pilar yang Tak Pernah Libur


Dalam situasi darurat, peran ibu sering kali melampaui deskripsi formal apa pun. Ia menjadi penyelamat pertama, orang yang paling sigap memastikan anak-anak dan orang tua aman. 

Di pengungsian, ibu berubah menjadi manajer logistik dadakan—menghitung beras, menakar air bersih, dan memastikan obat tak hilang entah ke mana.

Yang paling sunyi tapi penting: ibu adalah penyangga emosi. Di tengah kepanikan, ia menyulap kecemasan menjadi pelukan, mengubah tangis menjadi cerita pengantar tidur. Trauma diredam dengan suara yang familiar. Dunia boleh runtuh, asal ibu masih ada.

Rentan, tapi Tetap Diminta Kuat


Ironisnya, di balik peran sentral itu, ibu juga termasuk kelompok paling rentan. Terutama mereka yang sedang hamil atau menyusui, yang membutuhkan nutrisi dan layanan kesehatan khusus—sesuatu yang kerap jadi barang langka di tenda pengungsian.

Belum lagi beban ganda pascabencana. Ketika rumah rusak dan ekonomi terguncang, ibu sering dituntut tetap memasak di dapur darurat, mengurus anak, sambil ikut memutar roda nafkah. Multitasking level bencana—tanpa pilihan tombol “pause”.

Menguatkan yang Sudah Kuat


Karena perannya yang strategis, ibu tak bisa dibiarkan mengandalkan naluri semata. Di sinilah edukasi kebencanaan menjadi kunci. 

Pelatihan mitigasi mandiri membantu ibu mengenali jalur evakuasi dan menyiapkan tas siaga—berisi dokumen penting dan kebutuhan dasar keluarga. Literasi bencana pun penting: dari cara mematikan listrik dan gas hingga pertolongan pertama saat kecelakaan.

Panduan resmi bisa diakses melalui Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh terbitan BNPB. Bagi yang ingin turun tangan langsung, informasi pelatihan relawan tersedia di Relawan PB - BNPB.

Pada akhirnya, ketangguhan keluarga sering bermula dari dapur darurat dan pelukan seorang ibu. Negara boleh punya peta risiko dan sistem peringatan, tetapi di rumah-rumah warga, ibu tetap menjadi alarm paling dini—dan paling setia.

Selamat Hari Ibu....
(*)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update