Padang Panjang, pasbana– Desa Wisata Kubu Gadang Padang Panjang kembali menjadi ruang belajar kebudayaan bagi generasi muda. Sebanyak 50 peserta generasi Z mengikuti Workshop Tari Piriang Suluah yang digelar pada 25–26 November 2025 di desa wisata itu.
Kegiatan ini difasilitasi Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah III melalui Program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan.
Workshop ini dikemas dengan konsep bootcamp, di mana para peserta menginap langsung di homestay milik warga desa.
Konsep tersebut memberikan pengalaman yang lebih mendalam, tidak hanya dalam mempelajari tari, tetapi juga merasakan kehidupan sosial dan budaya masyarakat setempat.
Penggerak Desa Wisata Kubu Gadang, Yuliza Zen, mengatakan, kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam upaya regenerasi pelaku seni tradisi, khususnya Tari Piriang Suluah yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Sumatera Barat tahun 2025.
“Melalui konsep tinggal langsung di desa, peserta tidak hanya belajar gerak tari, tetapi juga memahami nilai, filosofi, dan konteks budaya Tari Piriang Suluah. Ini penting agar seni tradisi tidak sekadar dipelajari, tapi juga dihayati,” ujar Yuliza Zen.
Kegiatan workshop dimulai dengan penyampaian materi mengenai sejarah, makna, dan filosofi Tari Piriang Suluah.
Selanjutnya, peserta mengikuti praktik langsung bersama maestro tari, serta sesi refleksi diri untuk menggali pemahaman dan pengalaman personal selama mengikuti kegiatan.
Maestro Tari Piriang Suluah, Syahrial, S.Sn. mengaku terharu dan bangga melihat antusiasme generasi muda.
Menurutnya, semangat para peserta menjadi harapan besar bagi keberlanjutan tari tradisi Minangkabau.
“Tidak mudah mengumpulkan anak-anak muda yang mau serius belajar tari tradisi. Antusiasme mereka luar biasa, ini membuat saya optimistis bahwa Tari Piriang Suluah akan tetap hidup,” ungkap Syahrial.
Senada dengan itu, Bundo Asnimar, S.Sn, M.Kar., berharap kegiatan ini menjadi pemantik agar Tari Piriang Suluah terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Panjang, Nasrul, menegaskan pentingnya kesungguhan peserta dalam mengikuti workshop.
“Momentum seperti ini tidak selalu ada. Kesempatan belajar langsung dari maestro adalah hal yang sangat berharga,” katanya.
Desa Wisata Kubu Gadang sendiri dirintis sejak 2014 dengan mengangkat kearifan lokal, tradisi, dan budaya sebagai daya tarik utama.
Dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), desa ini mengembangkan berbagai paket wisata mulai dari kuliner, homestay, atraksi seni, wisata edukasi, hingga pasar digital.
Kubu Gadang juga pernah meraih predikat Desa Wisata Terbaik Sumatera Barat versi GIPI Award 2020, dengan ikon atraksi Silek Lanyah, serta Pokdarwis terbaik nomor dua se-Sumatera Barat tahun 2021. (RLS)








