Padang Panjang, pasbana– Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pers Pituluik Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang resmi meluncurkan majalah digital MAGIS (Majalah Digital Seni) edisi perdana, Selasa (23/12/2025). Peluncuran berlangsung di Lantai III Gedung Rektorat ISI Padang Panjang dan dibuka langsung oleh Rektor ISI Padang Panjang, Dr. Febri Yulika, S.Ag., M.Hum.
Acara tersebut dihadiri sejumlah tokoh pers dan sivitas akademika, di antaranya Founder Majalah elipsis.id Muhammad Subhan, S.Sos.I, pembimbing sekaligus pendiri UKM Pers ISI Padang Panjang Dr. Sulaiman Juned, M.Sn, serta pengurus dan kru UKM Pers Pituluik. Peluncuran ini menandai transformasi media pers mahasiswa ISI Padang Panjang ke platform digital yang lebih adaptif terhadap perkembangan zaman.
Dalam sambutannya, Rektor ISI Padang Panjang Dr. Febri Yulika menegaskan bahwa pers memiliki peran strategis dalam membentuk dan mengubah peradaban. Ia mengaku memiliki kedekatan historis dengan dunia pers sejak masa mahasiswa.
“Bagi saya, pers bukan sesuatu yang baru. Saat menjadi mahasiswa di Surakarta, saya aktif di lembaga pers mahasiswa. Karena itu, saya meyakini pers tidak boleh kehilangan posisinya dalam konteks apa pun,” ujar Febri Yulika.
Menurutnya, jika menilik sejarah peradaban dunia, terdapat tiga kekuatan utama yang mendorong perubahan dan kemajuan, yakni pers, penerbitan, dan ilmu pengetahuan.
“Peradaban hanya bisa berubah dan maju melalui pers, penerbitan, dan ilmu. Pers dan jurnalistik memiliki peran penting dalam memastikan kemajuan itu terpublikasi, terkomunikasikan, serta tercatat secara akurat,” tambahnya.
Febri Yulika juga menyatakan dukungan penuh terhadap keberlanjutan UKM Pers Pituluik dan penerbitan Majalah MAGIS sebagai ruang ekspresi, dokumentasi, dan intelektual mahasiswa seni.
“Saya selalu mendukung kelancaran penerbitan UKM Pers. Selamat kepada tim Majalah MAGIS, semoga konsisten dan terus berkembang,” ucapnya.
Sementara itu, Pembimbing UKM Pers Pituluik Dr. Sulaiman Juned, M.Sn menjelaskan bahwa penerbitan MAGIS merupakan bagian dari perjalanan panjang pers mahasiswa di ISI Padang Panjang. UKM Pers ini telah berdiri sejak 1997, ketika kampus masih bernama ASKI.
“Awalnya majalah kita bernama Laga-laga, kemudian berubah menjadi Majalah Pituluik pada periode 1999–2000. Hingga 2024, Pituluik telah terbit sebanyak 11 edisi. Tahun 2025 ini, adik-adik sepakat melahirkan media digital dengan 26 halaman untuk edisi pertama yang diberi nama MAGIS,” jelas dosen seni teater tersebut.
Ia berharap MAGIS dapat terbit secara rutin setiap bulan dan menjadi media pembelajaran jurnalistik yang berkelanjutan bagi mahasiswa.
“Harapan saya, MAGIS bisa terus terbit setiap edisi, minimal sebulan sekali, dengan kualitas yang semakin baik,” ujarnya.
Founder Majalah elipsis.id Muhammad Subhan, S.Sos.I menilai kehadiran majalah digital MAGIS relevan dengan kondisi media saat ini. Menurutnya, kekuatan dunia informasi modern bertumpu pada dua pilar utama, yakni media sosial dan media konvensional.
“Media konvensional tetap penting karena di sinilah proses kurasi berlangsung. Karya-karya yang terbit sudah melalui seleksi sehingga kualitasnya terjaga,” kata Subhan.
Ia juga mendorong agar MAGIS mengembangkan konten turunan di berbagai platform digital seperti Instagram, TikTok, dan Facebook, serta membuka ruang kolaborasi dengan penulis dari luar kampus, termasuk pelajar SMA dan penulis lepas.
“Kalau saya beri nilai, MAGIS ini sudah 95 dari 100. Tinggal konsistensi dan pengembangan ke depan,” tambahnya.
Dari sisi redaksi, Pemimpin Redaksi MAGIS, Khana Nabila, mengungkapkan bahwa majalah digital ini sebenarnya telah dipersiapkan sejak tahun sebelumnya. Nama MAGIS sendiri merupakan akronim dari Majalah Digital Seni.
“Konsep visual MAGIS didominasi warna dongker, ungu, dan biru. Warna ini dipilih karena kata ‘magis’ terkesan mistik, tetapi kami mencoba mempresentasikannya secara modern dan konseptual,” jelas Khana.
Untuk sampul edisi perdana, redaksi menampilkan sosok Dr. Sulaiman Juned sebagai bentuk penghormatan atas perannya sebagai pendiri dan pembimbing UKM Pers Pituluik.
“Beliau adalah ayah bagi kami di UKM Pers. Karena ini majalah digital pertama, kami sepakat menjadikan beliau sebagai cover,” tuturnya.
Peluncuran Majalah Digital MAGIS menjadi tonggak baru bagi UKM Pers Pituluik ISI Padang Panjang dalam memperkuat peran pers mahasiswa sebagai ruang literasi, dokumentasi seni, serta agen perubahan yang relevan di era digital.
Dengan format digital dan semangat kolaboratif, MAGIS diharapkan mampu menjangkau pembaca yang lebih luas dan berkontribusi nyata dalam perkembangan jurnalistik seni di Indonesia.(*/Nabil)










