×

Iklan

Iklan

Peringati HJK Padang Panjang, Festival Cangkuak Pecahkan Rekor MURI

26 November 2017 | 16.51 WIB Last Updated 2017-11-26T09:59:34Z

Padangpanjang— Pemerintah Kota (Pemko) Padangpanjang pecahkan Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri)  tahun 2107. Pembuatan Samba Tradisional Cangkuak sebanyak 1.227  tungku yang digelar di sepanjang Jalan Sudirman, Minggu(26/11) berlangsung meriah.

Mengambil momentum peringatan HUT ke-227 Kota Padangpanjang, di sepanjang Jalan Sudirman dipenuhi 1.227 tungku yang terbuat dari 16 ribu batu bata. Penyelenggaraan yang dimulai sejak pukul 08.00 WIB pagi itu, memancing animo masyarakat menyaksikan tradisi budaya kuliner Minangkabau yang sangat dikenal di seantoro nusantara ini.

Samba Cangkuak yang diyakini  masyakarat sebagai salah satu kuliner khas Padangpanjang  telah dipertahankan secara turun menurun itu telah masuk dalam daftar MURI dengan rekor terbanyak sepanjang sejarah.


Samba Cangkuak yang merupakan menu khas tradisional Minangkabau tersebut, dibuat dengan tanpa menggunakan santan kelapa. Sajian enak yang dijanjikan bagi lidah pecinta kuliner “Salero Kampuang” tersebut, tidak perlu mengkhawatirkan penikmatnya dengan ancaman kolesterol jika mengkonsumsi lebih sering.

Pihak perwakilan MURI, Awan Nugraha mengatakan peristiwa memasak Samba Cangkuak yang digelar Pemko Padangpanjang di sepanjang jalan utama daerah berhawa sejuk itu merupakan terbanyak dan terbesar dalam catatan rekor MURI. Tidak hanya di Indonesia, bahkan helat yang digelar di lokasi finish TdS tersebut merupakan pertama kali di dunia Internasional.

“Pemko Padangpanjang telah menambahkan perbendaharaan rekor terbaru di MURI dengan menggelar ajang memasak menu tradisional Samba Cangkuak. Momentum ini menjadi catatan yang manis tidak hanya di konteks lokal daerah, namun juga menggoreskan branded kuliner tradisional nusantara ini di dunia,” ungkap Awan.


Sementara PLT Sekko Padangpanjang, Indra Gusnadi yang mewakili Walikota Hendri Arnis menyebut agenda yang menjadi rangkaian HUT ke-227 Padangpanjang itu sebagai sejarah terbesar yang pernah ada di daerah berhawa sejuk itu. Banyak makna positif yang dapat diambil dari kegiatan tersebut. Tidak hanya sekadar seremoni peringatan hari jadi kota, namun juga menggali “nostalgia” sejarah bangsa yang dialami nenek moyang di masa penjajahan silam.

Indra Gusnadi yang juga Kepala BPKD Padangpanjang itu mengatakan, samba Cangkuak lahir dari keterbatasan ketersediaan pangan saat itu. “Kala itu masyarakat memanfaatkan hasil tanam pekarangan rumah, diantaranya berupa tanaman bawang, kentang, tomat dan lainnya,” ungkap Indra.


Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf), Hendri Fauzan menyebut festival Samba Cangkuak digelar guna mengangkat ciri khas masakan nagari. Kegiatan diikuti sebanyak 1.227 orang yang fasilitasi dengan menyediakan Tungku, tarenang, sanduak, tomat ,daun bawang, ikan teri, garam, kayu dan lainnya.

“Alhamdulillah kegiatan ini berjalan lancar meski kondisi cuaca sempat mengundang kekhawatiran karena diguyur hujan. Berkat ridho Yang Maha Kuasa, penyelenggaraan Festival Cangkuak sukses hingga ditutup dengan penyerahan piagam ke 8.243 rekor MURI untuk Pemko Padangpanjang dan berbagi doorprize bagi setiap peserta pemegang kupon yang beruntung,” jawab Fauzan. (put)

Berikut video pelaksanaan Festival Cangkuak yang berhasil memecahkan rekor MURI;




×
Kaba Nan Baru Update