Notification

×

Iklan

Iklan

Kefir: Fakta Gizi dan Manfaatnya untuk Kesehatan

20 Agustus 2016 | 19.16 WIB Last Updated 2016-08-20T12:17:29Z


Published by  Nur Maulana Yusuf 

Sudah pernah mengenal Kefir? Kefir adalah salah satu produk susu fermentasi yang berasal dari Pegunungan Kaukasus di Eropa Timur. Kefir sangat populer di Eropa Timur, Rusia, dan negara-negara di wilayah Asia Barat Daya. Minuman ini memang belum banyak di jual di Indonesia. Tapi siapa sangka di Eropa sana, Kefir menjadi minuman probiotik favorit yang manfaatnya banyak sekali untuk kesehatan.

Minuman ini terbuat dari biji kefir yang dicampurkan atau dikembangbiakan di dalam susu pada umumnya. Biasanya susu yang digunakan adalah susu hewani dari sapi, kambing, dan domba. Jennifer Fitzgibbon, onkolog ahli diet dari Stony Brook University Cancer Center menyatakan bahwa biji yang dimaksud bukanlah bij-bijian pada umumnya, namun berupa ragi dan bakteri asam laktat yang bentuknya menyerupai kembang kol.

Biji kefir tersebut nantinya akan dimasukan ke dalam susu dan akan berfermentasi di dalamnya. Sebelum dikemas dan diminum, biji kefir tersebut akan disaring terlebih dahulu. Pada mulanya, kefir tradisional terbuat dari susu serta biji kefir yang dibungkus ke dalam tas kulit kambing. Tas tersebut akan digantung di dekat pintu. Jadi nantinya tas kulit akan bergoyang ketika ada yang membuka pintu sehingga susu dan biji kefir akan tercampur.

Dikutip dari LiveScience.com, salah satu alasan banyak direkomendasikannya minum kefir adalah karena kefir mengandung probiotik dan prebiotik yang cukup tinggi. Bersumber dari Mayo Clinic, Probiotik adalah mikroorganisme yang dapat membantu melancarkan pencernaan dan dapat melindungi tubuh dari bakteri berbahaya. Sedangkan prebiotik adalah karbohidrat yang menggunakan probiotik sebagai bahan bakarnya. Selain mengandung dua zat tersebut, kefir juga mengandung kalsium, protein dan vitamin B.

“Kefir mengandung sekitar 30 mikroorganisme yang berbeda, menjadikannya sumber probiotik yang lebih kuat dibanding produk susu fermentasi lainnya”, Kata Fitzgibbon.

Dilansir dari draxe.com, dalam penyajian 175 gram, Kefir mengandung 21% kalsium, 20% fosfor, 19% riboflavin, Magnesium 5%, serta zat besi, potasium, mineral tembaga dan seng dengan kandungan 0-1%.

Penelitian lainnya yang mengemukakan tentang manfaat lain dari Kefir berasal dari para peneliti Brazil. Mereka menemukan bahwa gel topikal dari Kefir dapat menyembuhkan luka lebih cepat pada seekor tikus. Sementara itu peneliti dari University of Bucharest, Rumania, menemukan bahwa Kefir memiliki sifat anti bakteri.

Selain itu, para peneliti di Turki juga mengemukakan bahwa dengan mengonsumsi Kefir, kekebalan tubuh kita akan meningkat. Sedangkan peneliti di Jepang percaya bahwa minuman ini mungkin juga bersifat antitumor. Dr. Jennifer Jackson, Internis dari Ascension Via Christi Health menyatakan bahwa sebuah penelitian terbaru pada hewan juga ditemukan bahwa susu fermentasi probiotik ini dapat menurunkan peradangan serta menjadi penanda ampuh untuk orang-orang yang pra-diabetes dan obesitas. Penelitian lainnya oleh peneliti Brazil dan publikasi dalam European Journal of Nutrition juga menegaskan bahwa kefir dapat digunakan sebagai anti peradangan.

Studi terbaru pada Journal of Dairy Science mengevaluasi sel imun pada tikus dan menemukan bahwa mengonsumsi kefir secara teratur dapat menghentikan pertumbuhan kanker payudara. Journal of Immunology juga mempublikasi sebuah temuan bahwa kefir memiliki efek positif untuk menyembuhkan alergi dan asma.

Meskipun terbuat dari jenis ragi, kefir ternyata dapat membantu melawan jenis ragi berbahaya. “Kefir, terutama Kefir rumahan yang dibuat sendiri dapat menjadi alat untuk melawan ragi berbahaya yang berlebihan di sistem tubuh”, Kata Dr. Vincent Pedre, internis dari New York. Pedre juga mengatakan bahwa untuk wanita yang sering menderita infeksi jamur, meminum kefir adalah solusi terbaik untuk mengembalikan keseimbangan bakteri pada ususnya. (NMY/Dari Berbagai Sumber)


×
Kaba Nan Baru Update