Bukittinggi -- Fakultas Ekonomi dan bisnis Islam (FEBI) IAIN Bukittinggi gelar seminar nasional di gedung student centre IAIN bukittinggi, Rabu (07/12). Seminar nasional ini mengusung tema kontribusi ekonomi syariah dalam era mea. Seminar ini menghadirkan dua orang nara sumber yakni, Jafril Khalil, selaku akademisi dan praktisi ekonomi syariaah dan Mahdi Muhammad, selaku Direktur Departemen Surveillance Sistem Keuangan Bank Indonesia Pusat.
Rektor IAIN Bukittinggi, Ridha Ahida dalam sambutannya menuturkan “FEBI IAIN Bukittinggi sangat besar pengaruhnya di Sumatera Barat mengenai perekonomian Islam. Mudah-mudahan dengan adanya FEBI bisa membawa perubahan pada system perekonomian berbasis syariah. “
Asisten II Sekdako Bukittinggi, H.Ismail Djohar. dalam sambutanya mendukung penuh terlaksananya seminar nasional “karena dapat menambah wawasan mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, IAIN bukittinggi. berbagai strategi sangat dibutuhkan dalam mempertahankan perekonomian khususnya yang berbasis syariah.”
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bukittinggi, H. Harfandi, SE, M.Si. dalam sambutannya, menuturkan bahwa “Jadi ekonomi syariah merupakan kewajiban bagi umat Islam, karena dengan itu transaksi dan apa yang kita lakukan bernilai ibadah disisi Allah”.
Pemateri pertama Jafri Khalil membahas ekonomi syariah sebagai pilar ekonomi nasional dan kontribusinya. Ia merumuskan bahwa “kontribusi ekonomi islam indonesia masih kecil dibanding dengan potensi sebenarnya, indonesia sudah jauh ketinggalan oleh negara tetangga dan indonesia mesti berjuang dari segala segi untuk memacu ketertinggalan tersebut.”
Jafri Khalil mengungakpkan seharusnya Bank Nagari itu bisa dikonversi menjadi syariah jika ada kebijakan pemerintah dan stake holder terkait lainnya. Karena dengan diterapkan system syariah yang seutuhnya akan bisa membantu perekonomian masyarakat secara luas”. Ia juga menyesalkan MEA saat ini seakan-akan merugikan Indonesia. Ketika ada perusahaan di Asia seperti Singapore, Malaysia seakan-akan dipermudah pemerintah, tapi kalau perusahaan Indonesia dipersulit”
Sementara itu pemateri kedua Mahdi Muhammad membahas tentang ekonomi Islam yang stabil dan mensejahterakan. Menurutnya “dalam ekonomi islam, setiap transaksi atau akad tidak terdapat unsur kezaliman, gharar dan riba agar ekonomi selamat dan umat sejahtera dunia akhirat.”
Maka orang yang paling rasional itu menurutnya adalah orang yang mau meninggalkan riba. Karena riba itu baik dari segi agama maupun perekonomian merugikan khususnya bagi umat Islam. Untuk itu menurutnya seharusnya orang mau meninggalkan praktek riba karena bisa merugikan diri sendiri, keluarga dan masyarakat”
Pada acara ini juga dilaksanakan penandatanganan naskah kerjasama,mou antara Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Bukittinggi dengan lembaga keuangan syariah di Sumatera Barat, diantaranya, pimpinan Bank BRI Syariah Cabang Bukittinggi, pimpinan Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi, Ketua Badan Amil Zakat Nasional Kota Bukittinggi, Ketua Koperasi Jasa Keuangan Syariah Al Anshari Bukittinggi dan juga MoU dengan berbagai kampus di Sumatera Barat”. (IM)