Notification

×

Iklan

Iklan

Tubo Balerang Maninjau : Kearifan Lokal Menyenangkan Bergeser Menjadi Kedukaan

14 Desember 2016 | 09.18 WIB Last Updated 2016-12-14T16:53:36Z

Danau Maninjau, sebuah danau nan eksotik di Luhak Agam - Minangkabau.  Pemandangannya nan eksotik dan rupawan menjadikannya Destinasi Wisata Halal Dunia di Tahun 2016 ini.Namanya yang telah mendunia ternyata tak membuat Danau Maninjau terjaga selalu ekosistem dan keasliannya. Ada kisah dilematis yang tersimpan di riak air Danau. Ada cerita suka , ada cerita duka. Semua  bermula dari sebutan yang sangat familiar di masyarakat Salingka Danau vulkanik ini, yaitu Tubo Belerang.
 

" Tubo balerang " merupakan fenomena alam yang dianggap biasa bagi orang asli Maninjau,namun kurang familiar bagi masyarakat yang bukan  asli Maninjau. Penulis (.red) yang memang asli Maninjau menyimpan kisah indah di masa kecil sekaitan dengan Tubo Balerang ini. Dulu sekitar tahun 80-an, saat penulis masih kecil-kecil, tubo balerang adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu. Biasanya kemunculan tubo ini,ditandai dengan angin kencang atau biasa disebut " angin darek ". Warna danau yang semula berwarna biru,berubah menjadi hijau.

Si kecil (penulis-red),kalau melihat gejala alam yang demikian,secepatnya mempersiapkan peralatan menangkap ikan. Bersama teman sebaya, mencari kelambu untuk digunakan menangkap rinuak. Tak perlu repot repot. Dengan tangan kosong saja,ikan-ikan di danau akan mudah ditangkap. Kejadian ini karena  tubo  telah datang,ikan akan jadi pusing (nena) dan menepi di tapian danau.

Bukan hanya Si kecil , mayoritas masyarakat di salingka danau,akan bersuka ria untuk menyambut kedatangan tubo ini. Sebab akan mendapatkan ikan dan rinuak ( ikan kecil ) dengan sangat mudah. Masyarakat berbondong-bondong turun ke danau seperti ada pesta rakyat mendadak.

Kearifan Lokal Menyenangkan Itu Berubah Menjadi Kedukaan
 
Namun ,  ironis dan kontras dengan tubo saat sekarang ini. Entah tahun berapa karamba dimulai , entah siapa pencetusnya. Tapi yang jelas, setelah karamba mem - booming di salingka Danau Maninjau, tubo menjadi momok yang menakutkan,ditakuti,dibenci,dan dihindari.

Memang harus diakui juga , datangnya karamba di Salingka Danau telah meningkatkan income masyarakat secara drastis. Tapi dibalik  semua itu , tubo yang disambut hangat saat kedatangannya, sekarang sangat tidak di inginkan. Tubo datang, petani keramba tacingangak.

Cobalah sikapi, inilah yang terjadi. Kearifan lokal menyenangkan dan menjadi tradisi turun ke danau rami-rami,tak akan ada lagi. Bahkan, tak ada lagi Si kecil yang berlarian ke tapian danau dengan kelambu bekas untuk manangguak rinuak di tangannya, sembari berteriak ,

" Tubo!!!  Tubo!!!  Capeklah ...kalauwik,lauak alah manapi.....!!!
 
Bahkan, akibat keramba,air danau pun tak layak untuk mandi. Untuk pemerintah, cobalah 
pahami....***


Oleh : Andy Rajo Batuah ( Penulis adalah Putra Asli Maninjau )
 


×
Kaba Nan Baru Update