Limapuluh Kota - Diduga perselisihan dalam pemanfaatan tanah ulayat, dua kelompok di Kecamatan Harau saling serang pada Minggu (10/9) sekitar pukul 11.10 Wib. Bentrok dua kelompok tersebut, yakni sejumlah warga dari Nagari Taram dan warga dari Nagari Pilubang.
Saling serang dua kelompok terjadi dikawasan perbatasan Nagari Pilubang dengan Nagari Taram tersebut, persisnya di Jorong Tanjuang Ateh nagari Taram dan menyebabkan satu orang tewas setelah luka parah disekujur tubuh dan dua lainnya mendapatkan luka tusukan hingga dilarikan kerumah sakit Ibnu Sina Payakumbuh.
Yang tewas tersebut, yakni Erwin Syahputra (34) warga Nagari Pilubang, meregang nyawa setiba di Rumah Sakit Adnan Wd Kota Payakumbuh satu jam pasca perkeliahian antar kampung tersebut. Pria yang berporfesi sebagai petani itu, sempat sekarat di lokasi setelah mendapatkan sejumlah luka tusukan dikepala, dada serta bagian perut.
Sedangkan dua lainnya, Anggota DPRD kabupaten Limapuluh Kota Tedi Sutendi dan adik kandungnya bernama Primsito (40) yang merupakan warga dari nagari Taram mendapatkan sejumlah luka tusukan dibeberapa bagian tubuh dari dada hingga perut, jelas salah seorang warga kenagarian Pilubang Burhanudin (44) kepada media online pasbana.com di rumah duka.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun pasbana.com dari Komando Rayon Militer Harau perselisihan antar kedua kelompok tersebut dipicu karena pemanfaatan tanah ulayat. Sebelum bentrok terjadi, kelompok dari Nagari Taram yang berjumlah 7 orang akan bekerja untuk membangun jalan ke lokasi taman rekreasi di kawasan tanah ulayat tersebut.
Tetapi, saat di lokasi, rombongan Tedi Sutendi sudah ditunggu sekelompok orang dari Nagari Pilubang berjumlah 35 orang. Sebelum perkelahian, kedua kelompok sempat cekcok hingga akhirnya terjadi perkelahian dengan menggunakan senjata tajam.
Rombongan Tedi Sutendi sudah bekerja dua pekan di lokasi tanah ulayat perbatasan kedua nagari tersebut. Dan alat beratpun sudah kelokasi untuk membangun jalan ke taman rekreasi. Pada Minggu siang, malah terjadi bentrok kedua kelompok dari Taram dan Pilubang. Satu tewas di rumah sakit. Dan saat ini kita masih berjaga-jaga, terang Mayor Inf Munawar selaku Danramil Harau.
Sementara Walinagari Taram Defrianto Ifkar tidak mau berkomentar banyak terhadap bentrok kedua kelompok di perbatasan nagari nya itu. Diterangkan, perselisihan kedua kelompok masyarakat tersebut, memang dipicu permasalah tanah ulayat yang ada di perbatasan antara Nagari Taram dan Nagari Pilubang.
“Sampai saat ini belum jelas, siapa pemilik areal yang ada di perbatasan tersebut. Malahan saling klaim untuk kepemilikan lahan yang cukup luas di kawasan perbatasan Taram dan Pilubang," terang Defrianto Ifkar.
Tambahnya, Suku Melayu Nagari Taram pada umumnya mengatakan tanah yang berada diperbatasan tersebut adalah milik pasukuan mereka. Tetapi, kenyataanya secara fisik dan penggunaan lahan sudah dikelola warga Nagari Pilubang. “Terhadap lahan, masih timpang tindih. Kami kami tidak mau berkomentar banyak persoalan ini. Yang kita inginkan bagaimana persoalan ini supaya cepat selesai,” katanya.
Pasca perselisihan kedua kelompok nagari itu, Walinagari Taram sudah berkoordinasi dengan Walinagari Pilubang untuk sama-sama mengamankan nagari agar perselisihan tidak meruncing.
Sementara Kepala Polisi Resor Limapuluh Kota AKBP Haris Hadis mengatakan, belum bisa memberikan keterangan resminya apa motif pertikaian hingga menewaskan 1 orang dan melukai 2 orang lainnya. Kasus ini masih dalam proses penyelidikan, tegas AKBP Haris.
Sampai Minggu (10/9) pukul 17.30 Wib, sudah 4 orang diperiksa Satuan Reserse Kriminal Polres Limapuluh Kota. Tak hanya itu saja, polisi juga menyita 1 unit golok diduga menewaskan korban warga Nagari Pilubang tersebut.
“Sudah 4 orang yang kita periksa. 4 orang ini dari kelompok Nagari Pilubang. Ada satu lagi yang kita panggil sore ini, tapi yang bersangkutan belum datang. Satu unit golok juga kita sita dan Polisi pun belum bisa memastikan siapa pemilik golok yang disita tersebut,”kata Kapolres.
Terkait tersangka, Kapolres belum menetapkan satupun tersangka pasca perselisihan warga Nagari Taram dengan Nagari Pilubang tersebut. “Yang jelas kasus ini kita periksa terus. Dari keterangan-keterangan orang yang dipanggil ini, akan membuat jelas perkara nantinya. Dari sana baru bisa kita tetapkan tersangkanya. Kita lihat perkembangan kedepan," terang AKBP Haris.
Sampai sore ini, jenazah Erwinsyahputra, kelompok Nagari Pilubang sudah dibawa pulang kerumah duka. Sedang dua warga dari Nagari Taram, Tedi Sutendi dan Primsito masih dirawat intensif di rumah sakit. (Bayu Denura)