Notification

×

Iklan

Iklan

Perang Kata-kata Di Medsos Bisa Picu Sakit Hati, Ini Tips Mencegahnya

19 Februari 2018 | 20.16 WIB Last Updated 2018-02-19T13:16:12Z
Ilustrasi Perang Urat Syaraf di Medsos
PASBANA.com -- Memasuki masa kampanye Pilkada Serentak tahun 2018, aura kompetisi tidak hanya terjadi di dunia nyata saja. Kompetisi kata-kata dalam mendukung sang kandidat terasa gencar dan 'menghangat' di dunia maya. Menyikapi hal tersebut, KPU pun bakal mengatur akun resmi yang digunakan oleh para kandidat untuk didata.

Banyaknya komentar dan 'kicauan' tentu saja dapat memancing perdebatan panas diantara para pendukung. Untuk itu, usaha untuk menjaga etika dan sopan santun  harus dilakukan oleh para Warganet ( sebutan lain untuk netizen).

 Dalam ajang seperti pemilihan kepala daerah serentak , perang kata-kata antar pendukung akan sering terjadi di media sosial.

Padahal, menurut Peneliti Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia dan Laboratorium Riset Indonesia Endang Mariani, perang kata di media sosial dapat menyebabkan dampak psikologis yang berlipat dibanding dunia nyata. Salah satu dampak psikologis yang ditimbulkan yaitu timbulnya rasa sakit hati yang berkepanjangan, yang bisa jadi menyebabkan munculnya dendam.

Menurutnya, hal ini disebabkan karena ekspresi emosi tidak bisa tersalurkan langsung kepada lawan diskusi. Sehingga emosi yang tertahan bisa mengendap lebih lama .

Disamping itu, komentar atau ungkapan di media sosial dibaca banyak orang. Hal ini  dapat menyulut rasa ketidaksukaan antara kelompok pro dan kontra yang tajam. 

Kapan pun, sebelum dihapus atau terhapus oleh admin, semua orang bisa melihat apalagi jika sifatnya terbuka untuk umum.
Kondisi ini tentunya bisa mengarah pada perpecahan. Bukan saja antar teman, sahabat, keluarga, kelompok sosial, bahkan sesama anak bangsa. 

Oleh karena itu, Endang menegaskan, etika kesantunan di dunia maya dan media sosial sangat penting untuk dijaga.

Tak bisa dipungkiri , bahwa  dasyatnya efek media sosial dalam ajang pemilihan kepala daerah sangat efektif. Satu hal yang perlu untuk disadari bersama bahwa apapun yang sudah dipublikasikan di media sosial, itu artinya telah menjadi milik umum , semua orang bisa membaca dan memberikan komentarnya.

Agar perang kata-kata di media sosial tidak mengarah kepada perasaan dendam dan sakit hati , berikut tips singkat ala PASBANA yang bisa Anda lakukan;

1. Jadikan media sosial sebagai media literasi untuk menebar ilmu dan manfaat. Sebaiknya pikirkan secara mendalam sebelum menulis atau membagikan informasi lewat media sosial.

2. Hargai perbedaan cara pandang dan pola pikir orang lain. Rambut boleh sama hitam , namun isi kepala bisa berbeda. Berbeda pendapat adalah suatu kewajaran.

3. Tetap jaga sopan santun dalam berbahasa dan menjawab kritikan dan komentar pedas dari orang lain. Semakin kasar cara kita merespon, maka akan semakin melebar permasalahan yang ditimbulkannya.

4. Jadikan kritikan dan komentar negatif orang lain atas tulisan kita sebagai sarana untuk membantu meningkatkan kualitas tulisan selanjutnya.

5. Setelah Anda memberikan argumen, namun masih juga ngotot .  Sebaiknya Anda beralih ke tema atau materi tulisan yang lain. Ini untuk memberikan penyegaran Anda dalam berpikir dan berpendapat. 

6. Santai dan rileks, sesekali beri selingan tulisan yang menghibur. Anda tak perlu memaksakan kehendak agar orang lain mau setuju dengan pendapat. 

7. Ini kata pamungkas yang cukup dahsyat di akhir perdebatan, ucapkan terima kasih atas segala kritik, protes, dan komentar atas postingan Anda. 

Terakhir, marilah sama-sama kita bijak dalam berpendapat dan berdebat di dunia maya !

[ Budi ]

×
Kaba Nan Baru Update