Notification

×

Iklan

Iklan

PBB Hengkang dari Koalisi RaMAh, Hendra Saputra Beberkan Penyebabnya

07 Mei 2018 | 18.25 WIB Last Updated 2018-05-07T17:15:23Z
Hendra Saputra Ketua DPC PBB saat menyatakan sikap mendukung Rafdi Meri Syarif dari Partai Gerindra untuk menjadi calon walikota Padang Panjang beberapa waktu lalu ( Dok. Istimewa )
 



PADANG PANJANG — Rumor membelotnya Partai Bulan Bintang (PBB) dari koalisi partai politik pengusung pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Padang Panjang, Rafdi Meri Syarif-Ahmad Fadly (RaMAh), mulai menyeruak. Partai dibawah komando Hendra Saputra yang kini menjabat anggota DPRD Kota Padang Panjang itu, dikabarkan telah mengalihkan dukungannya untuk pasangan Fadly Amran – Asrul.

Sebagaimana diketahui, pasangan RaMAh saat mendaftar ke KPU pada Selasa (9/1) lalu, diusung dan diantarkan langsung oleh tiga pucuk pimpinan partai yang tergabung dalam koalisi Partai Gerindra, PKS dan PBB, dengan total tujuh kursi di DPRD setempat.

“Awalnya saya juga bertanya-tanya, kok bisa berbalik arah memberikan dukungan ke paslon lain. Karena setahu saya, PBB adalah partai pengusung utama pasangan Rafdi-Fadly,” kata salah seorang warga Padang Panjang, A. Dt Sidianso, yang juga simpatisan paslon RaMAh, Sabtu (5/5).

Sejak beberapa bulan terakhir terang Dt. Sidianso, dirinya memang sudah mendengar isu-isu yang menyebutkan jika PBB hengkang dari koalisi partai pengusung dan menarik dukungannya untuk pasangan RaMAh. Namun dirinya tak mau berspekulasi lebih jauh. “Saya baru tersentak begitu melihat postingan foto dari akun facebook seorang rekan, yang memang mengisyaratkan demikian,” kata Dt. Sidianso.

Ketua DPD PKS Kota Padang Panjang, H Nasrullah Nukman, mengaku juga sudah mendapat kabar perihal keluarnya PBB dari barisan koalisi partai pengusung pasangan RaMAh. Namun apapun alasan dibalik hengkangnya PBB terang Nasrullah, itu merupakan hak politik partai bersangkutan. Yang jelas katanya, hal tersebut diyakini tidak akan mempengaruhi soliditas segenap tim, simpatisan dan pendukung RaMAh.

“Insha Allah, kami (PKS, Gerindra dan Hanura) khususnya, hingga kini masih tetap solid. Bahkan sampai ke tingkat simpatisan, relawan dan pendukung pasangan RaMAh. Intinya, kita tetap akan terus melahirkan gagasan-gagasan positif untuk memenangkan Pilkada Padang Panjang 2018 ini,” tandas Nasrullah.

Cawako Padang Panjang Rafdi Meri mengatakan, sebagai kandidat sekaligus sebagai Ketua Partai Gerindra yang notabene adalah partai pimpinan koalisi, dirinya dengan penuh bangga dan suka cita menyambut lahirnya koalisi dengan PKS dan PBB. Rafdi menyebut, jika koalisi Gerindra, PKS dan PBB diyakini sebagai kekuatan besar yang akan memenangkan Pilkada Padang Panjang.

“Tapi entah dimana tersangkutnya, bahkan tanpa pernyataan sikap resmi perihal tarik menarik dukungan, PBB perlahan-lahan seperti meninggalkan kita. Padahal secara politik, Partai Gerindra sebagai pimpinan koalisi, termasuk saya sebagai kandidat, tidak pernah melakukan wanprestasi. Komunikasi juga terus kita bangun,” ujar Rafdi.

Manufer Politik PBB

Jauh sebelum ditabuhnya genderang Pilkada Kota Padang Panjang, PBB memang sudah mulai memainkan manufer-manufer politiknya. Setidaknya, kondisi itu sudah terlihat sejak mulai dideklarasikannya koalisi PBB dengan PAN pada September 2017 lalu. Selain bersepakat untuk memenangkan Pilkada Padang Panjang, koalisi itu juga menyepakati untuk mendukung Eko Furqani (Ketua DPD PAN Padang Panjang) untuk dimajukan sebagai calon walikota.

Tak ada hujan tak ada angin, kesepakatan yang dilahirkan di Hotel Hasiba, yang setidaknya juga dihadiri langsung Ketua DPW PBB Sumbar, Ardinal dan sejumlah petinggi DPW PAN Sumbar itu, tiba-tiba bubar di tengah jalan. Bahkan hingga detik-detik terakhir masa pendaftaran ke KPU, PAN nyaris jadi penonton, sebelum akhirnya berkoalisi dengan Partai NasDem yang mengusung duet Hendri Arnis-Eko Furqani.

Manufer politik PBB, kembali berlanjut ketika PBB menarik diri dari koalisi partai pengusung pasangan RaMAh. Partai dengan dua kursi di DPRD Padang Panjang itu, diketahui membelot dan mengalihkan dukungannya untuk pasangan Fadly Amran-Asrul, yang diusung koalisi Partai Golkar dan PDI-P.


Hendra Saputra Beberkan Penyebab Hengkangnya PBB dari Ramah


Sementara itu saat di konfirmasi terkait hengkannya PBB dari Partai koalisi. Ketua DPC PBB Hendra Saputra membenarkan dan menjelaskan bahwasannya semua itu berawal dari tidak adanya komunikasi antara Paslon dan pengurus partai PBB, serta tidak pernahnya di ikut sertakan dalam setiap kegiatan paslon.

“Kita pindah bukan persoalan uang tetapi ini masalah hati yang telah tersakiti, dan ini sudah merupakan kesepakatan bersama bukan keputusan seorang ketua saja,” jelas Hendra.

Ketua DPC PBB Hendra Saputra, SH

Ditambahkan Hendra, lebih baik kita menyatakan sikap, ketimbang kita menjadi pemain di belakang dengan menerima uang paslon tetapi kita tidak bekerja dengan baik. Dan yang pelu di garis bawahi kita tidak pernah menyatakan diri keluar dari koalisi namun kita “Off” dari kegiatan paslon RaMAH dan semua kawan-kawan silahkan kemana mau mengarahkan suaranya.

“Saya rasa ini bukan rahasia umum, sebenarnya bukan hanya PBB yang pindah kepaslon lain tetapi dari partai lainpun demikian, kita dari PBB tidak mempersoalkan itu, PBB punya prinsip dan kalo tidak ada sebab tidak mungkin kita akan berbuat demikian,” sebut Hendra

“Saya hanya tidak mau saja membeberkan, kalo saya beberkan nanti kena etika saya, biarkan masyarakat menilai sendiri, lama- lama masyarakat juga tau siapa yang pemain sebenarnya. Siapa yang menebar keburukan dia pasti akan menerima karmanya, kita harus ingat itu, hukum karma itu pasti berlaku,” tutur Hendra kepada pasbana.com. Senin 07/05/2018 di maskaz DPC PBB.

Lebih lanjut Hedra Saputra juga menjelaskan terkait bubarnya PBB dengan PAN beberapa waktu lalu, saat penjaringan paslon wako dan wawako bukan di sebabkan karena uang, seperti yang memjadi perbincangan masyarakat banyak, kita PBB keluar dari PAN karena pada waktu itu calon Wako yang rencananya kita usung berencana tidak jadi untuk mencalonkan diri, maka dari itu petinggi partai PBB mengambil kesimpulan dan sikap.

“Selama ini memang banyak orang yang men - judge dan memvonis tanpa ada konfirmasi ke PBB, padahal mereka itu tidak tau apa yang terjadi sebenarnya. Hingga saat ini komunikasi PBB dan PAN cukup baik, dan saat ini apapun yang di bilang orang terhadap PBB silahkan saja yang jelas kami dari PBB tetap fokus dengan pekerjaan kita untuk mendukung calon kita masing-masing,” tegas Hendra. ( Put)






×
Kaba Nan Baru Update