Notification

×

Iklan

Iklan

Wine Coffee , Sensasi Kopi Bercitarasa Anggur

15 Juli 2018 | 15.24 WIB Last Updated 2022-07-01T01:58:57Z
Foto : Gloopic
  
Pasbana.com --. “Sangat menakjubkan! Serasa bukan minum kopi karena rasa buah seperti berry muncul dalam setiap seruputannya,” ujar Irfan Rahadian . 

Penggemar kopi di Bandung, Jawa Barat, itu mengatakan baru saat itu, 2016 menemukan cita rasa minuman kopi yang unik dan eksklusif. Tak heran banyak orang yang menjuluki minuman yang baru saja ia habiskan itu sebagai wine coffee alias kopi bercita rasa anggur.

Keberadaan kopi bercita rasa anggur itu tak terlepas dari Sabirin RB. Sabirin mengatakan, sensasi rasa ini berasal dari kulit kopi yang terfermentasi selama masa pengolahan. Kulit kopi yang tumbuh di ketinggian di atas 1.500 meter di atas permukaan laut itu lebih tebal dan lebih banyak mengandung nutrisi dibanding dengan kulit kopi yang tumbuh di daerah yang lebih rendah. 

Sensasi rasa anggur dari kulit kopi yang terfermentasi itulah yang meresap ke dalam biji kopi olahan sabirin. Sebab, biji kopi memang sangat sensitif pada aroma di lingkungannya.
 
Sebenarnya wine coffee bukanlah suatu yang baru untuk industri kopi. Tapi banyaknya pertanyaan mengenai kopi jenis ini membuat saya akhirnya menulis sekilas tentang wine coffee. 

WINE dan kopi adalah dua hal yang sangat berbeda. Wine terbuat dari anggur sedangkan kopi adalah kopi. Kemudian apa pula wine coffee itu? Wine coffee sendiri adalah jenis proses pascapanen yang dialami kopi tersebut dan melahirkan sebuah (yang katanya) cita rasa unik menyerupai aroma wine

Dengan kata lain wine coffee juga bisa disebut dengan coffee fermented atau kopi yang mengalami proses fermentasi sebelum menjadi biji kopi.


Lalu apakah semua kopi bisa diproses menjadi wine coffee? 

VBerdasarkan ngobrol singkat dengan seorang petani asal Takengon (yang meminta tak disebutkan namanya), menurutnya kopi yang baik untuk diproses menjadi wine coffee adalah kopi yang ditanam di atas ketinggian at least 1500 mdpl. 

Kenapa harus di ketinggian tertentu, karena (katanya) semakin tinggi kopi ditanam maka akan semakin banyak getahnya. 

Sedangkan jenis kopinya bisa apa saja peaberry juga bisa asal kualitasnya baik. Ceri kopi yang dipilih haruslah ceri merah penuh dan memang harus siap panen betul.

foto : supplement-geek.com


Setelah pemilihan ceri merah kopi, selanjutnya ceri kopi ini akan mengalami dry process yang hampir mirip dengan natural process yaitu penjemuran langsung hingga ceri kopi tersebut mengering secara alami. 

Jika natural process kira-kira memakan waktu penjemuran selama dua minggu, maka wine coffee memakan waktu 30 – 60 hari (tergantung cuaca juga). 

Proses penjemurannya memang sengaja lebih panjang karena petani percaya bahwa semakin lama dijemur, maka ceri akan semakin melekat dengan biji kopi. Dan itulah yang kelak mengeluarkan rasa dan aroma wine.

Di Indonesia sendiri sudah banyak perkebunan kopi yang menerapkan proses wine coffee ini. Tak hanya di Nanggroe Aceh Darussalam dan sekitarnya, di Sumatera Utara, di Jawa dan pulau-pulau lain sudah ada wine coffee. 

Menurut petani, harga wine coffee ini lebih tinggi dari harga kopi lain karena memang prosesnya yang terbilang sulit dan memakan waktu yang lama. Wine coffee ini punya penikmat sendiri dan banyak penggemarnya juga.

Lalu bagaimana dengan rasanya?Men Menurut yang pernah mencoba wine coffee dari Takengon dan menurutnya rasanya cukup unik meski tak terlalu mirip wine beneran. Segar, asam dan berbeda saja sensasinya. Mungkin kamu punya pengalaman minum wine coffee juga? Jadi Makin Tahu Indonesia.


Dihimpun dari berbagai sumber (*


×
Kaba Nan Baru Update