Notification

×

Iklan

Iklan

Kotaku Padang Panjang , Antara Norma dan Regulasi

11 September 2018 | 12.14 WIB Last Updated 2018-09-11T06:12:50Z
Ditulis oleh: Budhi Hermawan *)


Pasbana -- Dinamika kecintaan masyarakat pada daerahnya, kian hari semakin mengkristal di Padang Panjang. Nyaris, slogan 'Tagak Kampuang Paga Kampuang, Tagak Nagari Paga Nagari' terimplementasi semakin nyata disini.

Sikap saling menghormati dan menghargai satu sama lain, terutama kepada pemuka adat, tokoh dan pemimpin, menjadi keharusan tanpa paksaan yang berlaku dalam norma kepatutan masyarakat di Kota Bermartabat, Serambi Mekah ini.

Pasca helat Pemilu Kada dua bulan lalu, sekilas kondisi Padang Panjang berjalan normatif, bagaikan biasanya.

Namun, terlepas dari 'pantulan kulit luar' itu, sebenarnya ada nuansa luar biasa yang tengah berproses disini. Ada semangat primordial kedaerahan yang kian mengental. Ada semangat luhur masyarakat 'asli' Padang Panjang untuk kukuh menjaga marwah daerah serta pemimpin mereka.


Kilauan sinar yang terpancar, telah menyibakan bukti cinta itu. Terang dan teramat jelas.

Baru-baru ini Pemerintah Kota Padang Panjang melangsungkan agenda rutin kerja tahunan, berupa pembahasan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara untuk tahun depan 2019.

Namun nomenclature-nya sedikit beda, karena adanya rujukan surat Mendagri Nomor : 903/6291/OTDA, tgl. 2 Agustus 2018, tentang arahan kebijakan dalam penyusunan KUA dan PPAS 2019.

Tujuan surat, lebih kepada daerah (provinsi dan Kab/Kota) yang telah sukses menggelar Pemilu Kada tahun 2018.

Di surat tersebut, Mendagri menegaskan supaya pemerintah daerah melakukan koordinasi dengan kepala daerah/wakil kepala daerah terpilih, dalam menyusun KUA-PPAS tahun 2019.

Nah, disinilah wujud cinta itu terlukis jelas Kendati secara aturan administrasi pemerintahan rapat "memechingkan" visi misi Wako terpilih dengan usulan program dan penganggaran pada APBD 2019 harus dilakukan Pemko, namun "norma alua jo patuik, caro bakorong bakampuang" yang masih 'kami' junjung tinggi di Padang Panjang, membuat realita itu tetap saja dirasa kurang pas.

Mengapa ?? Karena "kami" di Padang Panjang merasa H. Hendri Arnis masihlah pemimpin hingga batas validasi periodenya.

Jujur saja, merinding saya saat menulis paragraf ini. Ada magnet cinta yang amat kuat disini. Rasa sayang masyarakat pada sang Pemimpin tidak terlipur oleh hasil Pilkada.

H. Hendri Arnis, sosok pemimpin yang peduli dan memiliki responsibility tinggi pada daerah dan masyarakat yang dipimpinnya, serta sosok bersahaja dan senantiasa tampil apa adanya, telah mengikatkan erat buhul cinta itu.

Tak sedikit warga Padang Panjang berucap langsung, bahwa mereka amat sayang pada Pak Hen, Putra Engku H. Arnis.

Namun, itulah dinamika hidup bermasyarakat dan itu pulalah mekanisme pemerintahan yang harus dijalankan Pemko.

Memang sempat ada sedikit riak dalam prosesi ini, bahkan anak nagari Padang Panjang yang kini menjabat Plt  Sekda, sempat terkena bias atas apa yang tidak menjadi kewenangan nya saat proses itu berlangsung.

Tapi saya haqqul yakin, kecerdasan intelektual dan kecerdasan sosial masyarakat yang sudah.merata di kota 'Smart City' ini, akan membawa daerah acuan dan barometernya Sumatera Barat ini, berlayar kian kencang ditengah gelombang lautan yang semakin tenang.

Kami dan kita semua di Negeri Bertuah Padang Panjang, sama berharap, kawasan mungil yang geografisnya menjadi titik sentral Ranah Minang ini, bakal lekas maju dan sejahtera. Inshaa Allah...aamiin Ya Rabbal Alamin.
*) Penulis adalah ASN di Kota Padang Panjang
×
Kaba Nan Baru Update