Notification

×

Iklan

Iklan

Dr. Ismail Novel : Lembaga Tahfiz Quran Jangan Hanya Sekedar Trend

20 Januari 2019 | 19.19 WIB Last Updated 2019-01-20T12:55:37Z
Dr. Ismail Novel, Direktur Pasca Sarjana dan Dosen Fakultas Ilmu Syariah, IAIN Bukittinggi


Agam - Munculnya semangat keagamaan yang cukup tinggi tentang lembaga Tahfiz Quran di tengah-tengah masyarakat dinilai baik untuk menciptakan pendidikan karakter anak sejak dini. Namun Tahfiz Quran harus memiliki metode yang standar, agar dapat diterapkan dengan baik kepada anak didik. 

Dr. Ismail Novel, Direktur Pasca Sarjana dan Dosen Fakultas Ilmu Syariah, IAIN Bukittinggi, mengatakan, Minggu (20/01), misalnya sebelum masuk pendidikan Tahfiz Quran anak harus memiliki kualifikasi diantaranya, usia, kemampuan, pemahaman, pendidikan, dan lain sebagainya. Jangan sampai menjamurnya lembaga Tahfiz Quran di tengah-tengah masyarakat hanya sekedar trend, dengan cara menarik perhatian orang tua agar anaknya dinilai lebih menguasai Al-Quran dibandingkan dengan anak-anak lain se-usianya.

Hal ini disampaikan Dr. Ismail, disela-sela Pengukuhan Pondok Tahfiz Riyadhul Jannah, di Masjid Al Ihsan Muhammadiyah, Jorong Durian, Kamang Mudiak. Lanjut Ismail, meskipun tidak bisa dipungkiri menjamurnya lembaga Tahfiz Quran trend, namun ini adalah trend keagamaan masyarakat yang positif. Lembaga Tahfiz Quran bagus, namun jangan hanya berhenti pada tataran hafalan saja, ada hal yang lebih prinsip yaitu memahami dan mengamalkan Al-Quran. 

Sementara itu, Novi Irwan, S.Pd, MM, Anggota Komis IV DPRD Kabupaten Agam, mengatakan, pemda Kabupaten Agam yang madani selalu menyerukan kembali ke surau atau masjid karena Minang Kabau yang berlandaskan adat basandi sarak, sarak basandi kitabulah. Tahfiz Quran adalah keagamaan, silat adalah budaya harus kita bangkitkan kembali di dalam kehidupan masyarakat.

Novi Irwan, S.Pd, MM, Anggota Komis IV DPRD Kabupaten Agam

Sebagai Kader Muhammadiyah, Novi menilai, menjamurnya lembaga Tahfiz Quran ditengah-tengah masyarakat bukan trend, tetapi ini adalah salah satu bentuk pendidikan karakter anak. Perihal pendidikan dan pemahaman keagamaan anak lebih tinggi dibandingkan dengan pendidikan yang lain akan berdampak kepada kecerdasan dan kesejahteraan anak didik dimasa akan datang.
Novi Irwan, menambahkan, Pemerintah Daerah dan DPRD Kabupaten Agam sudah mendukung kegiatan sistem belajar mengajar di Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA). Namun menurut Novi masih belum cukup maksimal karena  masih mencari format yang pas dalam menganggarkan kegiatan tersebut.

MDA dan TPA adalah pendidikan Non Formal (Luar Sekolah) yang tampil berdampingan dengan pendidikan formal untuk mendapatkan pembinaan baca tulis, tahsin dan tahfiz Al-Qur’an serta bimbingan aqidah, akhlaq dan Ibadah yang benar.

Novi Irwan, Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Agam, menyampaikan, hal ini sedang disusun oleh DPRD Kabupaten Agam  dalam sebuah ranperda yang dapat mendukung tentang sistem belajar mengajar dan kesejahteraan guru untuk dijadikan Perda MDA dan TPA . (Rizky)
×
Kaba Nan Baru Update