Notification

×

Iklan

Iklan

Masjid Adalah Episentrum Pembinaan Karakter

05 Maret 2020 | 10:25 WIB Last Updated 2020-03-05T03:28:18Z
Oleh Satria Asmal *)

Pasbana.com -- Mesjid sebagai episentrum atau pusat penempaan akhlak, telah dicontohkan oleh Rasulullulah semenjak dimulainya dakwah islam.

Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah SAW pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi di Quba, sekitar 5 km di sebelah tenggara Kota Madinah. Dalam Al Qur'an disebutkan bahwa Masjid Quba adalah masjid yang dibangun atas dasar takwa (QS.Surat At Taubah:108).

Sedangkan Masjid Nabawi pada bulan Raibul Awal di awal-awal hijrahnya ke Madinah. Pada saat itu panjang masjid adalah 70 hasta dan lebarnya 60 hasta atau panjangnya 35 m dan lebar 30 m. Dan kondisinya masih sangat sederhana

Begitu penting dan strategisnya peran mesjid tersebut sehingga menjadi prioritas dibangun lebih awal sebelum yang lain.
Di mesjid itu dijadikan oleh baginda nabi sebagai pusat pembinaan akhlak,mental,spiritual dan bahkan pusat pemerintahan. 

Dari penempaan mesjid itulah lahir begitu banyak sahabat sahabat berkualitas seperti Abu Bakar, Umar, Ustman, Ali, Zubair, Abdurrahman bin Auf, khalid dan lain-lain yang telah menorehkan sejarah emas di perjalanan peradaban islam.

Dalam sejarah emas Minangkabau,  mesjid dan surau juga memegang peranan penting dalam mencetak tokoh tokoh terbaiknya. Bahkan tokoh-tokoh tersebut berkiprah secara nasional dan internasional. Siapa yang tidak kenal dengan Buya Hamka, Agus Salim, M Yamin, Muhammad Hatta, Sutan Syahril, Muhammad Natsir dan sederatan tokoh tokoh Minangkabau yang pernah merasakan penempaan surau. Disana mereka diajarkan mengaji, aqidah, akhlak dan tata krama, bersilat, berpidato pasambahan dan sebagainya. Sehingga lahirlah generasi yang siap menghadapi tantangan zaman saat itu karena telah dipersiapkan dengan berbagai bekal keilmuan.

Maka di kondisi kekinian seperti sekarang ini dengan tantangan yang juga semakin kompleks dalam membina generasi muda, mesjid tetap menjadi pilihan sangat relevan sebagai pusat pembinaan generasi muda untuk menjadi pribadi berkualitas.
Banyak hal yang bisa di programkan kembali dari mesjid.

Mungkin kita pernah mendengar Mesjid Jogokarian Jogjakarta yang saldo kas mesjidnya selalu nol karena digunakan untuk berbagai macam program.

Maka bisa menjadi salah satu mesjid rujukan untuk melihat pengelolaan mesjid dengan memaksimalkan seluruh potensi dan kelebihan yang ada.

Mesjidnya tidak terlalu besar tapi selalu ramai pengunjung dan terlihat juga banyak didominasi generasi muda. Berbagai program dan fasilitas disediakan seperti wifi gratis, pojok anak, pojok literasi mesjid, program takjil gratis, kajian khusus generasi muda, pendataan jamaah berkala, yang belum shalat jamaah ke mesjid nanti akan di silaturahimi. 

Program beasiswa bagi jamaah pelajar, hadiah umrah bagi yag paling rajin kemesjid dan banyak program berkualitas lain nya yang membuat pengunjung tak pernah sepi dan membuat saldo kas mesjid nya selalu kosong karena program tersebut.

Jadi, bukanlah sebuah kebanggaan menumpuk numpuk saldo kas mesjid, membuat berbagai macam larangan larangan yang membuat orang enggan kemesjid.namun semestinya mesjid menyiapkan program program kreatif yang semakin meningkatkan kecintaan ke mesjid dan kepada islam ini.(***)

*)Humas dan Pj. Sosial  Mesjid Raudhatul Jannah SMA 1 Sumbar 
×
Kaba Nan Baru Update