Notification

×

Iklan

Iklan

Teliti Kemagnetan Gua, Mahasiswa S2 Fisika UNP Laksanakan Kuliah Lapangan di Gua Rantai Batu Payuang

18 September 2022 | 19.46 WIB Last Updated 2022-09-19T01:09:38Z
Mahasiswa Program S2 Ilmu Fisika UNP Ikuti Kuliah Lapangan di Gua Rantai Batu Payuang (Dokumentasi Tessa)


Oleh Ferdinal
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas


PASBANA - Sejalan dengan kegiatan penelitian Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) yang sedang dilaksanakan oleh Dr. Hamdi, M.Si, Peneliti yang juga dosen pengampu mata kuliah "Paleo, Rock and Environmental Magnetism", sejumlah mahasiswa Program S2 Ilmu Fisika UNP turut mengikuti kuliah lapangan di lokasi penelitian, yaitu Gua Rantai Batu Payuang, Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota. 

Dr. Hamdi, M.Si menyampaikan bahwa sejumlah mahasiswa mengambil mata kuliah “paleo, rock and Environmental Magnetism, yang merupakan  salah satu mata kuliah pilihan di program Magister Fisika UNP yang ditawarkan pada semester 2.

" Mata kuliah ini terdiri dari 16 kali pertemuan dengan komponen tatap muka, laboratorium dan kuliah lapangan, " jelas Dr. Hamdi. 

Mata kuliah ini mempelajari kemagnetan, yaitu sifat magnet batuan, yang terdiri dari kemagnetan purba, kemagnetan batuan, kemagnetan lingkungan menggunakan metode kemagnetan batuan. 

“Kami membawa mahasiswa langsung ke lapangan dimana mereka melakukan observasi sekitar gua dan mengambil sampel bebatuan dalam gua untuk diuji kemagnetannya, " ungkapnya. 

Kegiatan ini amat penting bagi mereka yang mengambil mata kuliah ini, khususnya kajian kebumian, seperti gua. Gua tidak hanya berupa rongga bumi yang memiliki stalaktit dan stalagmit tapi juga menyimpan ilmu bagi manusia. 

“Gua berfungsi sebagai arsip aktifitas bumi. Dalam gua terkandung informasi tentang perubahan lingkungan, iklim, aktifitas gunung api, termasuk arkeologi,” imbuh Dr. Hamdi.


Aktifitas Mahasiswa Dalam Gua Rantai (Dokumentasi Tessa)



Menurut Dr. Hamdi, selesai melaksanakan kuliah lapangan ini, setiap mahasiswa ditugaskan untuk membuat laporan hasil observasi dan analisis kemagnetan yang diperoleh. 

Hasil ini kemudian diolah menjadi sebuah tulisan yang akan diterbitkan di jurnal ilmiah. Kuliah lapangan yang dilaksanakan dari tanggal 15 sampai 16 September 2022 ini diawali dengan kegiatan camping di dekat Gua Rantai.


Dr. Hamdi dan Mahasiswa Berfoto di depan Area Camping (Dokumentasi Tessa)



Kuliah lapangan ini adalah kegiatan pendamping dalam pelaksanaan penelitian Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) yang dilaksanakan oleh 4 orang peneliti dari 4 Perguruan Tinggi, yaitu Peneliti utama Dr. Hamdi, M.Si (UNP) berkolaborasi dengan Dr. Siti Zulaikah, M. Si dari Universitas Negeri Malang (UM), Drs. Ferdinal, MA, PhD dari Unand, dan Dr. Dini Fitriani, M. Si dari Unpad, yang meneliti sejumlah gua di Halaban, Sijunjung dan Trenggalek. 

Gua utama yang diteliti dari 3 daerah tersebut adalah Gua Rantai di Batu Payuang, Gua Danau di Sitanang, Gua Loguang di Aie Angek dan Gua Lowo di Watuagung.

“Kuliah lapangan ini merupakan satu dari rangkaian kegiatan penelitian RKI setelah FGD dan PKM yang dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan penelitian RKI,” ungkap Dr. Hamdi. 

Menurut Dr. Hamdi, wisata edukasi semacam ini berhasil menarik perhatian dari sejumlah mahasiswa Fisika UNP. Yulia misalnya, salah seorang mahasiswa yang mengikuti kuliah lapangan ini menilai bahwa dia mengambil mata kuliah ini karena ada kegiatan kuliah lapangan.

 “Walaupun sebuah mata kuliah pilihan, saya mengambil mata kuliah ini karena ada kegiatan lapangan yang menarik,” papar dia.

Kuliah Lapangan ini dilaksanakan di Batu Payuang. Menurut Yulia, nagari ini sangat mendukung kegiatan ini karena memiliki sejumlah gua yang bisa dijadikan lokasi kegiatan. 

Disamping itu Batu Payuang mudah diakses dengan kendaraan. Kemudian, masyarakat sekitar juga sangat ramah dan mendukung wisata edukasi semacam ini. 

Gua yang dijadikan lokasi kegiatan adalah Gua Rantai, yang terletak dekat rumah penduduk serta diapit oleh sawah dan kebun penduduk.

Gua yang belum banyak dijamah publik ini menawarkan material bagi pembelajar berbagai pembelajar, termasuk fisika, kimia, biologi dan bahkan budaya, sastra, seni, arkeologi dan olahraga. 


Mahasiswa sedang mengambil sampel bebatuan di dalam Gua Rantai (Dokumentasi Tessa)


Bagi mahasiswa seperti Yulia, Gua Rantai menjadi pustaka bagi dia dan rekan-rekannya untuk menggali ilmu sesuai minat dan kebutuhan mereka. Yulia sendiri, misalnya tertarik dengan materi biofisika, seperti pasir silika. 

Walaupun pasir ini belum pasti ada dalam gua ini, bebatuan lainnya bisa memberi dia informasi tentang arsip kebumian yang disimpan gua ini. 


Mahasiswa mengambil sample tanah dan pasir di sekitar Gua Rantai (Dokumentasi Tessa)


Perpaduan antara warisan alam dan ilmu pengetahuan menjadi salah satu kekuatan yang dimiliki Gua Rantai batu Payuang. Kekayaan alam yang ada dalam gua ini belum semuanya terungkap oleh pengamat dan peneliti. 

Gua ini tentunya siap menunggu kedatangan mereka untuk mengungkap kekayaan yang ada dalam gua ini serta mereka yang ingin mengetahui wajah dan pengetahuan yang tersimpan di dalamnya.(*) 

#Batu Payuang, 16 September 2022

×
Kaba Nan Baru Update