Notification

×

Iklan

Iklan

Pertama di Sumatera, Galanggang Arang Kayu Tanam Hadirkan Pameran Seni Rupa dan Arsip di Gerbong Kereta

29 November 2023 | 15.16 WIB Last Updated 2023-11-30T12:11:24Z


Padang Pariaman, pasbana - Galanggang Arang #7 yang berlangsung di stasiun Kayutanam pada 28-29 November 2023 menghadirkan suatu bentuk inovasi dalam mengapresiasi seni.

Salah satu sorotan utama dalam perhelatan ini adalah Pameran Seni Rupa dan Arsip tentang Warisan Budaya Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) di Gerbong Kereta Api Lembah Anai jurusan Kayutanam-Duku-Bandara Internasional Minangkabau.

Pameran ini diresmikan tanggal 28 November 2023 pukul 15.30 oleh Sofan Hidayah selaku Kepala Drive II KAI Sumbar di Stasiun Kayutanam dengan menyampaikan pesan dukungan upaya memajukan budaya penciptaan seni di jalur WTBOS.




“Kami mendukung pemajuan kebudayaan dan penciptaan karya seni di jalur WTBOS ini,” ujar Sofan (28/11).

Peresmian pameran ditandai dengan penerbangan 20 layang-layang 'darek' oleh anak nagari di Stasiun Kayutanam, pembubuhan tanda tangan di stiker Galanggang Arang #7 yang tertempel di depan pintu gerbong dan pemotongan pita di pintu masuk gerbong KA.

Direktur Artistik Galanggang Arang #7, Yusuf Fadly Aser menyebutkan ekspresi inovatif ini bertujuan untuk menyebarluaskan pengetahuan sejarah melalui pendekatan seni rupa. Aser yakin hal tersebut akan meningkatkan kepedulian dan kesadaran tentang pentingnya mengetahui sejarah dari warisan anak nagari yang diakui dunia.

Pameran ini melibatkan 3 orang seniman yakni Body Dharma seniman Indonesia asal Kayutanam yang menyuguhkan seni sketsa, Ariq Al Hani (Padang) di pameran arsip, dan Arif Rahman pada commision art (Pariaman).

“Ada 14 karya sketsa Body Dharma yang kita pajang di setiap jendela gerbong penumpang. Karya yang telah dikurasi tersebut menarasikan visual dari 3 zona WTBOS mulai dari Sawahlunto, Teluk Bayur dan beberapa stasiun yang merupakan jalur perlintasan Mak Itam. Harapannya setiap penumpang bisa menikmati instalasi sketsa pada kereta yang berjalan,” ujar Aser.

Pameran arsip Ariq Al Hani juga cukup unik. Foto arsip dan narasinya digantung pada langit-langit gerbong. Aser menjelaskan hal tersebut agar menarik minat pengunjung untuk membaca arsip.




Selanjutnya ada commision art dari Arif Rahman yang menarasikan pertambangan batubara pada masa kolonial. Gambar batubara, lori (alat manual pengangkut batubara), baliang (sejenis kapak besi dengan ujung runcing di kedua sisinya), rantai dan siluet orang tambang ditempel pada sebelah kiri sepanjang badan gerbong penumpang.

“Instalasi ini bertujuan untuk menyampaikan pesan bahwa dahulunya kereta api mengangkut batubara yang ditambang oleh orang rantai di Sawahlunto. Setiap gambar berwarna monokrom (hitam) untuk memberi kesan kuat pada pertambangan batubara,” ujar Arif.

Selain itu, Arif juga membuat replika lori dan 3 silo yang dipajang di halaman stasiun Kayutanam. Arif menyebutkan inspirasi dari karya tersebut berangkat dari risetnya terkait WTBOS. Uniknya, instalasi 3 silo terbuat dari bambu.

“Instalasi 3 silo dari bambu ini merupakan bentuk respon terhadap alam yang ada di Kayutanam. Anak nagari di sini membantu kami mencari bahan baku bambu yang akan digunakan, juga terlibat di proses pengolahan. Jadi saya bisa bilang ini adalah karya bersama anak nagari,” tambah Arif.

Selain instalasi di gerbong, juga hadir pameran lukisan karya Kamal Guci (seniman Indonesia asal Padang Pariaman) di ruang tunggu stasiun yang menarasikan tentang jalur kereta di Lembah Anai. Ada juga mural bertema WTBOS di jalur Kayutanam yang dikerjakan oleh Olimsyaf Putra, seniman anak nagari Kayutanam.

Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) tidak ketinggalan untuk memamerkan dokumen arsip terkait WTBOS di rumah tua depan kantor korong Pasa Tangah, depan stasiun Kayutanam. Tidak hanya itu, BPK juga mensponsori tiket gratis bagi penumpang KA Lembah Anai selama tanggal 28-29 November 2023.

Mahatma Muhamad, kurator Galanggang Arang menyebutkan bahwa sadar atau tidak kehadiran WTBOS melahirkan banyak perkembangan di masyarakat. Terlepas dahulunya masyarakat punya sejarah pelik tentang pembangunan jalur kereta dan fungsinya pada masa kolonial.

“Tidak ada satu pun yang bisa memungkiri sejarah. Namun kita bicara tentang hari ini dan ke depan. Seperangkat stasiun dengan kereta serta jalurnya sudah terlanjur hadir -- mau tidak mau, suka tidak suka -- telah menjadi nadi bagi masyarakat setempat. Tempat menyandarkan kehidupan, menghidupkan ekonomi dan kebudayaan,” papar Mahatma.




Mahatma juga menyampaikan bahwa WTBOS telah menginspirasi lahirnya penciptaan karya seni. “Para seniman musik merespon pengetahuan itu dengan mencipta pola perkusi kureta mandaki. Seniman rupa meresponnya dengan pameran karya rupa dan instalasi serta media publikasi,” ungkap Mahatma.

Nanda Andika Saputra, ketua panitia Galanggang Arang #7 menyebutkan bahwa ada ratusan warga yang mengantri untuk melihat pameran di dalam kereta.

Galanggang Arang: "Anak Nagari Merayakan Warisan Dunia” merupakan program prioritas Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek. Peluncuran programnya telah dilaksanakan di Padang 19 Oktober 2023 lalu.

Sedangkan WTBOS adalah salah satu Warisan Dunia dari Indonesia, yang telah ditetapkan UNESCO pada 6 Juli 2019, karena dianggap memiliki sejarah dan ilmu pengetahuan yang sangat penting bagi peradaban pada masa itu.

Stasiun Kayutanam Kabupaten Padang Pariaman diketahui berada di Zona B WTBOS. Zona ini merupakan rangkaian jalur kereta api penghubung kota Sawahlunto dan pelabuhan Emmahaven, yang sekarang bernama Teluk Bayur. Jalur tersebut juga melewati beberapa kabupaten kota lainnya seperti Kabupaten Solok, Kota Solok, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang.

WTBOS terbagi dalam tiga zona utama. Dua zona lainnya seperti zona A meliputi kawasan industri tambang batubara Kota Sawahlunto dan Zona C meliputi kawasan penampungan batubara (Silo Gunung) di pelabuhan Teluk Bayur. (Rilis) 
×
Kaba Nan Baru Update